31.8 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Polisi Bangladesh Biarkan Pengungsi Rohingya Membanjir Masuk

Rakhine, yang merupakan negara bagian termiskin di Myanmar, dihuni lebih dari satu juta orang Rohingya. Sejak puluhan tahun mereka menderita berbagai bentuk pelecehan dan penganiayaan di negara yang mayoritasnya Buddhis itu. Orang-orang Rohingya bahkan tidak dianggap sebagai warga negara.

Dalam beberapa tahun terakhir. terjadi gelombang kekerasan yang banyak menelan korban jiwa. Kekerasan terbaru saat ini adalah yang paling besar sejak Oktober 2016, ketika sembilan polisi tewas dalam serangan terhadap pos perbatasan.

Sampai saat terjadinya serangan itu, tidak ada indikasi pemberontakan bersenjata di Rakhine, meski ketegangan etnis di sana sudah berlangsung lama.

Baik serangan bulan Oktober itu dan kemudian serangan 25 Agustus lalu, dilakukan oleh sebuah kelompok yang disebut Tentara Penyelamatan Rohingya Arakan (Arakan Rohingya Salvation Army, ARSA).

Kelompok ARSA ini mengaku bertujuan untuk melindungi Muslim Rohingya dari represi negara di Myanmar. Pemerintah Burma menyebut ARSA adalah kelompok teroris.

Militer juga mengambil berbagai tindakan keras setelah serangan bulan Oktober itu, berbuntut berbagai tuduhan tentang pemerkosaan, pembunuhan dan penyiksaan oleh tentara terhadap warga Rohingya. Saat itu, puluhan ribu orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

PBB sedang melakukan investigasi resmi, kendati militer Burma menyangkal semua tuduhan. (bbc)

Rakhine, yang merupakan negara bagian termiskin di Myanmar, dihuni lebih dari satu juta orang Rohingya. Sejak puluhan tahun mereka menderita berbagai bentuk pelecehan dan penganiayaan di negara yang mayoritasnya Buddhis itu. Orang-orang Rohingya bahkan tidak dianggap sebagai warga negara.

Dalam beberapa tahun terakhir. terjadi gelombang kekerasan yang banyak menelan korban jiwa. Kekerasan terbaru saat ini adalah yang paling besar sejak Oktober 2016, ketika sembilan polisi tewas dalam serangan terhadap pos perbatasan.

Sampai saat terjadinya serangan itu, tidak ada indikasi pemberontakan bersenjata di Rakhine, meski ketegangan etnis di sana sudah berlangsung lama.

Baik serangan bulan Oktober itu dan kemudian serangan 25 Agustus lalu, dilakukan oleh sebuah kelompok yang disebut Tentara Penyelamatan Rohingya Arakan (Arakan Rohingya Salvation Army, ARSA).

Kelompok ARSA ini mengaku bertujuan untuk melindungi Muslim Rohingya dari represi negara di Myanmar. Pemerintah Burma menyebut ARSA adalah kelompok teroris.

Militer juga mengambil berbagai tindakan keras setelah serangan bulan Oktober itu, berbuntut berbagai tuduhan tentang pemerkosaan, pembunuhan dan penyiksaan oleh tentara terhadap warga Rohingya. Saat itu, puluhan ribu orang Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

PBB sedang melakukan investigasi resmi, kendati militer Burma menyangkal semua tuduhan. (bbc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/