31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Motif si Pembunuh: Antara Keluarga, Bisnis, dan Politik

Foto dok JPNN TKP pembunuhan di Pulomas, Selasa (27/12).
Foto dok JPNN
TKP pembunuhan di Pulomas, Selasa (27/12).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kepolisian masih menyelidiki motif pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta, yang menewaskan enam orang serta lima korban luka-luka.

Kriminolog menilai, ada tiga motif dalam pembunuhan tersebut.

“Melihat dari latar belakang korban Dodi Triono yang katanya istrinya banyak, arsitek, pengusaha properti, ada tiga motif pelaku. Bisa karena keluarga, bisnis, dan politik,” kata Koordinator Indonesia Crime Analyst Forum (ICAF) Mustofa Nahrawardaya di Jakarta, Rabu (28/12).

Menurut Mustofa, motif perampokan sepertinya tidak ada karena barang-barang korban tetap utuh. Bahkan tidak ada upaya paksa untuk masuk ke dalam rumah.

“Almarhum Dodi bukan orang sembarangan. Jadi baik sopir maupun pembantu tidak akan berani membuka pintu rumahnya bila yang punya rumah tidak kenal tamunya. Analisa saya, korban kenal dengan pembunuhnya,” tuturnya.

Mustofa menambahkan, mungkin saat itu terjadi diskusi antara pelaku dengan korban Dodi, tapi kemudian kesepakatan tidak ditemukan akhirnya terjadi pembunuhan sadis itu.

“Pelaku sudah menyiapkan beberapa skenario dalam kasus ini. Bila skenario satu gagal, rencana kedua ditempuh,” ujarnya.

Mustofa menyarankan kepolisian hati-hati dalam menangani perkara ini. Jangan sampai kasus besar tersebut digiring ke masalah yang sederhana. “Ini kasus besar dan tidak sederhana. Saya yakin polisi bisa memecahkan kasus ini, karena sepintar-pintarnya pelaku pasti ada celah kecil yang terlupakan pelaku,” tandasnya.

Foto dok JPNN TKP pembunuhan di Pulomas, Selasa (27/12).
Foto dok JPNN
TKP pembunuhan di Pulomas, Selasa (27/12).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kepolisian masih menyelidiki motif pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta, yang menewaskan enam orang serta lima korban luka-luka.

Kriminolog menilai, ada tiga motif dalam pembunuhan tersebut.

“Melihat dari latar belakang korban Dodi Triono yang katanya istrinya banyak, arsitek, pengusaha properti, ada tiga motif pelaku. Bisa karena keluarga, bisnis, dan politik,” kata Koordinator Indonesia Crime Analyst Forum (ICAF) Mustofa Nahrawardaya di Jakarta, Rabu (28/12).

Menurut Mustofa, motif perampokan sepertinya tidak ada karena barang-barang korban tetap utuh. Bahkan tidak ada upaya paksa untuk masuk ke dalam rumah.

“Almarhum Dodi bukan orang sembarangan. Jadi baik sopir maupun pembantu tidak akan berani membuka pintu rumahnya bila yang punya rumah tidak kenal tamunya. Analisa saya, korban kenal dengan pembunuhnya,” tuturnya.

Mustofa menambahkan, mungkin saat itu terjadi diskusi antara pelaku dengan korban Dodi, tapi kemudian kesepakatan tidak ditemukan akhirnya terjadi pembunuhan sadis itu.

“Pelaku sudah menyiapkan beberapa skenario dalam kasus ini. Bila skenario satu gagal, rencana kedua ditempuh,” ujarnya.

Mustofa menyarankan kepolisian hati-hati dalam menangani perkara ini. Jangan sampai kasus besar tersebut digiring ke masalah yang sederhana. “Ini kasus besar dan tidak sederhana. Saya yakin polisi bisa memecahkan kasus ini, karena sepintar-pintarnya pelaku pasti ada celah kecil yang terlupakan pelaku,” tandasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/