25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Pentolan IPK Tewas Dibantai

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Ketua Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pemuda Karya (PAC-IPK) Amplas, Medan, Frengky Simatupang alias Frengky Tato (42), tewas di pelukan istri usai dibantai 10 pria bersajam.

Pembunuhan sadis nan menggegerkan warga ini terjadi di depan rumah korban, Jl. Selambo, Gang Sofian Blok II, Kampung Melayu, Kec. Percut Sei Tuan, Medan, Senin (27/1) sekira pukul 11.00 WIB.

Info yang dihimpun POSMETRO MEDAN (Grup JPNN), siang itu Frengky yang sendirian di rumah didatangi 10 pria tak dikenal berboncengan mengendarai 5 sepeda motor.

Setiba di lokasi, bak kesetanan, para pelaku yang diduga lawan ‘bisnis’ korban itu langsung nyelonong masuk menemui Frengky yang kebetulan sendirian di rumah. Tak lama cakap-cakap, pelaku langsung membacoki leher,dada, punggung dan kepala korban secara membabi buta.

Dalam kondisi berlumuran darah, korban sempat melawan dan berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke warung kopi yang berjarak sekitar 50 meter dari kediamannya. Melihat itu, para pelaku langsung melarikan diri mengendarai sepeda motor masing-masing.

Di warung itulah, Frengky yang banyak kehilangan darah itu tergeletak tak berdaya, tapi ia masih bernafas. Melihat korban bersimbah darah, dengan panik si pemilik warung langsung bergegas memanggil istri korban, Mak Vera boru Saragih (37).

Dibantu warga sekitar, korban yang kritis lantas dilarikan ke RS Lidos. Tapi takdir berkata lain, belum juga sempat dapat perawatan medis, Frengky akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

Saat ditemui kru Posmetro, salah seorang warga bernama Jimmy Simanjuntak (33) mengaku, sebelum mendatangi Frengky, para pelaku lebih dulu menghampiri dirinya yang saat itu sedang membersihkan ladang jagung dan ubi kayu di lahan tak jauh dari rumah korban.

Kala itu, salah seorang pelaku sempat membentak Jimmy dan melarangnya membersihkan lahan tersebut. “Kau nagapain di sini? Ngapain kau bersihkan ladang ini? Siapa yang nyuruh kau!” Kau kira lahan ini punya kalian!” bentak pelaku seperti ditirukan Jimmy.

Mendengar itu, Jimmy sempat mengatakan jika lahan tersebut masih sah milik warga sekitar, karena lahan garapan tersebut belum dibayar oleh pihak pengembang yang disebut-sebut PT Graha Lestari.

“Ya kubilanglah tanah itu punya masih warga karena belum dibayar oleh pihak PT nya. Lagi pula ketua (korban-red) yang menyuruh kami mengerjain lahan itu,” jelasnya.

Perkataan Jimmy membuat para pelaku berang dan menanyakan di mana keberadaan Frengky yang disebutnya sebagai ketua.

Saat itulah, pelaku langsung mendatangi rumah Frengky. Tanpa basa basi, pelaku membacoki ketua OKP tersebut hingga menderita luka serius. Esman Sianturi (68) pemilik warung kopi dimana Frengky tergeletak mengaku, saat itu, ia melihat korban berlari dan terjatuh tepat di depan warungnya.

Ia pun sempat melihat ada orang yang mengejar dari belakang, tapi tak lama pelaku memilih kabur. “Kami pas lagi mau ambil catur, tiba-tiba dia lari kemari. Langsung dia jatuh di depan itu. Sudah banyak darah di badannya. Memng ada kulihat yang mengejar dia, tapi langsung lari naik kereta,” jelasnya.

Pihak Polsek Percut Sei Tuan yang dapat kabar langsung mendatangi lokasi kejadian. Pasalnya, warga sekitar lokasi telah berkumpul dan mengaku tak terima dengan kematian tokoh masyarakat yang dianggap baik dan kerap mempertahankan lahan tersebut bersama mereka.

Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung, SIK yang ditemui di sekitar lokasi mengaku masih mencari para pelaku dan memproses kasus tersebut.

“Masih kita cari pelakunya, masih kita proses ya. Karena beberapa di antara pelaku sudah kita ketahui identitasnya, anggota sedang kita sebar di sekitar lokasi,” katanya. (wel/deo)

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Ketua Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pemuda Karya (PAC-IPK) Amplas, Medan, Frengky Simatupang alias Frengky Tato (42), tewas di pelukan istri usai dibantai 10 pria bersajam.

