24 C
Medan
Tuesday, November 5, 2024
spot_img

Ada Perlakuan Tak Senonoh, Guru Belum Tersangka

Foto: Susilawaty/SMG Keenam murid SD di Asahan yang menjadi korban sodomi oleh gurunya sendiri.
Foto: Susilawaty/SMG
Keenam murid SD di Asahan yang menjadi korban sodomi oleh gurunya sendiri.

KISARAN, SUMUTPOS.CO – Polres Asahan belum menetapkan tersangka yang menyodomi enam siswa sekolah dasar (SD) di Pulau Rakyat.

“Laporan sudah diterima, keenam siswa yang menjadi korban sudah dimintai keterangan dan rencananya Rabu (30/4) akan diambil visum guna melengkapi berkas. Sedang oknum guru NN yang diduga sebagai pelaku belum ditetapkan sebagai tersangka,” kata Kasat Reskrim Polres Asahan, AKP Hendra Eko Triyulianto didampingi Kanit PPA, Ipda S Tambunan, Selasa (29/4).

Menurut Tambunan, saat diperiksa keenam siswa yang menjadi korban pelecehan seksual cukup pro aktif. “Mereka anak-anak yang bijak,” ujar Tambunan.

Ketika didesak apakah keenam siswa itu benar sudah menjadi korban sodomi yang dilakukan oleh oknum guru NN? “Kita tunggu saja hasil visum. Yang pasti mereka mendapat perlakuan tidak senonoh dari NN,” tegasnya.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan awal yang disampaikan enam bocah yang mendapat pelecehan seksual oleh gurunya, selain mendapat perlakuan tidak senonoh, mereka juga mendapat penganiayaan serta ancaman jika tidak mau menuruti kemauan gurunya. Selain mengalami trauma mereka juga sempat tidak mau masuk lantaran takut dengan guru itu.

Sementara itu, keenam siswa yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh guru kelasnya itu merupakan murid pintar dan masuk dalam 10 besar.

Menurut Nanda, guru kelas yang menggantikan NN yang sementara dilarang untuk mengajar ketika dikonfirmasi METRO ASAHAN (Grup JPNN) mengatakan, keenam siswa sempat mengadu kepadanya kalau saat belajar matematika mereka pasti digituin oleh NN.

“Namun ungkapan anak-anak tidak saya tanggapi,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, Ismail ketika dikonfirmasi di Mapolres Asahan mengatakan, pihaknya tidak ada menutup-nutupi kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru NN.

“Kami tidak ada menutup-nutupi kasus itu, karena sudah masuk ke ranah hukum, sepenuhnya kami serahkan kepada Polres Asahan,” tegas Ismail didampingi Kabid Dikdas, Syamsudin.

 

PENGIDAP PEDOFILIA

Psikolog, Dra Irna Minauli MSi mengatakan, pelaku merupakan pengidap pedophilia. Pasalnya, pengidap Pedophilia memiliki ketertarikan seksual terhadap anak-anak dan cenderung mencari anak-anak sebagai korban pemuas seksualnya.

“Pelaku pedophilia tampaknya sudah semakin marak dan terekspos saat ini. Anak-anak korban yang rentan karena mereka lemah dan takut,” ucapnya.

Menurut Irna, pelaku pedophilia umumnya adalah mereka yang kurang memiliki kepercayaan diri sehingga merasa lebih nyaman ketika berhubungan dengan anak-anak dari pada dengan orang dewasa.

“Banyak orang yang lebih menjaga anak perempuannya karena khawatir jika mereka diperkosa. Tapi, pada kenyataannya, kejahatan seksual pada anak laki-laki jauh lebih banyak, karena biasanya orangtua tidak akan curiga jika anak laki-lakinya bersama pria dewasa lainnya. Prilaku pelecehan itu mulai dari meraba-raba, oral seks sampai sodomi. Ya itulah namanya gangguan jiwa sehingga mereka punya orientasi seksual yang berbeda,” ujarnya.

Saat disinggung kalau pelaku telah memiliki istri, Irna mengatakan, pernikahan yang dilakukan pelaku hanyalah sebagai kamuflase. “Mungkin memiliki istri hanya sekadar sebagai kamuflase atas penyimpangannya itu. Pasalnya, dengan memiliki istri, orang tidak akan curiga jika dia dekat dengan anak-anak,” ucapnya.

