Kali ini, menurut Allison McGeer dari Mount Sinai Hospital di Toronto, Kanada, MERS lebih bisa dikendalikan. Selain karena virusnya telah teridentifikasi, penyebaran MERS relatif lambat. Sejak pertama terdeteksi 2012, MERS baru menjangkiti sekitar 1.800 orang dan mengakibatkan sekitar 450 kematian di seluruh dunia.
Sementara itu, SARS menyerang 8.000 orang dan mengakibatkan 774 kematian hanya dalam waktu setahun sejak terdeteksi. Saat itu para pakar sempat salah mengidentifikasi virus SARS sebagai virus H5N1 alias flu burung.
Pasalnya, gejala yang ditunjukkan para pasien SARS hampir sama dengan pasien flu burung. Begitu virus SARS teridentifikasi dengan benar, wabahnya pun bisa dihentikan pada 2004.
”Selama virusnya belum bermutasi, tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata McGeer. Pada 2003–2004, bersama beberapa pakar lainnya, dia terlibat dalam penanganan langsung pasien SARS.
Itulah yang membuat McGeer yakin MERS akan teratasi. Tentang penularan virus yang sangat cepat di area rumah sakit, dia menyebut itu sebagai kewajaran. Seluruh rumah sakit, menurut dia, mengalaminya. (AP/AFP/NBC/xinhua/c10/hep)