SUMUTPOS.CO – Pencarian besar-besaran masih dilakukan terhadap pesawat Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines yang hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing, China. Terutama untuk memastikan nasib 239 orang, terdiri dari 227 penumpang dan 12 awak pesawat yang ada di dalamnya.
Seperti dikabarkan situs South China Morning Post, Sabtu (8/3/2014), pesawat yang hilang telah mengarungi angkasa selama lebih dari 20.000 jam, di 12 tahun usianya. Para ahli penerbangan menyebutnya normal.
Pesawat jenis itu punya reputasi paling aman, dengan catatan nyaris bersih, hingga terjadi insiden maskapai Korea Selatan, Asiana Airlines di San Francisco, Amerika Serikat Juli 2013 lalu yang menewaskan 3 warga negara China. Sebelumnya, Boeing 777 belum pernah mengalami kecelakaan fatal dalam 19 sejarahnya.
“Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines telah memiliki 20.243 jam terbang sebelum insiden hari ini,” demikian disampaikan juru bicara maskapai.
Terkait itu, beberapa pilot di Hong Kong, masing-masing dengan pengalaman lebih dari 30 tahun, mengatakan bahwa jumlah jam terbang untuk Boeing 777 berusia 12 tahun adalah “normal”.
“Boeing 777 adalah pesawat teraman di langit saat ini,” kata salah satu pilot dengan pengalaman lebih dari dua dekade. “Ini adalah pesawat yang sangat aman dan terpercaya”.
Menurut CAPA Centre for Aviation, rata-rata pesawat Boeing 777-200ER milih Malaysia Airlines adalah 14,3 tahun.
Penerbangan Malaysia Airlines yang hilang dipiloti Kapten Zaharie Ahmad Shah, Malaysia. Pria 53 tahun itu memiliki total jam terbang 18.365 jam. Dia bergabung dengan Malaysia Airlines pada tahun 1981.
Sementara, kopilot adalah Fariq Ab. Hamid, pria asal Malaysia berusia 27 tahun. Dia memiliki total jam terbang 2.763 jam. Dia bergabung dengan Malaysia Airlines pada tahun 2007.(bbs/net/bd)