32.8 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Penjualan Rokok di Inggris Diperketat

INGGRIS- Jumlah anak perokok di Inggris terus meningkat. Karenanya, untuk menekan jumlah anak perokok tersebut, pemerintah Inggris melarang mesin penjual rokok. Kebijakan baru itu diberlakukan sejak Sabtu (1/10) kemarin.

Tak cuma itu, setiap orang yang tertangkap tangan menjual rokok menggunakan mesin yang biasanya terdapat di pub dan klub akan mendapat sanksi berupa denda sebesar 2.500 poundsterling atau sekitar Rp34 juta. Namun, pub masih bisa menjual rokok di bar.

Menteri Kesehatan Inggris Andrew Lansley, mengakui kalau tantangan terbesar dan paling alot di bidang kesehatan adalah kebiasaan merokok. “Merokok adalah salah satu tantangan yang paling besar dan alot di bidang kesehatan masyarakat. Lebih dari delapan juta orang (15 persen) di Inggris masih merokok. Hal itu mengakibatkan lebih dari 80 ribu kematian setiap tahun,” katanya.

Lansley juga mengatakan, mesin penjualan rokok acap luput dari pengawasan. “Makanya, anak di bawah umur bisa membeli rokok dari mesin itu,” imbuhnya.

Lansley yakin, larangan penjualan rokok dari mesin dimaksud bisa melindungi anak-anak. “Rokok akan berkurang jumlahnya bagi anak-anak itu,” katanya sembari menambahkan kalau cara itu bisa mendorong generasi muda tidak merokok.

Catatan dari yayasan amal British Heart Foundation menunjukkan tiap tahun, di Inggris, ada 20.000 pemuda mulai merokok secara rutin. Sementara itu, sebagaimana warta AP dan AFP, 11 persen perokok rutin berada di usia 11 hingga 15 tahun. “Mereka mendapatkan rokok dari mesin penjualan,” kata yayasan tersebut.

Selain Inggris, Irlandia akan melarang mesin penjualan rokok pada Februari tahun depan. Sementara itu, Skotlandia dan Wales sudah menyampaikan komitmen menerapkan larangan tersebut.

Selanjutnya, pada April 2012, semua pengecer rokok di Inggris dan Skotlandia tak boleh memajang semua produk tembakau. Lalu, sampai April 2015, toko kecil di kedua negara itu juga mesti melaksanakan kebijakan sebagaimana pengecer tadi. Pemerintah dijadwalkan melancarkan konsultasi masyarakat mengenai apakah rokok mesti dijual dalam kemasan kosong tanpa logo atau merek. Adapun merokok di tempat umum yang tertutup dilarang di Inggris pada Juli 2007.(net/jpnn)

INGGRIS- Jumlah anak perokok di Inggris terus meningkat. Karenanya, untuk menekan jumlah anak perokok tersebut, pemerintah Inggris melarang mesin penjual rokok. Kebijakan baru itu diberlakukan sejak Sabtu (1/10) kemarin.

Tak cuma itu, setiap orang yang tertangkap tangan menjual rokok menggunakan mesin yang biasanya terdapat di pub dan klub akan mendapat sanksi berupa denda sebesar 2.500 poundsterling atau sekitar Rp34 juta. Namun, pub masih bisa menjual rokok di bar.

Menteri Kesehatan Inggris Andrew Lansley, mengakui kalau tantangan terbesar dan paling alot di bidang kesehatan adalah kebiasaan merokok. “Merokok adalah salah satu tantangan yang paling besar dan alot di bidang kesehatan masyarakat. Lebih dari delapan juta orang (15 persen) di Inggris masih merokok. Hal itu mengakibatkan lebih dari 80 ribu kematian setiap tahun,” katanya.

Lansley juga mengatakan, mesin penjualan rokok acap luput dari pengawasan. “Makanya, anak di bawah umur bisa membeli rokok dari mesin itu,” imbuhnya.

Lansley yakin, larangan penjualan rokok dari mesin dimaksud bisa melindungi anak-anak. “Rokok akan berkurang jumlahnya bagi anak-anak itu,” katanya sembari menambahkan kalau cara itu bisa mendorong generasi muda tidak merokok.

Catatan dari yayasan amal British Heart Foundation menunjukkan tiap tahun, di Inggris, ada 20.000 pemuda mulai merokok secara rutin. Sementara itu, sebagaimana warta AP dan AFP, 11 persen perokok rutin berada di usia 11 hingga 15 tahun. “Mereka mendapatkan rokok dari mesin penjualan,” kata yayasan tersebut.

Selain Inggris, Irlandia akan melarang mesin penjualan rokok pada Februari tahun depan. Sementara itu, Skotlandia dan Wales sudah menyampaikan komitmen menerapkan larangan tersebut.

Selanjutnya, pada April 2012, semua pengecer rokok di Inggris dan Skotlandia tak boleh memajang semua produk tembakau. Lalu, sampai April 2015, toko kecil di kedua negara itu juga mesti melaksanakan kebijakan sebagaimana pengecer tadi. Pemerintah dijadwalkan melancarkan konsultasi masyarakat mengenai apakah rokok mesti dijual dalam kemasan kosong tanpa logo atau merek. Adapun merokok di tempat umum yang tertutup dilarang di Inggris pada Juli 2007.(net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/