25.6 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Miss Singapura Diejek Jelek, Finalis Meradang

Wajah-wajah finalis para Miss Singapore Beauty Pageant 2017 ini dianggap tidak mewakili wanita dari Singapura.

SUMUTPOS.CO – Kontes kencantikan di Singapura sempat menjadi objek cemoohan. Bukan karena tampilan busananya yang seksi, namun wajah-wajah finalisnya yang dianggap tak mewakili wanita dari Singapura.

Bahkan, wajah yang dengan foto senyum para Miss Singapore Beauty Pageant 2017 dianggap jelek. Ejekan itu datang setelah beredarnya foto tidak resmi para finalis yang sedang berpose bareng sambil berbikini. Foto itu viral karena dicemooh lantaran kebanyakan kontestan berwajah oriental.

Terus diejek secara fisik di dunia virtual, para finalis meradang dan angkat bicara. Mengutip judul lagu Kelly Clarkson, ‘What Doesn’t Kill You Makes You Stronger’, kritikan warganet memang menyakitkan tapi tak sampai membunuh mereka dan justru membuat ke-16 wanita ini bertambah tangguh.

Seorang finalis, Tricia Koh mengatakan, para kontestan belajar untuk menjadi kuat dan jadi orang yang lebih baik karena di tempat pengalaman yang menyakitkan. Menurut penasihat keuangan berusia 24 tahun ini, memang mudah bagi orang melontarkan kritik yang menyakitkan karena anonimi­tas di internet.

“Perlu banyak keberanian bagi seorang wanita untuk berdiri di atas panggung dan membiarkan orang lain menilai mereka,” ujar Tricia, dikutip dari The Star.

“Kalian tidak di sana dan tidak melihat kami tampil dan kalian ingin bilang bahwa kami tidak berbakat atau pintar? Itu sebuah ketidakdewasaan,” kata finalis lain, Christina Cai, yang merupakan mahasiswi LaSalle College of The Arts.

Terus diejek secara fisik di dunia virtual, para finalis meradang dan angkat bicara.

Finalis Queenie Sia yang berusia 17 tahun juga ikut berkomentar. Menurutnya, kecantikan tidak selalu dinilai hanya berdasarkan fisik. “Ini tentang memiliki hati yang baik dan juga kepribadian yang baik,” tutur mahasiswa ITE College East tersebut.

Adapun Kai Ling, mengaku terkejut sekaligus terbebani dengan komentar warganet yang melabeli mereka ‘jelek’ dan ‘menyedihkan’. Netizen yang menyebut finalis Miss Singapore 2017 ‘jelek’ dan ‘menyedihkan’.

Kepada Chinese Daily, Kai Ling mengatakan salah satu motivasinya ikut kontes kecanikan untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri. Kai Ling bercerita dulu sering diejek karena tubuhnya yang kecil dan sangat kurus.

“Lahir sebagai bayi prematur, tubuhku sangat kurus dan kecil dibandingkan orang-orang yang seumuran denganku. Aku sering diejek bahkan sebelum masuk kontes kecantikan ini,” kata Kai Ling.

Dengan ikut kontes kecantikan, Kai Ling berharap bisa membuka pandangan banyak orang bahwa tubuh dan kecantikan fisik bukan semata-mata jadi ukuran satu-satunya.

Masih ada kepribadian, kepercayaan diri, keberanian, dan rasa cinta kasih yang juga harus dinilai. (rmol/jpnn)

Wajah-wajah finalis para Miss Singapore Beauty Pageant 2017 ini dianggap tidak mewakili wanita dari Singapura.

SUMUTPOS.CO – Kontes kencantikan di Singapura sempat menjadi objek cemoohan. Bukan karena tampilan busananya yang seksi, namun wajah-wajah finalisnya yang dianggap tak mewakili wanita dari Singapura.

Bahkan, wajah yang dengan foto senyum para Miss Singapore Beauty Pageant 2017 dianggap jelek. Ejekan itu datang setelah beredarnya foto tidak resmi para finalis yang sedang berpose bareng sambil berbikini. Foto itu viral karena dicemooh lantaran kebanyakan kontestan berwajah oriental.

Terus diejek secara fisik di dunia virtual, para finalis meradang dan angkat bicara. Mengutip judul lagu Kelly Clarkson, ‘What Doesn’t Kill You Makes You Stronger’, kritikan warganet memang menyakitkan tapi tak sampai membunuh mereka dan justru membuat ke-16 wanita ini bertambah tangguh.

Seorang finalis, Tricia Koh mengatakan, para kontestan belajar untuk menjadi kuat dan jadi orang yang lebih baik karena di tempat pengalaman yang menyakitkan. Menurut penasihat keuangan berusia 24 tahun ini, memang mudah bagi orang melontarkan kritik yang menyakitkan karena anonimi­tas di internet.

“Perlu banyak keberanian bagi seorang wanita untuk berdiri di atas panggung dan membiarkan orang lain menilai mereka,” ujar Tricia, dikutip dari The Star.

“Kalian tidak di sana dan tidak melihat kami tampil dan kalian ingin bilang bahwa kami tidak berbakat atau pintar? Itu sebuah ketidakdewasaan,” kata finalis lain, Christina Cai, yang merupakan mahasiswi LaSalle College of The Arts.

Terus diejek secara fisik di dunia virtual, para finalis meradang dan angkat bicara.

Finalis Queenie Sia yang berusia 17 tahun juga ikut berkomentar. Menurutnya, kecantikan tidak selalu dinilai hanya berdasarkan fisik. “Ini tentang memiliki hati yang baik dan juga kepribadian yang baik,” tutur mahasiswa ITE College East tersebut.

Adapun Kai Ling, mengaku terkejut sekaligus terbebani dengan komentar warganet yang melabeli mereka ‘jelek’ dan ‘menyedihkan’. Netizen yang menyebut finalis Miss Singapore 2017 ‘jelek’ dan ‘menyedihkan’.

Kepada Chinese Daily, Kai Ling mengatakan salah satu motivasinya ikut kontes kecanikan untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri. Kai Ling bercerita dulu sering diejek karena tubuhnya yang kecil dan sangat kurus.

“Lahir sebagai bayi prematur, tubuhku sangat kurus dan kecil dibandingkan orang-orang yang seumuran denganku. Aku sering diejek bahkan sebelum masuk kontes kecantikan ini,” kata Kai Ling.

Dengan ikut kontes kecantikan, Kai Ling berharap bisa membuka pandangan banyak orang bahwa tubuh dan kecantikan fisik bukan semata-mata jadi ukuran satu-satunya.

Masih ada kepribadian, kepercayaan diri, keberanian, dan rasa cinta kasih yang juga harus dinilai. (rmol/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/