SUMUTPOS.CO – Fenomena astronomi akan kembali menyapa penduduk bumi untuk kesekian kalinya di tahun ini. Fenomena Gerhana Bulan yang menyebabkan bulan berwarna kemerahan (Blood Moon) akan kembali hadir 27 Juli mendatang. Bahkan Gerhana Bulan Total ini disebut akan menjadi momen dengan rentang waktu terlama yang terjadi abad ini.
Lantas, apa penyebab Gerhana Bulan ini menjadi terlama yang mampir di galaksi kita? Lembaga Antariksa Amerika Serikat (AS) NASA menyebut, Gerhana Bulan akan berlangsung selama 1 jam dan 43 menit dan akan terlihat di Afrika Timur dan Asia Tengah. Sementara warga di lain benua seperti Afrika dan Asia, Eropa, Australia, dan Amerika Selatan juga dapat menyaksikan sebagian dari gerhana bulan tersebut.
Seorang Astronom dari Royal Observatory Greenwich, Dhara Patel mengatakan kepada Express bahwa ada beberapa alasan momen Gerhana Bulan kali ini akan menjadi yang terlama. “Ketika kita berpikir tentang bayangan di belakang Bumi yang disebabkan oleh cahaya matahari, bayangan itu adalah apa yang dilalui Bulan,” katanya, Kamis (12/7).
Dia menerangkan, bisa dibayangkan ketika wilayah melingkar di langit, kadang-kadang Bulan tidak melewati langsung, namun melalui bagian tengah. Hal itu akan bergerak ke arah tepi bayangan melingkar itu. “Kali ini bulan melewati bagian tengah bayangan itu daripada menggelapkannya di bagian bawah atau atas. Jadi itulah salah satu alasan gerhana akan terjadi lebih lama,” terang pakar luar angkasa itu.
SUMUTPOS.CO – Fenomena astronomi akan kembali menyapa penduduk bumi untuk kesekian kalinya di tahun ini. Fenomena Gerhana Bulan yang menyebabkan bulan berwarna kemerahan (Blood Moon) akan kembali hadir 27 Juli mendatang. Bahkan Gerhana Bulan Total ini disebut akan menjadi momen dengan rentang waktu terlama yang terjadi abad ini.
Lantas, apa penyebab Gerhana Bulan ini menjadi terlama yang mampir di galaksi kita? Lembaga Antariksa Amerika Serikat (AS) NASA menyebut, Gerhana Bulan akan berlangsung selama 1 jam dan 43 menit dan akan terlihat di Afrika Timur dan Asia Tengah. Sementara warga di lain benua seperti Afrika dan Asia, Eropa, Australia, dan Amerika Selatan juga dapat menyaksikan sebagian dari gerhana bulan tersebut.
Seorang Astronom dari Royal Observatory Greenwich, Dhara Patel mengatakan kepada Express bahwa ada beberapa alasan momen Gerhana Bulan kali ini akan menjadi yang terlama. “Ketika kita berpikir tentang bayangan di belakang Bumi yang disebabkan oleh cahaya matahari, bayangan itu adalah apa yang dilalui Bulan,” katanya, Kamis (12/7).
Dia menerangkan, bisa dibayangkan ketika wilayah melingkar di langit, kadang-kadang Bulan tidak melewati langsung, namun melalui bagian tengah. Hal itu akan bergerak ke arah tepi bayangan melingkar itu. “Kali ini bulan melewati bagian tengah bayangan itu daripada menggelapkannya di bagian bawah atau atas. Jadi itulah salah satu alasan gerhana akan terjadi lebih lama,” terang pakar luar angkasa itu.