Tidak seperti komunitas kebanyakan yang hanya penyaluran hobi maupun ketertarikan yang sama, komunitas Sendal Jepit justru membangun kemandirian anggotanya.
Perkembangan dunia fotografi yang tidak lagi sebatas hobi menjadi pertimbangan Dudy Fazriansyah mengaktifkan kembali komunitas ‘Sendal Jepit’ 2007 lalu dengan fokus pada dunia desain grafis dan fotografi. Dengan merangkul beberapa fotografer di Kota Medan, mereka pun menggelar pelatihan untuk anggota yang ingin bergabung.
“Sampai saat ini kita sudah melaksanakan pelatihan dalam empat gelombang yang rencananya Mei ini kita buka gelombang kelima,” ucap Dudy ditemui di Studio Sendal Jepit Jalan Karya Wisata Blok III No.21 Johor-Medan, Rabu (27/4).
Sesuai dengan misi Sendal Jepit itu sendiri, anggota pun dikenalkan dengan dunia fotografi khususnya wedding photography dan model yang dimulai dari pengenalan kamera. Dengan delapan kali pertemuan setiap Rabu peserta pelatihan dipastikan sudah memiliki kemampuan fotografi juga desain grafis. Kemampuan yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan.
Hebatnya, pelatihan yang sudah membuahkan banyak prestasi lewat anggotanya tersebut tidak mengenal uang kursus seperti di lembaga pendidikan fotografi kebanyakan. Peserta hanya membayar Rp150.000 untuk mendapatkan pelatihan yang berlangsung santai tapi serius. Bahkan, disertai dengan cemilan ringan tradisional Indonesia alias gorengan.
“Sebenarnya uang itu juga untuk mereka karena bukan (uang) tujuan kita. Tapi seluruh peserta bisa memiliki modal untuk menjadi fotografer maupun desainer grafis. Juga dari pengalaman saya yang begitu sulitnya untuk belajar padahal kita banyak kenal orang-orang yang paham bidang itu. Ya setelah tamat, seluruh peserta juga bebas mau bergabung atau jalan sendiri,” tambahnya.
Sebagai komunitas fotografi, Sendal Jepit juga aktif dalam kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan. Seperti aksi bersih-bersih di objek wisata air terjun dua warna di Sibolangit November 2009 lalu. Kegiatan yang mendapat apresiasi dari masyarakat ini diikuti 60 peserta dan organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) di kampus-kampus se-Kota Medan.
Sendal Jepit juga meramaikan pelestarian Jembatan Kebajikan Jalan Zainul Arifin dan aksi mencabut paku-paku reklame di Kota Medan. Maret lalu mereka juga baru menyelesaikan perburuan objek-objek wisata di Lau Kawar Karo. Beberapa prestasi yang sudah diraih seperti Juara I Gambaran Nias atas nama Arif, Juara I Imlek Fair atas nama Melisa, Juara I Yamaha School Matic atas nama Hafid, Juara III Terbaik Hunting Akbar, dan banyak prestasi lainnya.
Hal itu pun dibenarkan Rio yang bergabung di gelombang pertama. “Dulu saya tidak terpikir untuk mengabadikan momen-momen yang sebenarnya sangat menjual untuk dunia pariwisata. Setelah bergabung di Sendal Jepit ini semua itu bisa saya terapkan,” akunya.
Tak jauh berbeda dengan Sylvi yang bergabung akhir 2009 lalu. Di Sendal Jepit, wanita berambut sebahu ini memperoleh banyak manfaat untuk mengembangkan kemampuan fotografinya. Salah satunya mengetahui tentang foto studio. “Di sini saya mendapat banyak manfaat dimana anggota bisa saling mengisi. Itu yang tidak saya dapatkan selama ini,” ucap Sylvi. (jul)