SEOUL, SUMUTPOS.CO – Ri Chun-hee kembali muncul di layar kaca, Minggu (3/9). Penyiar kawakan Korean Central News Agency alias KCNA tersebut mengumumkan keberhasilan uji coba nuklir Korea Utara (Korut).
Itu merupakan uji coba ke-6 dan kekuatannya lima atau enam kali lebih dahsyat ketimbang sebelumnya. PBB dan negara-negara Barat pun langsung mengecam Korut.
”Kesuksesan yang sempurna,” ujar Ri dengan tegas dari studio dengan latar belakang Gunung Paektu yang berada di perbatasan Korut-Tiongkok.
Berbalut busana tradisional Korut, joseon-ot atau choson chogori, perempuan berusia 74 tahun itu tersenyum lebar setelah mengumumkan kesuksesan program nuklir Pyongyang. Dia mengatakan bahwa rezim Kim Jong-un baru saja mengujicobakan bom hidrogen yang bisa diusung rudal balistik Korut.
Setelah ayah Jong-un mangkat, Ri jarang tampil sebagai pembaca berita. Karena usianya tidak muda lagi, perempuan yang disebut-sebut sebagai penyiar kesayangan mendiang Kim Jong-il itu pamit dari layar kaca pada 2012. Tepatnya, sebulan setelah Kim wafat. Namun, dia masih muncul untuk mewartakan berita tentang capaian nuklir Korut.
Maka, saat Ri muncul di layar kaca, warga Korutyang rata-rata tidak update informasi langsung paham bahwa Pyongyang baru saja unjuk kekuatan nuklir. Bagi rezim Jong-un, Ri adalah simbol kesuksesan.
Bagi rakyat Korut, Ri adalah kebanggaan. Tapi, bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya serta sebagian besar penduduk dunia, Ri adalah nenek pembawa kabar buruk.
”Kini sudah jelas terbukti bahwa senjata nuklir Korut sangat presisi,” ungkap Ri dengan raut wajah semringah.
SEOUL, SUMUTPOS.CO – Ri Chun-hee kembali muncul di layar kaca, Minggu (3/9). Penyiar kawakan Korean Central News Agency alias KCNA tersebut mengumumkan keberhasilan uji coba nuklir Korea Utara (Korut).
Itu merupakan uji coba ke-6 dan kekuatannya lima atau enam kali lebih dahsyat ketimbang sebelumnya. PBB dan negara-negara Barat pun langsung mengecam Korut.
”Kesuksesan yang sempurna,” ujar Ri dengan tegas dari studio dengan latar belakang Gunung Paektu yang berada di perbatasan Korut-Tiongkok.
Berbalut busana tradisional Korut, joseon-ot atau choson chogori, perempuan berusia 74 tahun itu tersenyum lebar setelah mengumumkan kesuksesan program nuklir Pyongyang. Dia mengatakan bahwa rezim Kim Jong-un baru saja mengujicobakan bom hidrogen yang bisa diusung rudal balistik Korut.
Setelah ayah Jong-un mangkat, Ri jarang tampil sebagai pembaca berita. Karena usianya tidak muda lagi, perempuan yang disebut-sebut sebagai penyiar kesayangan mendiang Kim Jong-il itu pamit dari layar kaca pada 2012. Tepatnya, sebulan setelah Kim wafat. Namun, dia masih muncul untuk mewartakan berita tentang capaian nuklir Korut.
Maka, saat Ri muncul di layar kaca, warga Korutyang rata-rata tidak update informasi langsung paham bahwa Pyongyang baru saja unjuk kekuatan nuklir. Bagi rezim Jong-un, Ri adalah simbol kesuksesan.
Bagi rakyat Korut, Ri adalah kebanggaan. Tapi, bagi Amerika Serikat (AS) dan sekutunya serta sebagian besar penduduk dunia, Ri adalah nenek pembawa kabar buruk.
”Kini sudah jelas terbukti bahwa senjata nuklir Korut sangat presisi,” ungkap Ri dengan raut wajah semringah.