26.7 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Suka Judi Online, Punya Banyak Utang

Gantung diri-Ilustrasi
Gantung diri-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kematian Afandi Gultom (21), mahasiswa Unimed yang ditemukan membusuk dengan kondisi tergantung di kamar kosnya, dicurigai pigak keluarga. Ayahnya yang datang langsung dari Sipirok, terpukul melihat jasad anak bungsunya tewas mengenaskan dan diotopsi di RS Bhayangkara Medan, Senin (23/3).

Bersama rombongan yang merental mobil sedan, ayah Fandi dan keluarganya pun mendatangi Polsek Percut Seituan sekira pukul 11.00 WIB. “Kami mau bilang sama polisi kalau itu memang anak kami,” ujarnya sedih sambil membawa akta kelahiran Fandi.

Dia berharap kematian Fandi diselidiki tuntas. “Apakah dia meninggal karena bunuh diri atau dibunuh,” tambahnya.

Sekitar 1 jam mereka di sana dan mengisahkan pribadi Fandi. “Aku mimpi kemarin gigiku patah bagian atas depan, rupanya ini tandanya itu,” isaknya dan perlahan meneteskan air mata.

Si ayah mengaku curiga. Sebab, info diterimanya, Fandi sudah membusuk dan lidahnya tidak menjulur. Bahkan ada luka di tangan dan kaki seperti luka seret serta jarak kaki ke lantai yang tidak menggantung.

Mereka lalu ke RS Bhayangkara. “Belum ada hasilnya. Kata polisi nunggu seminggu lagi Lae. Ini mayatnya kami bawa ke Sipirok pakai ambulans,” tambah paman Fandi. Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung juga berkata senada, “Masih kita tunggu hasil visum,” ujarnya.

Sementara, reputasi Fandi Gultom ternyata dikenal pemain judi ulung tetapi sering kalah di dunia maya. Fandi juga betah main game online seharian. “Dia suka main judi poker online dan judi kartu. Sering pinjam uang dan gadai hp. Aku aja pernah dipinjamnya Rp.300 ratus ribu tapi udah dibayarnya memang, karena aku tagih terus,” ujar mahasiswa jurusan geografi yang namanya enggan disebutkan.

Senada disampaikan Marni br Gultom (19), adik stambuknya. “Kami satu marga, dia sering pinjam uang, buat makan katanya. Ya aku kasih aja, kan gak masalah sama aku,” ujar Marni.

Bahkan Fandi, sambungnya, sempat menawarkan laptopnya pada Marni seharga Rp.1 juta lebih. Namun Marni menolak lantaran tak punya uang. Fandi juga dicurigai punya utang ke orang luar kampus. “Sekitar dua minggu yang lalu, ada dua orang pakai kereta matik ke kampus kami nyari Fandi. Katanya Fandi ada utang sekitar belasan juta gitu, kami bilang gak tahu,” ujar Ardi, teman satu kampus Fandi.

Selang seminggu setelah kedatangan dua pria misterius berbadan tinggi dan berbadan berisi itu, Fandi baru muncul di kampus. Itu pun Fandi langsung berpamitan kepada teman untuk pergi jauh. “Seminggu habis dua orang itu datang, rupanya datang juga si Fandi pamit,” tambah Ardi.

Sementara, biro Fakultas PPKN Unimed saat dikonfirmasi, enggan membeber apakah Fandi punya utang atau tidak. “Masalah itu bang yang boleh tau cuma keluarga aja,” ujar salah seorang kepala administrasi. POSMETRO MEDAN juga menyambangi warnet di Jalan Pancing. Terlihat banyak anak-anak yang main judi poker online di sejumlah warnet.

