27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

10 Warga Ikut Terjangkit, Korban Muntaber 108 Orang

Foto: Hulman/PM Andro Lolo Sinaga, bocah SD yang tak bisa bersekolah karena terjangkit wabah muntaber di Deliserdang.
Foto: Hulman/PM
Andro Lolo Sinaga, bocah SD yang tak bisa bersekolah karena terjangkit wabah muntaber di Deliserdang.

PANTAI LABU, SUMUTPOS.CO – Jumlah korban yang terjangkit muntaber (muntah berak) terus bertambah. Sepuluh warga kembali terjangkit. Sayangnya, Pemkab Deliserdang tak terlihat serius menangani meski sudah 5 warga tewas.

Dinas Kesehatan (Diskes) Deliserdang juga tak luput dari tudingan tidak serius menanggulangi muntaber yang sudah masuk kategori Kasus Luar Biasa (KLB) itu. Apalagi, posko yang didirikan di rumah warga di Dusun VIII Huta Bagasan Desa Durian Kecamatan Pantai Labu, tanpa ada tim medis.

Wakil Ketua DPRD Deliserdang, Imran Obos, Senin (23/3) menyebutkan, “Kalau memang posko sudah didirikan harus dilengkapi obat-obatan dan tenaga medis berupa dokter maupun bidan. Kalau posko tidak dilengkapi tenaga medis, berarti Dinas Kesehatan tidak serius menanggulanginya,” sebut politisi PAN itu.

“Harus serius menangani warga yang sudah terjangkit dan menahan penyebarannya,” pungkasnya. Sementara itu, Eka br Peranginangin, menantu T Sitorus, pemilik rumah yang dijadikan posko itu, kepada kru Koran ini mengaku sejak pagi tenaga medis tidak ada yang standby di posko rumahnya.

Warga yang terjangkit lagi yakni Tiurmala br Situmorang (56) warga Dusun VIII Huta Bagasan Desa Durian, Andro Lolo Sinaga (7) warga yang sama. Bocah kelas I SD itu terpaksa tidak ikut belajar karena mencret hingga beberapa kali dan mendapat perawatan pada klinik Bidan Sabrina br Tarigan di Dusun VII Barisan Porsea Desa Durian.

Sedangkan 8 warga lagi mendapat perawatan di Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Durian. Yaitu, M Zaki (11) warga Dusun III Desa Durian, Safiah (12) warga Dusun I Desa Durian, Ardiana Sifani (4) warga Dusun I Desa Durian, Natmiati (61) warga Dusun I Desa Durian.

Nisa berumur 9 bulan warga Dusun III Desa Durian terpaksa dirujuk ke Puskesmas Pantai Labu karena muntah beberapa kali dan wajahnya membiru. Kemudian Sapari (65) warga Dusun III Desa Durian mencret beberapa kali, Siti Aisah (13) warga Dusun III Desa Durian dan Nurhaira Putri bermuru 14 bulan warga Dusun III Desa Durian juga mengalami mencret.

Data yang dihimpun kru koran ini, hingga Senin (23/3) sore, warga yang terjangkit muntaber sebanyak 108 orang, lima warga meninggal dunia. Sedangkan yang berobat ke Pustu Durian sebanyak 46 warga, di klinik praktek bidan Sabrina br Tarigan sekaligus posko penanggulangan muntaber sebanyak 62 orang.

“Bisa jadi warga yang terjangkit akan terus bertambah jika Dinas Kesehatan Deli Serdang membiarkan muntaber itu menggerogoti warga. Buktinya sampai sekarang hanya oralit dan kaporik saja yang dikasih kepada warga untuk menanggulangi penyakit muntaber itu,” sebut Hulman Manurung, mantan Kepala Desa Durian. (man)

Foto: Hulman/PM Andro Lolo Sinaga, bocah SD yang tak bisa bersekolah karena terjangkit wabah muntaber di Deliserdang.
Foto: Hulman/PM
Andro Lolo Sinaga, bocah SD yang tak bisa bersekolah karena terjangkit wabah muntaber di Deliserdang.

PANTAI LABU, SUMUTPOS.CO – Jumlah korban yang terjangkit muntaber (muntah berak) terus bertambah. Sepuluh warga kembali terjangkit. Sayangnya, Pemkab Deliserdang tak terlihat serius menangani meski sudah 5 warga tewas.

Dinas Kesehatan (Diskes) Deliserdang juga tak luput dari tudingan tidak serius menanggulangi muntaber yang sudah masuk kategori Kasus Luar Biasa (KLB) itu. Apalagi, posko yang didirikan di rumah warga di Dusun VIII Huta Bagasan Desa Durian Kecamatan Pantai Labu, tanpa ada tim medis.

Wakil Ketua DPRD Deliserdang, Imran Obos, Senin (23/3) menyebutkan, “Kalau memang posko sudah didirikan harus dilengkapi obat-obatan dan tenaga medis berupa dokter maupun bidan. Kalau posko tidak dilengkapi tenaga medis, berarti Dinas Kesehatan tidak serius menanggulanginya,” sebut politisi PAN itu.

“Harus serius menangani warga yang sudah terjangkit dan menahan penyebarannya,” pungkasnya. Sementara itu, Eka br Peranginangin, menantu T Sitorus, pemilik rumah yang dijadikan posko itu, kepada kru Koran ini mengaku sejak pagi tenaga medis tidak ada yang standby di posko rumahnya.

Warga yang terjangkit lagi yakni Tiurmala br Situmorang (56) warga Dusun VIII Huta Bagasan Desa Durian, Andro Lolo Sinaga (7) warga yang sama. Bocah kelas I SD itu terpaksa tidak ikut belajar karena mencret hingga beberapa kali dan mendapat perawatan pada klinik Bidan Sabrina br Tarigan di Dusun VII Barisan Porsea Desa Durian.

Sedangkan 8 warga lagi mendapat perawatan di Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Durian. Yaitu, M Zaki (11) warga Dusun III Desa Durian, Safiah (12) warga Dusun I Desa Durian, Ardiana Sifani (4) warga Dusun I Desa Durian, Natmiati (61) warga Dusun I Desa Durian.

Nisa berumur 9 bulan warga Dusun III Desa Durian terpaksa dirujuk ke Puskesmas Pantai Labu karena muntah beberapa kali dan wajahnya membiru. Kemudian Sapari (65) warga Dusun III Desa Durian mencret beberapa kali, Siti Aisah (13) warga Dusun III Desa Durian dan Nurhaira Putri bermuru 14 bulan warga Dusun III Desa Durian juga mengalami mencret.

Data yang dihimpun kru koran ini, hingga Senin (23/3) sore, warga yang terjangkit muntaber sebanyak 108 orang, lima warga meninggal dunia. Sedangkan yang berobat ke Pustu Durian sebanyak 46 warga, di klinik praktek bidan Sabrina br Tarigan sekaligus posko penanggulangan muntaber sebanyak 62 orang.

“Bisa jadi warga yang terjangkit akan terus bertambah jika Dinas Kesehatan Deli Serdang membiarkan muntaber itu menggerogoti warga. Buktinya sampai sekarang hanya oralit dan kaporik saja yang dikasih kepada warga untuk menanggulangi penyakit muntaber itu,” sebut Hulman Manurung, mantan Kepala Desa Durian. (man)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/