25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Alween Ong, Pengusaha Muda yang Sukses

Orang muda Medan juga bisa berkarya dan berhasil. Begitulah kata Alween Ong, seorang pengusaha muda dari Medan ini dengan beragam bisnis yang digeluti-nya. Ia ingin menampik kalau pengusaha sukses di berbagai bidang datangnya dari pulau Jawa.

Alwen Ong//istimewa
Alwen Ong//istimewa

Sukses di usia muda, lantas tak membuatnya sombong. Sebalik-nya, ia menjadi lebih menghargai orang lain. Sikapnya yang ramah, periang, dan murah senyum menjadi ciri khas wanita berkulit putih dan bertubuh langsing ini.

Ia memulai menyabet penghargaan pada tahun 2008. Di tahun itu juga dia mendapat penghargaan sebagai Wirausaha Muda Mandiri yang dinaungi oleh Bank Mandiri. Lalu di tahun 2009 dinobatkan sebagai Wirausaha Muda Berprestasi dari Kemenpora. Selanjutnya, penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi di Bidang Kewirausahaan dari USU dan di tahun 2010 penghargaan Indonesia Delegation for China ASEAN Youth Camp.

Berbagai penghargaan berkat bisnis yang dijalankannya itu tidak serta merta didapatkannya dengan jalan mulus. Diceritakannya, kala itu kehidupan serba pas-pasan membulatkan tekadnya untuk terus kuliah tanpa membebani ibunya yang telah single parent. Ia pernah bekerja serabutan seperti menjadi guru les, menjualkan buku diktat dosen, makelar handphone second bahkan menjadi pegawai di sebuah perusahaan.

Tapi hasil dari semua pekerjaan yang dilakukannya, hanya  cukup untuk kebutuhan kuliah, makan, minum dan jajan. Sebagai wanita yang hidup di Kota Medan metropolitan, dirinya juga ingin membahagiakan ibunya dengan membawa jalan-jalan ke luar negeri. Ia pun lalu terus berusaha untuk terus mempercepat langkahnya menjadi pengusaha.

Ia mengawali menjadi pengusaha kecil-kecilan pada tahun 2006. Saat itu ia membuka usaha menjualkan handphone bekas sekaligus menjadi teknisi handphone hanya dengan bejajar otodidak dari internet dan majalah. Kemudian, tiga bulan berkutat dipembelajarannya reperasi handphone, lalu dia berani terima orderan dan membuka klinik handphone di sekitar kampus.

Seiring berjalannya waktu, ia terus mengembangkan sayap dengan beberapa usaha. Selain klinik handphone, bisnis narsis digital printing yang paling diminati anak muda zaman sekarang hingga sudah merambah ke kota lain selain Medan yakni ke negeri tetangga, Malaysia. Ia pasarkan produknya bervariasi, dari mug, pin, kaos, topi dan lainya. Mug dipatok Rp25 ribu, pin Rp5.000 dan kaos Rp65 ribu.

Perempuan kelahiran Padang, 29 Januari 1985 itu kini sudah dikenal di kalangan pengusaha kreatif hingga sering diundang menjadi narasumber dan trainer untuk berbagai seminar motivasi, baik di Medan dan berbagai kota lainnya.

Tekadnya hanya ingin lebih bermanfaat bagi orang lain. Anak kedua dari lima bersaudara itu kini merambah bisnis social, tetap saja bidikannya adalah masyarakat yang kurang mampu. Melalui perusahaannya Alcompany Indonesia, dia coba mengukir potensi perekonomian di daerah-daerah. Saat ini dia sedang fokus untuk mendirikan pembangkit listrik tenaga mikro hydro di pedalaman Aceh. Menurutnya, amal dan ilmu yang bermanfaat selalu ia terapkan untuk kehidupannya kini dan nanti. Bukan hanya memikirkan dunia, tetapi akhirat agar menjaga hubungan baik dengan manusia juga menjaga hubungan baik dengan Tuhan. (*)

Orang muda Medan juga bisa berkarya dan berhasil. Begitulah kata Alween Ong, seorang pengusaha muda dari Medan ini dengan beragam bisnis yang digeluti-nya. Ia ingin menampik kalau pengusaha sukses di berbagai bidang datangnya dari pulau Jawa.

