30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Polisi Buru Budi, Keluarga Patungan Bayar RS

Foto: Pra Evasi Haloho Rimayanti br Nasution (24) alias Anggi dirawat di ICU RSU Djasamen Saragih, Senin (24/11/2014).
Foto: Pra Evasi Haloho
Rimayanti br Nasution (24) alias Anggi dirawat di ICU RSU Djasamen Saragih, Senin (24/11/2014).

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Keberadaan Budi Alamsyah (35), pembantai sepupunya, belum juga terlacak. Beberapa tim polisi sudah dikerahkan untuk melacak keberadannya tapi belum membuahkan hasil. Ini ditegaskan Kasat Reskrim Polres Siantar, AKP J Sinaga, Selasa (25/11).

Sejumlah daerah yang diduga tempat persembunyiannya juga telah dicari seperti di Kisaran bahkan sampai ke Pekan Baru. Polisi menduga kalau keberadaan Budi sudah tidak di Siantar lagi. “Bagi masyarakat yang mengetahui ataupun yang melihat Budi agar dapat segera memberitahukan kepada pihak kepolisian. Sebab Budi dianggap yang paling bertanggungjawab atas aksi keji yang megakibatkan tiga bersaudara ini bersimbah darah dan satu orang meninggal dunia. Dia akan terus diburu sampai kemanapun,” tegas AKP J Sinaga.

Terpisah, kondisi Rimayanti br Nasution -akrab dipanggil Anggi- yang dirawat di RSU Djasamen Saragih, sudah mulai membaik. Bahkan Selasa (25/11) siang kemarin dia sudah dipindahkan dari ruang ICU ruang rawat inap umum. Perban yang sebelumnya tergulung di kepalanya terlihat sudah dibuka dan digantikan dengan perban yang baru.

Walaupun sudah lewat pada masa kritis, kondisi Anggi masih cukup memprihatinkan. Sebab bagian wajahnya masih banyak luka-luka, khususnya di bagian mulut, sehingga masih sulit untuk berbicara. Namun akibat peristiwa yang menimpanya, rasa traumanya masih tinggi. Sebab ketika melihat seorang pria yang tidak dikenalnya, ia langsung gelisah.

Sedangkan Saurma Melianty br Sitorus (17)yang dirawat di ICU RS Tiara kondisinya masih kritis di ICU. Walaupun sudah bisa mulai berbicara, akan tetapi kondisi masih lemah. Kemungkinan dokter baru bisa mengizinkan pindah ruangan hari Rabu (26/11). Melianty br Sitorus yang masih kelas III SMK Negeri 1 tampak dikunjungi teman-teman sekelasnya.

Saat berada di ruang ICU, Anisa mengatakan kalau kondisi Melianty sudah sadar. Sehingga sudah bisa mengenal siapa yang datang. Hanya saja kondisinya pikirannya yang belum stabil. “Dimana kakak ama Bapak. Itu yang ditanyakan kepada kami. Jadi kami hanya jawab sedang keluar beli makanan,” terang Anisa menirukan perbincangan mereka di ruang ICU. Karena kondisinya yang masih parah, sehingga belum bisa berbicara banyak, sehingga mereka hanya sebentar berada di ruang ICU.

Sementara, untuk menjaga Melianty br Sitorus dan Rimayanti br Nasution terpaksa pihak keluarga harus berganti-ganti yang menjaga. Sebab, Melianty br Sitorus, ibunya sudah lama meninggal, dan yang tinggal adalah tinggal ayahnya. Dan saat ini masih sibuk mengurus acara penguburan Rose Reza Sitorus (24) di Porsea.

Sementara itu Rimayanti br Nasution hanya tinggal sebatang kara. Kedua orangtuanya sudah lama meninggal. Sehingga selama ini ia hidup mandiri dan bekerja membantu dagangan Moses Siahaan di Pasar Horas. Sehingga Moses Siahaan ini sudah dianggap sebagai keluarganya.

Saat ini pihak keluargapun turun dan saling berganti untuk menjaga mereka berdua termasuk juga membantu untuk biaya perobatannya. Sumunggul Gultom, paman korban yang selalu ikut menjaga keduanya mengatakan, “Mereka harus bisa sembuh. Jadi kami keluarga harus saling membantu untuk biaya perobatannya,” terangnya.

Sebagaimana diketahui, pada hari Miggu (23/11) kemarin, warga Siantar dihebohkan atas peristiwa aksi kriminalitas sadis di Jalan Sudirman, Siantar Barat. Tiga orang bersaudara yakni Rose Reza Sitorus (24), lalu adiknya Saurma Melianty br Sitorus (17), serta saudara dari ibunya Rimayanti br Nasution (24), ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan bersimbah darah. Rose Reza Sitorus (24) meninggal dunia dan dua lagi kritis.

Yang membuat peristiwa itu semakin heboh adalah, Budi Alamsyah yang diduga sebagai pelaku masih saudara korban. Ibu mereka merupakan kakak adik. Dalam melakukan aksinya, pelaku menggunakan kayu broti dan memukul beberapa kali.

Selanjutnya membawa beberap HP, Laptop serta satu unit sepdamotor Yamaha Jupiter MX milik korban Rose Reza Sitorus. Sampai saat ini belum diketahui apa motif sebenarnya hinga pelaku nekad membantai tiga orang bersaudara sekaligus. Setelah pelaku melakukan aksinya, langsung melarikan diri dan hingga kini masih dalam pengejaran pihak kepolisian.(pra-smg/trg)

Foto: Pra Evasi Haloho Rimayanti br Nasution (24) alias Anggi dirawat di ICU RSU Djasamen Saragih, Senin (24/11/2014).
Foto: Pra Evasi Haloho
Rimayanti br Nasution (24) alias Anggi dirawat di ICU RSU Djasamen Saragih, Senin (24/11/2014).

