BANGKOK – Perdana Menteri (PM) Thailand, Yingluck Shinawatra mengakui banjir yang terjadi gagal diantisipasi oleh Pemerintah Kota Bang kok. Sebagai ibukota Thailand, ternyata pemerintah kota tidak siap menghadapi banjir. Untuk itu, perlu dibangun tembok anti banjir.
Demikian diberitakan Bangkok Post, Selasa (11/10). Sekarang ini, Pemko Bangkok harus berpacu dengan waktu menghadapi volume air yang terus bertambah.
Pemerintah Metropolitan Bangkok (BMA) mengatakan, pihaknya sudah mendirikan hampir 200 tempat penampungan bagi warga yang terkena imbas banjir. Diperkirakan, Bang kok membutuhkan tiga tembok anti banjir, guna menghalau air masuk ke kota itu.
Tembok anti banjir itu akan dibangun di wilayah pemukiman Muang Ake di Pathum Thani. Tembok serupa juga dibangung di Rangit Khlong 5 dan wilayah Taling Chan, yang berada tepat di belakang Universitas Mahidol.
Tembok itu nantinya akan memblokir air dari wilayah dataran yang lebih tinggi dan mengalihkannya melalui daerah pinggiran Bangkok di sebelah timur dan barat. Pengalihan itu membuat air langsung menuju ke laut.
PM Yingluck mengatakan tembok anti banjir di Muang Ake akan dibangun sepanjang 10 kilometer (Km). Sementara tembok yang berada di Rangsit Khlong 5 akan membutuhkan sekira 1,5 juta kantung pasir.
Karena pemerintah dikabarkan kehabisan kantung pasir, perdana menteri perempuan pertama Thailand juga mencari kemungkinan bahwa kantung tersebut akan dipasok oleh pihak swasta.
Banjir yang terjadi di Thailand sudah berlangsung hampir dua bulan lamanya. Bencana ini menyebabkan sekira 253 jiwa warga Negeri Gajah Putih tersebut dipastikan tewas. (net/jpnn)