24.2 C
Medan
Saturday, June 15, 2024

Wahai Negara-Negara Arab, Kalian kok Diam Saja!

Foto: AFP PHOTO / ANGELOS TZORTZINIS Imigran Syria yang mencari suaka ke negara di Eropa.
Foto: AFP PHOTO / ANGELOS TZORTZINIS
Imigran Syria yang mencari suaka ke negara di Eropa.

SUMUTPOS.CO – Di saat negara-negara Eropa kewalahan mengatasi derasnya arus pengungsi dan pencari suaka dari kawasan Timur Tengah, khususnya Syria, negara-negara di kawasan Teluk Persia malah adem ayem.

Padahal, dari segi ekonomi, negara-negara Teluk justru lebih kaya dan sejahtera. Dari segi jarak pun, negara-negara Teluk jauh lebih mudah diakses.

Tetapi, para imigran memilih Eropa sebagai negara tujuan dan berani mengambil risiko kehilangan nyawa.

Akhir pekan lalu, USA Today melaporkan bahwa negara-negara Teluk tidak mau menampung para pengungsi dan pencari suaka dari Syria. Alasannya sederhana, mereka tidak mau repot.

Menurut mereka, para pengungsi dan pencari suaka itu biasanya bermasalah dengan dokumen. Selanjutnya, mereka juga akan melahirkan berbagai masalah sosial dan ekonomi yang berdampak luas bagi masyarakat negara inang (penampung).

Sebagai ganti penolakan mereka terhadap para pengungsi dan pencari suaka, negara-negara Teluk menjanjikan bantuan dana yang tidak sedikit.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, dan Kuwait mengaku siap kucurkan dana USD ratusan juta untuk mengatasi krisis pengungsi dan pencari suaka asal Syria tersebut. Tetapi, mereka tidak akan memberikan sedikit pun bagian dari wilayahnya sebagai penampungan.

”Saat ini sudah hampir separo penduduk Syria yang telantar akibat kekerasan. Tidak hanya telantar di luar negeri, mereka juga tersia-siakan di dalam negeri,” terang PBB dalam laporan terbarunya tentang pengungsi.

Foto: AFP PHOTO / ANGELOS TZORTZINIS Imigran Syria yang mencari suaka ke negara di Eropa.
Foto: AFP PHOTO / ANGELOS TZORTZINIS
Imigran Syria yang mencari suaka ke negara di Eropa.

SUMUTPOS.CO – Di saat negara-negara Eropa kewalahan mengatasi derasnya arus pengungsi dan pencari suaka dari kawasan Timur Tengah, khususnya Syria, negara-negara di kawasan Teluk Persia malah adem ayem.

Padahal, dari segi ekonomi, negara-negara Teluk justru lebih kaya dan sejahtera. Dari segi jarak pun, negara-negara Teluk jauh lebih mudah diakses.

Tetapi, para imigran memilih Eropa sebagai negara tujuan dan berani mengambil risiko kehilangan nyawa.

Akhir pekan lalu, USA Today melaporkan bahwa negara-negara Teluk tidak mau menampung para pengungsi dan pencari suaka dari Syria. Alasannya sederhana, mereka tidak mau repot.

Menurut mereka, para pengungsi dan pencari suaka itu biasanya bermasalah dengan dokumen. Selanjutnya, mereka juga akan melahirkan berbagai masalah sosial dan ekonomi yang berdampak luas bagi masyarakat negara inang (penampung).

Sebagai ganti penolakan mereka terhadap para pengungsi dan pencari suaka, negara-negara Teluk menjanjikan bantuan dana yang tidak sedikit.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, dan Kuwait mengaku siap kucurkan dana USD ratusan juta untuk mengatasi krisis pengungsi dan pencari suaka asal Syria tersebut. Tetapi, mereka tidak akan memberikan sedikit pun bagian dari wilayahnya sebagai penampungan.

”Saat ini sudah hampir separo penduduk Syria yang telantar akibat kekerasan. Tidak hanya telantar di luar negeri, mereka juga tersia-siakan di dalam negeri,” terang PBB dalam laporan terbarunya tentang pengungsi.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/