26.7 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Sepeda Tua Penghasil Rupiah

Agus ‘Ucok Ontel’ Muslim

Ya, Agus Muslim yang dilahirkan pada 5 Mei 1968 ini adalah sosok pemilik bengkel khusus perbaikan sepeda tua yang sering disebut sepeda ontel. Menariknya, bengkelnya itu adalah satu-satunya yang ada di Tebing Tinggi.
Ucok Ontel yang ditemui Sumut Pos, Selasa (29/3) di rumahnya di Jalan Pahlawan Tebing Tinggi mengaku hobi sepeda sudah digemarinya sejak kecil. Seiring waktu, hobi itu ternyata bisa menguntungkan. Pasalnya, sekarang banyak warga Tebing Tinggi tertarik mengendarai sepeda ontel. Nah, selain mendapatkan keuntungan dari bengkel, dia pun merambah bisnis sepeda lainnya. Yakni, merentalkan 20 unit sepeda ontelnya.  “Begitulah, kita memang harus jeli melihat celah. Kita sewakan sepeda dengan harga murah, per harinya cuma Rp10.000. Selain itu, untuk pemesanan sepeda original kita siap melayani. Untuk servis dan perbaikan kita juga siap,” katanya.

Menurut Ucok, usaha rentalnya ini cukup menjanjikan. Kebanyakan yang memakai jasa itu adalah anak remaja. Menurut Ucok, namanya remaja memang aneh-aneh, termasuk soal usahanya itu. Bayangkan saja, ada remaja yang kalau tidak dijemput dengan sepeda ontel oleh pacarnya, dia tak mau diajak keluar.”Itulah sekarang komunitas remaja banyak yang merental sepeda ontel di malam minggu untuk pacaran,” ungkapnya sambil tersenyum.

Untuk menjalankan bisnisnya, Ucok Ontel tak repot-repot. Rumahnya dia jadikan bengkel. Untuk bahan baku keperluan bengkel, dia memperoleh dari barang bekas (botot). Memang, dia lebih fokus untuk sesuatu yang original. Pasalnya, ketika sepeda tua masih dan memiliki onderdil original, harganya bisa fantastis. Selain itu, faktor merek juga menjadi catatan Ucok Ontel. “Harga jual bisa mencapai Rp10 juta untuk sepeda ontel original merek Gazelle. Kalau merek Simplex mencapai Rp7 juta, merek Fonger mencapai harga Rp5 juta begitu juga dengan merek Sparta. Sedangkan untuk harga Rp2 jutaan adalah merek sepeda Valuas, Celobe, Info, dan Wing,” terang Ucok.Untuk mendapatkan ‘spare part’ sepeda tua, Ucok Ontel memang berharap pada penampungan barang bekas yang ada di Kota Tebing Tinggi. Meski begitu, perburuan untuk mencari batang sepeda bekas dan onderdil, bukan tidak mungkin dia sampai menyambangi Kota Kisaran, Rantau Parapat, Pematang Siantar, Medan,Tanjungbalai dan ota-kota lainnya. “Kalau saya pergi kemana-mana selalu mencari onderdil sepeda ontel. Kita selalu bertanya kepada warga yang masih menyimpan sepeda tua untuk kita beli dan untuk penampung barang-barang bekas tidak luput dari perburuan kita,” cetusnya.

Dikatakannya, ada kepuasan batin apabila mendapatkan barang original sepeda ontel dengan harga murah. Pasalnya, setelah dirangkai dan dipadu hingga menjadi sepeda, keuntungannya berlipat ganda. “Itulah kepuasan beli dengan harga murah dan jual dengan harga lumayan,” kekehnya.

Dikatakan Ucok, untuk pelanggan yang menyervis sepeda kebanyakan dari Pematang Siantar, Kisaran, Tanjungbalai dan khususnya Kota Tebing Tinggi. Harga yang dipatok untuk reparasi tergantung kerusakannya. Untuk ongkos per sepeda bisa mencapai Rp150.000, harga ini tidak termasuk onderdilnya.

“Sebenarnya kita kelabakan juga memenuhi pesanan orang. Pasalnya sekarang agak susah mendapatkan barang yang original dan merek-merek ternama karena kebayakan orang sudah banyak mengetahui harganya,”terangnya.
Apa yang diraih Ucok ini tak lepas dari usahanya bersama Muhammad Daud, Darmindra dan Siswandi yang memulai mengajak orang di Tebing Tinggi untuk mencintai sepeda ontel. Ya, awal mulai marak orang memakai sepeda ontel di Tebing Tinggi sekitar tahun 2008. Dulunya, menurut Ucok, mereka sering mendapat cibiran masyarakat. Tak peduli dengan itu, Ucok dan kawan-kawan tetap semangat. Dan hal itu berbuah, Komunitas Sepeda Antik Kota Tebing Tinggi (Sepakat) pun terbentuk dan kini beranggotakan 300 orang lebih. Dan, Ucok terpilih menjadi ketuanya. (mag-3)

