28.9 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Keuntungan Kerja Paksa Mencapai Rp1.500 Triliun

Pekerja tambang di Kolombia. Laporan ILO menyebutkan terdapat 21 juta pekerja paksa di seluruh dunia.
Pekerja tambang di Kolombia. Laporan ILO menyebutkan terdapat 21 juta pekerja paksa di seluruh dunia.

SUMUTPOS.CO – Kerja paksa di seluruh dunia diperkirakan menghasilkan keuntungan sedikitnya US$150 miliar setiap tahunnya, seperti terungkap dalam laporan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).

Keuntungan tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya dan ILO mengharapkan pemerintah di dunia mengatasi masalah kerja paksa.

Sekitar 21 juta orang di seluruh dunia dipaksa untuk bekerja di luar kemauan, dengan upah yang amat rendah dan kondisi yang buruk maupun secara gelap, dan para pekerja migran berada dalam posisi paling lemah.

Lebih dari setengah pekerja itu berada di Asia, dengan 18% di Afrika dan 10% di Amerika Latin.

Wartawan BBC di kantor pusat ILO di Jenewa, Imogen Foulkes, mengatakan temuan dalam laporan tersebut mengejutkan banyak pihak, termasuk ILO.

“Laporan baru ini membawa pemahaman bahwa penyelundupan manusia, kerja paksa, dan perburuhan modern mencapai tingkat yang baru,” jelas Dirjen ILO, Guy Ryder.

ILO menambahkan bahwa tak ada dari keuntungan gelap yang masuk ke dalam kantong para pekerja.

 

PEKERJA SEKS

Sekitar dua pertiga keungungan berasal dari industri seks, disusul dengan pekerja rumah tangga, pertanian, dan bangunan.

Sebagian besar kerja paksa dikendalikan oleh kelompok penjahat yang terorganisir dan ILO mengakui sulit untuk diberantas.

 

Sumber keuntungan

US$99 miliar: eksploitasi seks komersial

US$34 miliar: konstruksi, manufaktur, pertambangan dan jasa kebutuhan sehari-hari

US$9 miliar: pertanian, termasuk perikanan

US$8 miliar: rumah tangga yang tidak membayar gaji pembantu. (NET)

Pekerja tambang di Kolombia. Laporan ILO menyebutkan terdapat 21 juta pekerja paksa di seluruh dunia.
Pekerja tambang di Kolombia. Laporan ILO menyebutkan terdapat 21 juta pekerja paksa di seluruh dunia.

SUMUTPOS.CO – Kerja paksa di seluruh dunia diperkirakan menghasilkan keuntungan sedikitnya US$150 miliar setiap tahunnya, seperti terungkap dalam laporan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO).

Keuntungan tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya dan ILO mengharapkan pemerintah di dunia mengatasi masalah kerja paksa.

Sekitar 21 juta orang di seluruh dunia dipaksa untuk bekerja di luar kemauan, dengan upah yang amat rendah dan kondisi yang buruk maupun secara gelap, dan para pekerja migran berada dalam posisi paling lemah.

Lebih dari setengah pekerja itu berada di Asia, dengan 18% di Afrika dan 10% di Amerika Latin.

Wartawan BBC di kantor pusat ILO di Jenewa, Imogen Foulkes, mengatakan temuan dalam laporan tersebut mengejutkan banyak pihak, termasuk ILO.

“Laporan baru ini membawa pemahaman bahwa penyelundupan manusia, kerja paksa, dan perburuhan modern mencapai tingkat yang baru,” jelas Dirjen ILO, Guy Ryder.

ILO menambahkan bahwa tak ada dari keuntungan gelap yang masuk ke dalam kantong para pekerja.

 

PEKERJA SEKS

Sekitar dua pertiga keungungan berasal dari industri seks, disusul dengan pekerja rumah tangga, pertanian, dan bangunan.

Sebagian besar kerja paksa dikendalikan oleh kelompok penjahat yang terorganisir dan ILO mengakui sulit untuk diberantas.

 

Sumber keuntungan

US$99 miliar: eksploitasi seks komersial

US$34 miliar: konstruksi, manufaktur, pertambangan dan jasa kebutuhan sehari-hari

US$9 miliar: pertanian, termasuk perikanan

US$8 miliar: rumah tangga yang tidak membayar gaji pembantu. (NET)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/