25.6 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

5 Nelayan Belawan Terdampar di Sergai

NELAYAN: Nelayan asal Belawan terdampar di Pantai Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu.

TELUK MENGKUDU, SUMUTPOS.CO – Lima nelayan pancing cumi asal Belawan terdampar di Pantai Sentang, Desa Sentang, Kec. Teluk Mengkudu, Sergai, Jumat (1/12) sekitar pukul 01.00 wib.

Meskipun sempat terkatung-katung di tengah laut selama 2 hari, karena sampan mengalami kerusakan. Akan tetapi nyawa mereka masih selamat, hanya saja salah satu sampan karam ditengah perairan 60 mil dari Belawan , persisnya di Tuasan Wakwau Pulau Berhala.

Kelima nelayan itu masing masing, Rahmadani alias Klimer (50), Syahril (40), Riko (ketiganya dalam 1 sampan), Salim (48), dan Romi (23), kelimanya warga Perumahan Yong Panah Hijau, Kel. Labuhan, Kec. Marelan, Medan.

Dani Klimer mengatakan, mereka berangkat dari Labuhan – Belawan pada Rabu (29/11) sekira pukul 10.00 wib hendak menuju lokasi di Tuasan Wakmau Timur Pulau Berhala berjarak 60 Mil dari Belawan.

“Kami berangkat 4 sampan pancing cumi dari Belawan. Di tengah laut, salah satu sampan yang dikemudikan Salim bersama anaknya mengalami kerusakan. Lalu kami mengikat sampan untuk menggiringnya pulang, namun karena ombak yang cukup tinggi akhirnya sampan mengalami kerusakan dan salah satunya karam,” terang Dani Klimer.

Ditambahkannya, setelah sampan mulai karam, anaknya Romi buru-buru naik ke sampan kami. Sedangkan Salim, tekong sampan hendak kembali ke sampan yang karam mengambil sesuatu,” ujar Dani.

Lagi lagi karena ombak menggulung cukup tinggi mencapai 5 meter, sambung Dani, Salim pun terpisah dan mereka terdampar ke pantai Sentang dengan kondisi sampan rusak.

“Beruntung pagi tadi kami mendapat kabar teman kami Salim terdampar di pantai Pematang Kuala, Desa Pematang Kuala, Kec. Teluk Mengkudu,” terang Dani.

Terdamparnya nelayan asal Belawan itu, diketahui nelayan Sentang dari kode lampu senter dari jarak yang cukup jauh. Melihat kode SOS, mereka langsung memberi isyarat ke arah awak sampan agar merapat ke darat.

Peristiwa terdamparnya nelayan asal Belawan itupun dilaporkan kepada Kepala Desa Sentang, Salimuddin. Bersama Camat Teluk Mengkudu, M Fahmi didampingi Kasi Trantib, Khairul Hakim dan nelayan setempat, sampan yang rusak diperbaiki dan nelayan diberi konsumsi makanan.

“Kita melihat nelayan asal Belawan yang terdampar dan memberi bantuan yang dibutuhkan. Kemudian nelayan setempat bersama perangkat desa membantu memperbaiki sampan yang rusak. Kondisi ombak besar ini telah terjadi selama 5 hari dan selama itu pula nelayan di wilayah kita tidak pergi ke laut karena besarnya ombak,” terang Fahmi kepada POSMETRO MEDAN (grup SUMUT[POS.CO).

Para nelayan asal Belawan, sambung Fahmi, Sakim yang terdampar di pantai Pematang Kuala telah pulang diantar perangkat desa dengan angkutan umum, sedangkan 4 lagi masih bertahan menunggu jemputan keluarganya, ujar camat. (war/ras)

 

 

 

NELAYAN: Nelayan asal Belawan terdampar di Pantai Sentang, Kecamatan Teluk Mengkudu.

TELUK MENGKUDU, SUMUTPOS.CO – Lima nelayan pancing cumi asal Belawan terdampar di Pantai Sentang, Desa Sentang, Kec. Teluk Mengkudu, Sergai, Jumat (1/12) sekitar pukul 01.00 wib.

Meskipun sempat terkatung-katung di tengah laut selama 2 hari, karena sampan mengalami kerusakan. Akan tetapi nyawa mereka masih selamat, hanya saja salah satu sampan karam ditengah perairan 60 mil dari Belawan , persisnya di Tuasan Wakwau Pulau Berhala.

Kelima nelayan itu masing masing, Rahmadani alias Klimer (50), Syahril (40), Riko (ketiganya dalam 1 sampan), Salim (48), dan Romi (23), kelimanya warga Perumahan Yong Panah Hijau, Kel. Labuhan, Kec. Marelan, Medan.

Dani Klimer mengatakan, mereka berangkat dari Labuhan – Belawan pada Rabu (29/11) sekira pukul 10.00 wib hendak menuju lokasi di Tuasan Wakmau Timur Pulau Berhala berjarak 60 Mil dari Belawan.

“Kami berangkat 4 sampan pancing cumi dari Belawan. Di tengah laut, salah satu sampan yang dikemudikan Salim bersama anaknya mengalami kerusakan. Lalu kami mengikat sampan untuk menggiringnya pulang, namun karena ombak yang cukup tinggi akhirnya sampan mengalami kerusakan dan salah satunya karam,” terang Dani Klimer.

Ditambahkannya, setelah sampan mulai karam, anaknya Romi buru-buru naik ke sampan kami. Sedangkan Salim, tekong sampan hendak kembali ke sampan yang karam mengambil sesuatu,” ujar Dani.

Lagi lagi karena ombak menggulung cukup tinggi mencapai 5 meter, sambung Dani, Salim pun terpisah dan mereka terdampar ke pantai Sentang dengan kondisi sampan rusak.

“Beruntung pagi tadi kami mendapat kabar teman kami Salim terdampar di pantai Pematang Kuala, Desa Pematang Kuala, Kec. Teluk Mengkudu,” terang Dani.

Terdamparnya nelayan asal Belawan itu, diketahui nelayan Sentang dari kode lampu senter dari jarak yang cukup jauh. Melihat kode SOS, mereka langsung memberi isyarat ke arah awak sampan agar merapat ke darat.

Peristiwa terdamparnya nelayan asal Belawan itupun dilaporkan kepada Kepala Desa Sentang, Salimuddin. Bersama Camat Teluk Mengkudu, M Fahmi didampingi Kasi Trantib, Khairul Hakim dan nelayan setempat, sampan yang rusak diperbaiki dan nelayan diberi konsumsi makanan.

“Kita melihat nelayan asal Belawan yang terdampar dan memberi bantuan yang dibutuhkan. Kemudian nelayan setempat bersama perangkat desa membantu memperbaiki sampan yang rusak. Kondisi ombak besar ini telah terjadi selama 5 hari dan selama itu pula nelayan di wilayah kita tidak pergi ke laut karena besarnya ombak,” terang Fahmi kepada POSMETRO MEDAN (grup SUMUT[POS.CO).

Para nelayan asal Belawan, sambung Fahmi, Sakim yang terdampar di pantai Pematang Kuala telah pulang diantar perangkat desa dengan angkutan umum, sedangkan 4 lagi masih bertahan menunggu jemputan keluarganya, ujar camat. (war/ras)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/