26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Israel-Syria Memanas

WASHINGTON – Konflik antara Syria dan Israel terus berlanjut. Selain di antara dua belah pihak, ketegangan meluas hingga ke luar wilayah. Terbaru, Israel dilaporkan telah melancarkan sebuah serangan ke Syria. Serangan tersebut menargetkan pengiriman rudal dari rezim Bashar Al Assad ke pemberontak Hizbullah di Lebanon.

Negeri Yahudi tersebut menegaskan, mereka telah menyiapkan militernya mencegah kemungkinan berpindah tangannya persenjataan canggih milik rezim Syria, termasuk senjata kimia pemusnah masal kepada sekutunya Hizbullah di Lebanon.

Atau, ke pemberontak Islam yang terlibat konflik dengan pemerintahan Presiden Bashar Al Assad selama lebih dari dua tahun terakhir.

Namun, seorang sumber keamanan regional kepada Reuters mengungkapkan, serangan pada Jumat (3/5) waktu setempat tersebut dilancarkan setelah menteri-menteri bidang pertahanan dan keamanan kabinet Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui dilakukannya tindakan militer. Persetujuan tersebut dilakukan dalam sebuah rapat rahasia pada Kamis (2/5) waktu setempat.

CNN, mengutip sumber pejabat AS, menulis bahwa Israel diduga kuat melancarkan serangan tersebut dalam kurun waktu antara Kamis– Jumat. Namun, jet-jet Israel tidak sampai memasuki wilayah udara Syria. Mereka memang tidak perlu masuk wilayah udara Syria. Sebab, angkatan udara Israel memiliki bom yang dijuluki ’’bom serang’’ yang mampu menembak target dengan jarak puluhan kilometer.

Artinya, secara teori, Israel bisa menyerang Syria dari wilayahnya sendiri atau dari perbatasan Lebanon. Otoritas Lebanon melaporkan adanya aktivitas intensif yang tidak biasa dari angkatan udara Israel di sekitar wilayah perbatasan pada Kamis dan Jumat. ’’Kami yakin bahwa aktivitas tersebut terkait dengan kekhawatiran Israel terhadap pengiriman senjata, khususnya senjata kimia dari Syria kepada sekutunya di Lebanon (Hizbullah),’’ jelas sumber dari Lebanon.

Namun, pemerintah Syria membantah adanya serangan tersebut. Duta Besar Syria untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tidak mengetahui adanya serangan dari pihak mana pun. ’’Sampai saat ini, tidak ada informasi adanya serangan,’’ ujarnya kemarin (4/5).

Tetapi, Qassim Saadedine, seorang komandan dan juru bicara militer pemberontak Syria Tentara Kemerdekaan Syria (FSA), membenarkan adanya serangan tersebut. ’’Informasi yang kami dapat, terjadi serangan militer Israel yang menarget sebuah konvoi militer yang sedang mengirimkan rudal ke Hizbullah. Tapi, kami belum bisa memastikan lokasinya,’’ ujarnya.

Serangan Israel ke Syria kemarin tercatat yang kedua sepanjang tahun ini. (reuters/jpnn)

WASHINGTON – Konflik antara Syria dan Israel terus berlanjut. Selain di antara dua belah pihak, ketegangan meluas hingga ke luar wilayah. Terbaru, Israel dilaporkan telah melancarkan sebuah serangan ke Syria. Serangan tersebut menargetkan pengiriman rudal dari rezim Bashar Al Assad ke pemberontak Hizbullah di Lebanon.

Negeri Yahudi tersebut menegaskan, mereka telah menyiapkan militernya mencegah kemungkinan berpindah tangannya persenjataan canggih milik rezim Syria, termasuk senjata kimia pemusnah masal kepada sekutunya Hizbullah di Lebanon.

Atau, ke pemberontak Islam yang terlibat konflik dengan pemerintahan Presiden Bashar Al Assad selama lebih dari dua tahun terakhir.

Namun, seorang sumber keamanan regional kepada Reuters mengungkapkan, serangan pada Jumat (3/5) waktu setempat tersebut dilancarkan setelah menteri-menteri bidang pertahanan dan keamanan kabinet Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui dilakukannya tindakan militer. Persetujuan tersebut dilakukan dalam sebuah rapat rahasia pada Kamis (2/5) waktu setempat.

CNN, mengutip sumber pejabat AS, menulis bahwa Israel diduga kuat melancarkan serangan tersebut dalam kurun waktu antara Kamis– Jumat. Namun, jet-jet Israel tidak sampai memasuki wilayah udara Syria. Mereka memang tidak perlu masuk wilayah udara Syria. Sebab, angkatan udara Israel memiliki bom yang dijuluki ’’bom serang’’ yang mampu menembak target dengan jarak puluhan kilometer.

Artinya, secara teori, Israel bisa menyerang Syria dari wilayahnya sendiri atau dari perbatasan Lebanon. Otoritas Lebanon melaporkan adanya aktivitas intensif yang tidak biasa dari angkatan udara Israel di sekitar wilayah perbatasan pada Kamis dan Jumat. ’’Kami yakin bahwa aktivitas tersebut terkait dengan kekhawatiran Israel terhadap pengiriman senjata, khususnya senjata kimia dari Syria kepada sekutunya di Lebanon (Hizbullah),’’ jelas sumber dari Lebanon.

Namun, pemerintah Syria membantah adanya serangan tersebut. Duta Besar Syria untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan tidak mengetahui adanya serangan dari pihak mana pun. ’’Sampai saat ini, tidak ada informasi adanya serangan,’’ ujarnya kemarin (4/5).

Tetapi, Qassim Saadedine, seorang komandan dan juru bicara militer pemberontak Syria Tentara Kemerdekaan Syria (FSA), membenarkan adanya serangan tersebut. ’’Informasi yang kami dapat, terjadi serangan militer Israel yang menarget sebuah konvoi militer yang sedang mengirimkan rudal ke Hizbullah. Tapi, kami belum bisa memastikan lokasinya,’’ ujarnya.

Serangan Israel ke Syria kemarin tercatat yang kedua sepanjang tahun ini. (reuters/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/