“Kami kenal sama Fandi Gultom, yang gantung diri itu kan bang? Dia udah jarang main di sini. Karena kalau main dia kalah terus kami lihat, gak pernah menang,” ujar Bahar salah seorang pemain warnet.(mri/trg)

Gantung diri-Ilustrasi
Gantung diri-Ilustrasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kematian Afandi Gultom (21), mahasiswa Unimed yang ditemukan membusuk dengan kondisi tergantung di kamar kosnya, dicurigai pigak keluarga. Ayahnya yang datang langsung dari Sipirok, terpukul melihat jasad anak bungsunya tewas mengenaskan dan diotopsi di RS Bhayangkara Medan, Senin (23/3).

Bersama rombongan yang merental mobil sedan, ayah Fandi dan keluarganya pun mendatangi Polsek Percut Seituan sekira pukul 11.00 WIB. “Kami mau bilang sama polisi kalau itu memang anak kami,” ujarnya sedih sambil membawa akta kelahiran Fandi.

Dia berharap kematian Fandi diselidiki tuntas. “Apakah dia meninggal karena bunuh diri atau dibunuh,” tambahnya.

Sekitar 1 jam mereka di sana dan mengisahkan pribadi Fandi. “Aku mimpi kemarin gigiku patah bagian atas depan, rupanya ini tandanya itu,” isaknya dan perlahan meneteskan air mata.

Si ayah mengaku curiga. Sebab, info diterimanya, Fandi sudah membusuk dan lidahnya tidak menjulur. Bahkan ada luka di tangan dan kaki seperti luka seret serta jarak kaki ke lantai yang tidak menggantung.

Mereka lalu ke RS Bhayangkara. “Belum ada hasilnya. Kata polisi nunggu seminggu lagi Lae. Ini mayatnya kami bawa ke Sipirok pakai ambulans,” tambah paman Fandi. Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung juga berkata senada, “Masih kita tunggu hasil visum,” ujarnya.

Sementara, reputasi Fandi Gultom ternyata dikenal pemain judi ulung tetapi sering kalah di dunia maya. Fandi juga betah main game online seharian. “Dia suka main judi poker online dan judi kartu. Sering pinjam uang dan gadai hp. Aku aja pernah dipinjamnya Rp.300 ratus ribu tapi udah dibayarnya memang, karena aku tagih terus,” ujar mahasiswa jurusan geografi yang namanya enggan disebutkan.

Senada disampaikan Marni br Gultom (19), adik stambuknya. “Kami satu marga, dia sering pinjam uang, buat makan katanya. Ya aku kasih aja, kan gak masalah sama aku,” ujar Marni.

Bahkan Fandi, sambungnya, sempat menawarkan laptopnya pada Marni seharga Rp.1 juta lebih. Namun Marni menolak lantaran tak punya uang. Fandi juga dicurigai punya utang ke orang luar kampus. “Sekitar dua minggu yang lalu, ada dua orang pakai kereta matik ke kampus kami nyari Fandi. Katanya Fandi ada utang sekitar belasan juta gitu, kami bilang gak tahu,” ujar Ardi, teman satu kampus Fandi.

Selang seminggu setelah kedatangan dua pria misterius berbadan tinggi dan berbadan berisi itu, Fandi baru muncul di kampus. Itu pun Fandi langsung berpamitan kepada teman untuk pergi jauh. “Seminggu habis dua orang itu datang, rupanya datang juga si Fandi pamit,” tambah Ardi.

Sementara, biro Fakultas PPKN Unimed saat dikonfirmasi, enggan membeber apakah Fandi punya utang atau tidak. “Masalah itu bang yang boleh tau cuma keluarga aja,” ujar salah seorang kepala administrasi. POSMETRO MEDAN juga menyambangi warnet di Jalan Pancing. Terlihat banyak anak-anak yang main judi poker online di sejumlah warnet.

“Kami kenal sama Fandi Gultom, yang gantung diri itu kan bang? Dia udah jarang main di sini. Karena kalau main dia kalah terus kami lihat, gak pernah menang,” ujar Bahar salah seorang pemain warnet.(mri/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/