Irna juga menduga kalau pelaku dulunya pernah mengalami kekerasan seksual pada masa anak-anaknya. “Umumnya pelaku pernah mengalami kekerasan seksual juga pada masa anak-anaknya. Atau mereka yang memiliki harga diri yang rendah,” pungkasnya. (ind/sus/smg)

Foto: Susilawaty/SMG Keenam murid SD di Asahan yang menjadi korban sodomi oleh gurunya sendiri.
Foto: Susilawaty/SMG
Keenam murid SD di Asahan yang menjadi korban sodomi oleh gurunya sendiri.

KISARAN, SUMUTPOS.CO – Polres Asahan belum menetapkan tersangka yang menyodomi enam siswa sekolah dasar (SD) di Pulau Rakyat.

“Laporan sudah diterima, keenam siswa yang menjadi korban sudah dimintai keterangan dan rencananya Rabu (30/4) akan diambil visum guna melengkapi berkas. Sedang oknum guru NN yang diduga sebagai pelaku belum ditetapkan sebagai tersangka,” kata Kasat Reskrim Polres Asahan, AKP Hendra Eko Triyulianto didampingi Kanit PPA, Ipda S Tambunan, Selasa (29/4).

Menurut Tambunan, saat diperiksa keenam siswa yang menjadi korban pelecehan seksual cukup pro aktif. “Mereka anak-anak yang bijak,” ujar Tambunan.

Ketika didesak apakah keenam siswa itu benar sudah menjadi korban sodomi yang dilakukan oleh oknum guru NN? “Kita tunggu saja hasil visum. Yang pasti mereka mendapat perlakuan tidak senonoh dari NN,” tegasnya.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan awal yang disampaikan enam bocah yang mendapat pelecehan seksual oleh gurunya, selain mendapat perlakuan tidak senonoh, mereka juga mendapat penganiayaan serta ancaman jika tidak mau menuruti kemauan gurunya. Selain mengalami trauma mereka juga sempat tidak mau masuk lantaran takut dengan guru itu.

Sementara itu, keenam siswa yang diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh guru kelasnya itu merupakan murid pintar dan masuk dalam 10 besar.

Menurut Nanda, guru kelas yang menggantikan NN yang sementara dilarang untuk mengajar ketika dikonfirmasi METRO ASAHAN (Grup JPNN) mengatakan, keenam siswa sempat mengadu kepadanya kalau saat belajar matematika mereka pasti digituin oleh NN.

“Namun ungkapan anak-anak tidak saya tanggapi,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, Ismail ketika dikonfirmasi di Mapolres Asahan mengatakan, pihaknya tidak ada menutup-nutupi kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru NN.

“Kami tidak ada menutup-nutupi kasus itu, karena sudah masuk ke ranah hukum, sepenuhnya kami serahkan kepada Polres Asahan,” tegas Ismail didampingi Kabid Dikdas, Syamsudin.

 

PENGIDAP PEDOFILIA

Psikolog, Dra Irna Minauli MSi mengatakan, pelaku merupakan pengidap pedophilia. Pasalnya, pengidap Pedophilia memiliki ketertarikan seksual terhadap anak-anak dan cenderung mencari anak-anak sebagai korban pemuas seksualnya.

“Pelaku pedophilia tampaknya sudah semakin marak dan terekspos saat ini. Anak-anak korban yang rentan karena mereka lemah dan takut,” ucapnya.

Menurut Irna, pelaku pedophilia umumnya adalah mereka yang kurang memiliki kepercayaan diri sehingga merasa lebih nyaman ketika berhubungan dengan anak-anak dari pada dengan orang dewasa.

“Banyak orang yang lebih menjaga anak perempuannya karena khawatir jika mereka diperkosa. Tapi, pada kenyataannya, kejahatan seksual pada anak laki-laki jauh lebih banyak, karena biasanya orangtua tidak akan curiga jika anak laki-lakinya bersama pria dewasa lainnya. Prilaku pelecehan itu mulai dari meraba-raba, oral seks sampai sodomi. Ya itulah namanya gangguan jiwa sehingga mereka punya orientasi seksual yang berbeda,” ujarnya.

Saat disinggung kalau pelaku telah memiliki istri, Irna mengatakan, pernikahan yang dilakukan pelaku hanyalah sebagai kamuflase. “Mungkin memiliki istri hanya sekadar sebagai kamuflase atas penyimpangannya itu. Pasalnya, dengan memiliki istri, orang tidak akan curiga jika dia dekat dengan anak-anak,” ucapnya.

Irna juga menduga kalau pelaku dulunya pernah mengalami kekerasan seksual pada masa anak-anaknya. “Umumnya pelaku pernah mengalami kekerasan seksual juga pada masa anak-anaknya. Atau mereka yang memiliki harga diri yang rendah,” pungkasnya. (ind/sus/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/