Agus ‘Ucok Ontel’ Muslim

Ya, Agus Muslim yang dilahirkan pada 5 Mei 1968 ini adalah sosok pemilik bengkel khusus perbaikan sepeda tua yang sering disebut sepeda ontel. Menariknya, bengkelnya itu adalah satu-satunya yang ada di Tebing Tinggi.
Ucok Ontel yang ditemui Sumut Pos, Selasa (29/3) di rumahnya di Jalan Pahlawan Tebing Tinggi mengaku hobi sepeda sudah digemarinya sejak kecil. Seiring waktu, hobi itu ternyata bisa menguntungkan. Pasalnya, sekarang banyak warga Tebing Tinggi tertarik mengendarai sepeda ontel. Nah, selain mendapatkan keuntungan dari bengkel, dia pun merambah bisnis sepeda lainnya. Yakni, merentalkan 20 unit sepeda ontelnya.  “Begitulah, kita memang harus jeli melihat celah. Kita sewakan sepeda dengan harga murah, per harinya cuma Rp10.000. Selain itu, untuk pemesanan sepeda original kita siap melayani. Untuk servis dan perbaikan kita juga siap,” katanya.

Menurut Ucok, usaha rentalnya ini cukup menjanjikan. Kebanyakan yang memakai jasa itu adalah anak remaja. Menurut Ucok, namanya remaja memang aneh-aneh, termasuk soal usahanya itu. Bayangkan saja, ada remaja yang kalau tidak dijemput dengan sepeda ontel oleh pacarnya, dia tak mau diajak keluar.”Itulah sekarang komunitas remaja banyak yang merental sepeda ontel di malam minggu untuk pacaran,” ungkapnya sambil tersenyum.

Untuk menjalankan bisnisnya, Ucok Ontel tak repot-repot. Rumahnya dia jadikan bengkel. Untuk bahan baku keperluan bengkel, dia memperoleh dari barang bekas (botot). Memang, dia lebih fokus untuk sesuatu yang original. Pasalnya, ketika sepeda tua masih dan memiliki onderdil original, harganya bisa fantastis. Selain itu, faktor merek juga menjadi catatan Ucok Ontel. “Harga jual bisa mencapai Rp10 juta untuk sepeda ontel original merek Gazelle. Kalau merek Simplex mencapai Rp7 juta, merek Fonger mencapai harga Rp5 juta begitu juga dengan merek Sparta. Sedangkan untuk harga Rp2 jutaan adalah merek sepeda Valuas, Celobe, Info, dan Wing,” terang Ucok.Untuk mendapatkan ‘spare part’ sepeda tua, Ucok Ontel memang berharap pada penampungan barang bekas yang ada di Kota Tebing Tinggi. Meski begitu, perburuan untuk mencari batang sepeda bekas dan onderdil, bukan tidak mungkin dia sampai menyambangi Kota Kisaran, Rantau Parapat, Pematang Siantar, Medan,Tanjungbalai dan ota-kota lainnya. “Kalau saya pergi kemana-mana selalu mencari onderdil sepeda ontel. Kita selalu bertanya kepada warga yang masih menyimpan sepeda tua untuk kita beli dan untuk penampung barang-barang bekas tidak luput dari perburuan kita,” cetusnya.

Dikatakannya, ada kepuasan batin apabila mendapatkan barang original sepeda ontel dengan harga murah. Pasalnya, setelah dirangkai dan dipadu hingga menjadi sepeda, keuntungannya berlipat ganda. “Itulah kepuasan beli dengan harga murah dan jual dengan harga lumayan,” kekehnya.

Dikatakan Ucok, untuk pelanggan yang menyervis sepeda kebanyakan dari Pematang Siantar, Kisaran, Tanjungbalai dan khususnya Kota Tebing Tinggi. Harga yang dipatok untuk reparasi tergantung kerusakannya. Untuk ongkos per sepeda bisa mencapai Rp150.000, harga ini tidak termasuk onderdilnya.

“Sebenarnya kita kelabakan juga memenuhi pesanan orang. Pasalnya sekarang agak susah mendapatkan barang yang original dan merek-merek ternama karena kebayakan orang sudah banyak mengetahui harganya,”terangnya.
Apa yang diraih Ucok ini tak lepas dari usahanya bersama Muhammad Daud, Darmindra dan Siswandi yang memulai mengajak orang di Tebing Tinggi untuk mencintai sepeda ontel. Ya, awal mulai marak orang memakai sepeda ontel di Tebing Tinggi sekitar tahun 2008. Dulunya, menurut Ucok, mereka sering mendapat cibiran masyarakat. Tak peduli dengan itu, Ucok dan kawan-kawan tetap semangat. Dan hal itu berbuah, Komunitas Sepeda Antik Kota Tebing Tinggi (Sepakat) pun terbentuk dan kini beranggotakan 300 orang lebih. Dan, Ucok terpilih menjadi ketuanya. (mag-3)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/