BEIJING, SUMUTPOS.CO – Sepasang warga Kanada ditangkap pemerintah Tiongkok. Pasangan bernama Kevin Garratt dan Julia Dawn Garratt itu dituduh telah memata-matai Beijing. Yaitu dengan mencuri penelitian militer dan pertahanan nasional yang bersifat rahasia lewat dunia maya. Saat ini keduanya diinvestigasi. Jika dinyatakan bersalah, mereka bisa dihukum lebih dari 10 tahun atau bahkan hukuman mati.
Pasangan Garratt datang ke Tiongkok pada 1984. Mereka membuka cafe bernama Peter’s Coffee House di Dandong sekitar tujuh tahun lalu. Wilayah tersebut berbatasan dengan Korea Utara (Korut). Cafe itu menghadap Sungai Yalu dan Jembatan Persahabatan yang menghubungkan kedua negara.
Wilayah Dandong adalah area militer yang sensitif bagi Tiongkok. Sebab, wilayah tersebut menjadi pintu masuk perdagangan senjata nuklir bagi Korut. Mayoritas penduduk Dandong adalah warga asing yang beragama Kristen. Dalam beberapa video di website milik Gereja Terra Nova, pasangan itu memang berniat menyebarkan agama Kristen di Korut.
“Orang tua saya adalah orang Kristen yang terbuka. Mereka telah mengunjungi Korut beberapa kali,” ujar Simeon, 27, anak lelaki pasangan Garratt. Kunjungan tersebut dilakukan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi warga Korut. Simeon yang memiliki perusahaan software di Vancouver itu mengungkapkan bahwa dua orang tuanya sudah tidak bisa dihubungi Senin petang (4/8).
“Saya hanya berpikir ini semua gila. Ini pasti telah direncanakan oleh seseorang, tetapi saya tidak tahu mengapa. Semuanya tidak jelas,” tambahnya.
Penangkapan keduanya mungkin atas permintaan Korut. Sebab, negeri yang dipimpin Kim Jong-un tersebut kerap antipati dan curiga berlebihan terhadap penyebaran agama Kristen. Mei lalu misionaris dari Korut dihukum kerja paksa seumur hidup setelah dituduh memata-matai dan berencana membangun gereja bawah tanah. (jp)
BEIJING, SUMUTPOS.CO – Sepasang warga Kanada ditangkap pemerintah Tiongkok. Pasangan bernama Kevin Garratt dan Julia Dawn Garratt itu dituduh telah memata-matai Beijing. Yaitu dengan mencuri penelitian militer dan pertahanan nasional yang bersifat rahasia lewat dunia maya. Saat ini keduanya diinvestigasi. Jika dinyatakan bersalah, mereka bisa dihukum lebih dari 10 tahun atau bahkan hukuman mati.
Pasangan Garratt datang ke Tiongkok pada 1984. Mereka membuka cafe bernama Peter’s Coffee House di Dandong sekitar tujuh tahun lalu. Wilayah tersebut berbatasan dengan Korea Utara (Korut). Cafe itu menghadap Sungai Yalu dan Jembatan Persahabatan yang menghubungkan kedua negara.
Wilayah Dandong adalah area militer yang sensitif bagi Tiongkok. Sebab, wilayah tersebut menjadi pintu masuk perdagangan senjata nuklir bagi Korut. Mayoritas penduduk Dandong adalah warga asing yang beragama Kristen. Dalam beberapa video di website milik Gereja Terra Nova, pasangan itu memang berniat menyebarkan agama Kristen di Korut.
“Orang tua saya adalah orang Kristen yang terbuka. Mereka telah mengunjungi Korut beberapa kali,” ujar Simeon, 27, anak lelaki pasangan Garratt. Kunjungan tersebut dilakukan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan bagi warga Korut. Simeon yang memiliki perusahaan software di Vancouver itu mengungkapkan bahwa dua orang tuanya sudah tidak bisa dihubungi Senin petang (4/8).
“Saya hanya berpikir ini semua gila. Ini pasti telah direncanakan oleh seseorang, tetapi saya tidak tahu mengapa. Semuanya tidak jelas,” tambahnya.
Penangkapan keduanya mungkin atas permintaan Korut. Sebab, negeri yang dipimpin Kim Jong-un tersebut kerap antipati dan curiga berlebihan terhadap penyebaran agama Kristen. Mei lalu misionaris dari Korut dihukum kerja paksa seumur hidup setelah dituduh memata-matai dan berencana membangun gereja bawah tanah. (jp)