Pembunuhan sadis nan menggegerkan warga ini terjadi di depan rumah korban, Jl. Selambo, Gang Sofian Blok II, Kampung Melayu, Kec. Percut Sei Tuan, Medan, Senin (27/1) sekira pukul 11.00 WIB.

Info yang dihimpun POSMETRO MEDAN (Grup JPNN), siang itu Frengky yang sendirian di rumah didatangi 10 pria tak dikenal berboncengan mengendarai 5 sepeda motor.

Setiba di lokasi, bak kesetanan, para pelaku yang diduga lawan ‘bisnis’ korban itu langsung nyelonong masuk menemui Frengky yang kebetulan sendirian di rumah. Tak lama cakap-cakap, pelaku langsung membacoki leher,dada, punggung dan kepala korban secara membabi buta.

Dalam kondisi berlumuran darah, korban sempat melawan dan berusaha menyelamatkan diri dengan berlari ke warung kopi yang berjarak sekitar 50 meter dari kediamannya. Melihat itu, para pelaku langsung melarikan diri mengendarai sepeda motor masing-masing.

Di warung itulah, Frengky yang banyak kehilangan darah itu tergeletak tak berdaya, tapi ia masih bernafas. Melihat korban bersimbah darah, dengan panik si pemilik warung langsung bergegas memanggil istri korban, Mak Vera boru Saragih (37).

Dibantu warga sekitar, korban yang kritis lantas dilarikan ke RS Lidos. Tapi takdir berkata lain, belum juga sempat dapat perawatan medis, Frengky akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

Saat ditemui kru Posmetro, salah seorang warga bernama Jimmy Simanjuntak (33) mengaku, sebelum mendatangi Frengky, para pelaku lebih dulu menghampiri dirinya yang saat itu sedang membersihkan ladang jagung dan ubi kayu di lahan tak jauh dari rumah korban.

Kala itu, salah seorang pelaku sempat membentak Jimmy dan melarangnya membersihkan lahan tersebut. “Kau nagapain di sini? Ngapain kau bersihkan ladang ini? Siapa yang nyuruh kau!” Kau kira lahan ini punya kalian!” bentak pelaku seperti ditirukan Jimmy.

Mendengar itu, Jimmy sempat mengatakan jika lahan tersebut masih sah milik warga sekitar, karena lahan garapan tersebut belum dibayar oleh pihak pengembang yang disebut-sebut PT Graha Lestari.

“Ya kubilanglah tanah itu punya masih warga karena belum dibayar oleh pihak PT nya. Lagi pula ketua (korban-red) yang menyuruh kami mengerjain lahan itu,” jelasnya.

Perkataan Jimmy membuat para pelaku berang dan menanyakan di mana keberadaan Frengky yang disebutnya sebagai ketua.

Saat itulah, pelaku langsung mendatangi rumah Frengky. Tanpa basa basi, pelaku membacoki ketua OKP tersebut hingga menderita luka serius. Esman Sianturi (68) pemilik warung kopi dimana Frengky tergeletak mengaku, saat itu, ia melihat korban berlari dan terjatuh tepat di depan warungnya.

Ia pun sempat melihat ada orang yang mengejar dari belakang, tapi tak lama pelaku memilih kabur. “Kami pas lagi mau ambil catur, tiba-tiba dia lari kemari. Langsung dia jatuh di depan itu. Sudah banyak darah di badannya. Memng ada kulihat yang mengejar dia, tapi langsung lari naik kereta,” jelasnya.

Pihak Polsek Percut Sei Tuan yang dapat kabar langsung mendatangi lokasi kejadian. Pasalnya, warga sekitar lokasi telah berkumpul dan mengaku tak terima dengan kematian tokoh masyarakat yang dianggap baik dan kerap mempertahankan lahan tersebut bersama mereka.

Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Ronald Sipayung, SIK yang ditemui di sekitar lokasi mengaku masih mencari para pelaku dan memproses kasus tersebut.

“Masih kita cari pelakunya, masih kita proses ya. Karena beberapa di antara pelaku sudah kita ketahui identitasnya, anggota sedang kita sebar di sekitar lokasi,” katanya. (wel/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/