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Keberadaan Budi Alamsyah (35), pembantai sepupunya, belum juga terlacak. Beberapa tim polisi sudah dikerahkan untuk melacak keberadannya tapi belum membuahkan hasil. Ini ditegaskan Kasat Reskrim Polres Siantar, AKP J Sinaga, Selasa (25/11).

Sejumlah daerah yang diduga tempat persembunyiannya juga telah dicari seperti di Kisaran bahkan sampai ke Pekan Baru. Polisi menduga kalau keberadaan Budi sudah tidak di Siantar lagi. “Bagi masyarakat yang mengetahui ataupun yang melihat Budi agar dapat segera memberitahukan kepada pihak kepolisian. Sebab Budi dianggap yang paling bertanggungjawab atas aksi keji yang megakibatkan tiga bersaudara ini bersimbah darah dan satu orang meninggal dunia. Dia akan terus diburu sampai kemanapun,” tegas AKP J Sinaga.

Terpisah, kondisi Rimayanti br Nasution -akrab dipanggil Anggi- yang dirawat di RSU Djasamen Saragih, sudah mulai membaik. Bahkan Selasa (25/11) siang kemarin dia sudah dipindahkan dari ruang ICU ruang rawat inap umum. Perban yang sebelumnya tergulung di kepalanya terlihat sudah dibuka dan digantikan dengan perban yang baru.

Walaupun sudah lewat pada masa kritis, kondisi Anggi masih cukup memprihatinkan. Sebab bagian wajahnya masih banyak luka-luka, khususnya di bagian mulut, sehingga masih sulit untuk berbicara. Namun akibat peristiwa yang menimpanya, rasa traumanya masih tinggi. Sebab ketika melihat seorang pria yang tidak dikenalnya, ia langsung gelisah.

Sedangkan Saurma Melianty br Sitorus (17)yang dirawat di ICU RS Tiara kondisinya masih kritis di ICU. Walaupun sudah bisa mulai berbicara, akan tetapi kondisi masih lemah. Kemungkinan dokter baru bisa mengizinkan pindah ruangan hari Rabu (26/11). Melianty br Sitorus yang masih kelas III SMK Negeri 1 tampak dikunjungi teman-teman sekelasnya.

Saat berada di ruang ICU, Anisa mengatakan kalau kondisi Melianty sudah sadar. Sehingga sudah bisa mengenal siapa yang datang. Hanya saja kondisinya pikirannya yang belum stabil. “Dimana kakak ama Bapak. Itu yang ditanyakan kepada kami. Jadi kami hanya jawab sedang keluar beli makanan,” terang Anisa menirukan perbincangan mereka di ruang ICU. Karena kondisinya yang masih parah, sehingga belum bisa berbicara banyak, sehingga mereka hanya sebentar berada di ruang ICU.

Sementara, untuk menjaga Melianty br Sitorus dan Rimayanti br Nasution terpaksa pihak keluarga harus berganti-ganti yang menjaga. Sebab, Melianty br Sitorus, ibunya sudah lama meninggal, dan yang tinggal adalah tinggal ayahnya. Dan saat ini masih sibuk mengurus acara penguburan Rose Reza Sitorus (24) di Porsea.

Sementara itu Rimayanti br Nasution hanya tinggal sebatang kara. Kedua orangtuanya sudah lama meninggal. Sehingga selama ini ia hidup mandiri dan bekerja membantu dagangan Moses Siahaan di Pasar Horas. Sehingga Moses Siahaan ini sudah dianggap sebagai keluarganya.

Saat ini pihak keluargapun turun dan saling berganti untuk menjaga mereka berdua termasuk juga membantu untuk biaya perobatannya. Sumunggul Gultom, paman korban yang selalu ikut menjaga keduanya mengatakan, “Mereka harus bisa sembuh. Jadi kami keluarga harus saling membantu untuk biaya perobatannya,” terangnya.

Sebagaimana diketahui, pada hari Miggu (23/11) kemarin, warga Siantar dihebohkan atas peristiwa aksi kriminalitas sadis di Jalan Sudirman, Siantar Barat. Tiga orang bersaudara yakni Rose Reza Sitorus (24), lalu adiknya Saurma Melianty br Sitorus (17), serta saudara dari ibunya Rimayanti br Nasution (24), ditemukan dalam kondisi mengenaskan dengan bersimbah darah. Rose Reza Sitorus (24) meninggal dunia dan dua lagi kritis.

Yang membuat peristiwa itu semakin heboh adalah, Budi Alamsyah yang diduga sebagai pelaku masih saudara korban. Ibu mereka merupakan kakak adik. Dalam melakukan aksinya, pelaku menggunakan kayu broti dan memukul beberapa kali.

Selanjutnya membawa beberap HP, Laptop serta satu unit sepdamotor Yamaha Jupiter MX milik korban Rose Reza Sitorus. Sampai saat ini belum diketahui apa motif sebenarnya hinga pelaku nekad membantai tiga orang bersaudara sekaligus. Setelah pelaku melakukan aksinya, langsung melarikan diri dan hingga kini masih dalam pengejaran pihak kepolisian.(pra-smg/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/