26.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Menarif Mahal, Ditagih Mahal

SUMUTPOS.CO – Saya agak telat tahu ini: seorang dokter di Singapura pernah menagih pasiennya Rp 300 miliar. Untuk selama empat tahun perawatan. Lalu jadi kasus hukum.

Minggu lalu saya memang ke Singapura. Ke dokter Benjamin Chua. Yang mengoperasi pecahnya pembuluh darah utama saya bulan lalu. Saya memang harus kontrol ke dia mengenai kelanjutan pengobatan saya. Kalau tidak ke Singapura itu mungkin tetap saja saya tidak tahu adanya tagihan yang spektakuler ini.

Dokter Susan Lim, yang menagih pasiennya sampai segitu itu sudah dijatuhi sanksi. Tidak boleh praktek selama tiga tahun. Tambah denda SGD 10.000. Sanksi itu dijatuhkan oleh lembaga yang mengawasi dokter. Ia dianggap menagih pasiennya di luar kepantasan. Melanggar di 94 macam tindakan.

Siapakah pasien dokter Susan tersebut? Dia memang pasien istimewa. Namanya Damit. Adik kandung istri Sultan Brunai, yang tergolong terkaya di dunia itu.

Nama lengkapnya: Pangiran Anak Hajah Damit. Yang menderita kanker payudara. Kiri. Sejak tahun 2004. Dan akhirnya meninggal dunia tahun 2007.

Kalau pun tidak meninggal mungkin soal tagihan ini tidak akan mencuat ke permukaan. Tapi karena si pasien meninggal, masih ada sisa tagihan yang masih harus dibayar.

Berapa? Mulailah lembaga kerajaan yang bertugas melakukan pembayaran melihat tagihan itu. Lalu terpana. Luar biasa besarnya. Kalau dijumlah selama empat tahun itu mencapai SGD 24 juta. Sekitar Rp 250 miliar. Dan pasiennya meninggal.

Sekaya-kaya Sultan Brunai, tagihan tersebut membuatnya marah. Keterlaluan. Lalu mengeluhkannya ke pemerintah Singapura.

Brunai memang sangat erat dengan Singapura. Tergolong luar biasa. Mata uang Brunai adalah satu-satunya mata uang di dunia yang dipeg ke dolar Singapura: satu dolar Singapura sama dengan satu ringgit Brunai. Kurs dolar Singapura naik, ikut naik. Turun, ikut turun.

SUMUTPOS.CO – Saya agak telat tahu ini: seorang dokter di Singapura pernah menagih pasiennya Rp 300 miliar. Untuk selama empat tahun perawatan. Lalu jadi kasus hukum.

Minggu lalu saya memang ke Singapura. Ke dokter Benjamin Chua. Yang mengoperasi pecahnya pembuluh darah utama saya bulan lalu. Saya memang harus kontrol ke dia mengenai kelanjutan pengobatan saya. Kalau tidak ke Singapura itu mungkin tetap saja saya tidak tahu adanya tagihan yang spektakuler ini.

Dokter Susan Lim, yang menagih pasiennya sampai segitu itu sudah dijatuhi sanksi. Tidak boleh praktek selama tiga tahun. Tambah denda SGD 10.000. Sanksi itu dijatuhkan oleh lembaga yang mengawasi dokter. Ia dianggap menagih pasiennya di luar kepantasan. Melanggar di 94 macam tindakan.

Siapakah pasien dokter Susan tersebut? Dia memang pasien istimewa. Namanya Damit. Adik kandung istri Sultan Brunai, yang tergolong terkaya di dunia itu.

Nama lengkapnya: Pangiran Anak Hajah Damit. Yang menderita kanker payudara. Kiri. Sejak tahun 2004. Dan akhirnya meninggal dunia tahun 2007.

Kalau pun tidak meninggal mungkin soal tagihan ini tidak akan mencuat ke permukaan. Tapi karena si pasien meninggal, masih ada sisa tagihan yang masih harus dibayar.

Berapa? Mulailah lembaga kerajaan yang bertugas melakukan pembayaran melihat tagihan itu. Lalu terpana. Luar biasa besarnya. Kalau dijumlah selama empat tahun itu mencapai SGD 24 juta. Sekitar Rp 250 miliar. Dan pasiennya meninggal.

Sekaya-kaya Sultan Brunai, tagihan tersebut membuatnya marah. Keterlaluan. Lalu mengeluhkannya ke pemerintah Singapura.

Brunai memang sangat erat dengan Singapura. Tergolong luar biasa. Mata uang Brunai adalah satu-satunya mata uang di dunia yang dipeg ke dolar Singapura: satu dolar Singapura sama dengan satu ringgit Brunai. Kurs dolar Singapura naik, ikut naik. Turun, ikut turun.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/