Alwen Ong//istimewa
Alwen Ong//istimewa

Sukses di usia muda, lantas tak membuatnya sombong. Sebalik-nya, ia menjadi lebih menghargai orang lain. Sikapnya yang ramah, periang, dan murah senyum menjadi ciri khas wanita berkulit putih dan bertubuh langsing ini.

Ia memulai menyabet penghargaan pada tahun 2008. Di tahun itu juga dia mendapat penghargaan sebagai Wirausaha Muda Mandiri yang dinaungi oleh Bank Mandiri. Lalu di tahun 2009 dinobatkan sebagai Wirausaha Muda Berprestasi dari Kemenpora. Selanjutnya, penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi di Bidang Kewirausahaan dari USU dan di tahun 2010 penghargaan Indonesia Delegation for China ASEAN Youth Camp.

Berbagai penghargaan berkat bisnis yang dijalankannya itu tidak serta merta didapatkannya dengan jalan mulus. Diceritakannya, kala itu kehidupan serba pas-pasan membulatkan tekadnya untuk terus kuliah tanpa membebani ibunya yang telah single parent. Ia pernah bekerja serabutan seperti menjadi guru les, menjualkan buku diktat dosen, makelar handphone second bahkan menjadi pegawai di sebuah perusahaan.

Tapi hasil dari semua pekerjaan yang dilakukannya, hanya  cukup untuk kebutuhan kuliah, makan, minum dan jajan. Sebagai wanita yang hidup di Kota Medan metropolitan, dirinya juga ingin membahagiakan ibunya dengan membawa jalan-jalan ke luar negeri. Ia pun lalu terus berusaha untuk terus mempercepat langkahnya menjadi pengusaha.

Ia mengawali menjadi pengusaha kecil-kecilan pada tahun 2006. Saat itu ia membuka usaha menjualkan handphone bekas sekaligus menjadi teknisi handphone hanya dengan bejajar otodidak dari internet dan majalah. Kemudian, tiga bulan berkutat dipembelajarannya reperasi handphone, lalu dia berani terima orderan dan membuka klinik handphone di sekitar kampus.

Seiring berjalannya waktu, ia terus mengembangkan sayap dengan beberapa usaha. Selain klinik handphone, bisnis narsis digital printing yang paling diminati anak muda zaman sekarang hingga sudah merambah ke kota lain selain Medan yakni ke negeri tetangga, Malaysia. Ia pasarkan produknya bervariasi, dari mug, pin, kaos, topi dan lainya. Mug dipatok Rp25 ribu, pin Rp5.000 dan kaos Rp65 ribu.

Perempuan kelahiran Padang, 29 Januari 1985 itu kini sudah dikenal di kalangan pengusaha kreatif hingga sering diundang menjadi narasumber dan trainer untuk berbagai seminar motivasi, baik di Medan dan berbagai kota lainnya.

Tekadnya hanya ingin lebih bermanfaat bagi orang lain. Anak kedua dari lima bersaudara itu kini merambah bisnis social, tetap saja bidikannya adalah masyarakat yang kurang mampu. Melalui perusahaannya Alcompany Indonesia, dia coba mengukir potensi perekonomian di daerah-daerah. Saat ini dia sedang fokus untuk mendirikan pembangkit listrik tenaga mikro hydro di pedalaman Aceh. Menurutnya, amal dan ilmu yang bermanfaat selalu ia terapkan untuk kehidupannya kini dan nanti. Bukan hanya memikirkan dunia, tetapi akhirat agar menjaga hubungan baik dengan manusia juga menjaga hubungan baik dengan Tuhan. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/