25.7 C
Medan
Saturday, June 1, 2024

Usai Insiden Crane, Hotel Terbakar & Tanah Longsor

Barkah punya beberapa cerita mengenai peristiwa unik. Suatu saat ada jamaah haji asal Aceh, bernama Tengku Daud, sakit diare, hingga mengalami dehidrasi akut. Saat dibawa ke Pusat Kesehatan BPIH di sana, dia ogah minum. Dokter pun tidak mampu merayunya agar mau minum air yang cukup.

“Dia baru minum setelah diajak bicara dengan bahasa Aceh oleh wartawan TVRI Jose Rizal. kepada Jose ini, Tengku Daud itu mengatakan sedang menunggu anaknya. Jadi, dia itu merasa masih berada di rumahnya di Aceh,” cerita Barkah, kepada koran ini, kemarin (20/9).

Ada juga kisah Nenek Rasidah, asal Tanggamus, Sumsel. Si nenek itu selalu hilang, balik lagi, hilang lagi.

“Hilang dua hari, diantar petugas ke hotel, besoknya hilang lagi dua hari, diantar lagi. Itu terjadi berulang-ulang. Si nenek itu malah senyum-senyum, katanya masih nunggu anaknya. Jadi dia tidak merasa sudah berada di Tanah Suci,” kata Barkah.

Yang lucu kisah yang dialami seorang jamaah asal Ambon. Dia sempat hilang, lantas ditemukan petugas dan diantar ke hotel. Begitu sampai ke depan pintu hotel, dia mengatakan bukan itu hotelnya. Dia bilang, di depan hotelnya ada pohon sagu.

Oleh petugas haji, yang sudah terbiasa menghadapi kisah-kisah unik, bapak asal Ambon itu dibawa ke pohon kurma yang ada di depan hotel.

“Kepada bapak itu, petugas bilang, “Ini kan pohon sagunya? Sudah peluk saja”. Bapak itu nurut, memeluk pohon kurma, yang menurutnya itu pohon sagu. Dia merasa masih di rumah yang depannya ada pohon sagu,” ujar Barkah lagi.

Barkah mengatakan, peristiwa-peristiwa sejenis seperti dialami nenek Rasidah, Tengku Daud, dan bapak asal Ambon itu memang banyak dialami jamaah yang sudah sepuh.

“Yang sepuh-sepuh rawan mengalami disorientasi, merasa masih di rumah. Ini karena mereka kurang konsentrasi. Karena itu, sanak saudara yang di tanah air, sebaiknya selalu mengingatkan pentingnya konsentrasi, pikiran fokus ibadah, jangan ke mana-mana,” saran Barkah.

Namun, lanjutnya, kejadian unik tak hanya dialami jamaah berusia lanjut. Dia cerita, pernah ada seorang anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang berlatar belakang sarjana S3, hilang dari rombongan DPD. “Rupanya, dia tidak fokus, pikirannya ada di rumah. Jadi sebaiknya jamaah banyak berdzikir, konsentrasi, fokus beribadah,” ujarnya lagi.

Barkah mengingatkan para keluarga di tanah air harus sering mengingatkan jamaah agar menjaga kondisi kesehatan.

“Selain konsentrasi ibadah, harus jaga kesehatan, terutama banyak minum. Ini karena pas puncak haji, wukuf di Arafah, Kota Makkah, jutaan jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berjubel di sana. Perlu stamina kuat dan konsentrasi,” pungkasnya. (bbs/sam/val)

Barkah punya beberapa cerita mengenai peristiwa unik. Suatu saat ada jamaah haji asal Aceh, bernama Tengku Daud, sakit diare, hingga mengalami dehidrasi akut. Saat dibawa ke Pusat Kesehatan BPIH di sana, dia ogah minum. Dokter pun tidak mampu merayunya agar mau minum air yang cukup.

“Dia baru minum setelah diajak bicara dengan bahasa Aceh oleh wartawan TVRI Jose Rizal. kepada Jose ini, Tengku Daud itu mengatakan sedang menunggu anaknya. Jadi, dia itu merasa masih berada di rumahnya di Aceh,” cerita Barkah, kepada koran ini, kemarin (20/9).

Ada juga kisah Nenek Rasidah, asal Tanggamus, Sumsel. Si nenek itu selalu hilang, balik lagi, hilang lagi.

“Hilang dua hari, diantar petugas ke hotel, besoknya hilang lagi dua hari, diantar lagi. Itu terjadi berulang-ulang. Si nenek itu malah senyum-senyum, katanya masih nunggu anaknya. Jadi dia tidak merasa sudah berada di Tanah Suci,” kata Barkah.

Yang lucu kisah yang dialami seorang jamaah asal Ambon. Dia sempat hilang, lantas ditemukan petugas dan diantar ke hotel. Begitu sampai ke depan pintu hotel, dia mengatakan bukan itu hotelnya. Dia bilang, di depan hotelnya ada pohon sagu.

Oleh petugas haji, yang sudah terbiasa menghadapi kisah-kisah unik, bapak asal Ambon itu dibawa ke pohon kurma yang ada di depan hotel.

“Kepada bapak itu, petugas bilang, “Ini kan pohon sagunya? Sudah peluk saja”. Bapak itu nurut, memeluk pohon kurma, yang menurutnya itu pohon sagu. Dia merasa masih di rumah yang depannya ada pohon sagu,” ujar Barkah lagi.

Barkah mengatakan, peristiwa-peristiwa sejenis seperti dialami nenek Rasidah, Tengku Daud, dan bapak asal Ambon itu memang banyak dialami jamaah yang sudah sepuh.

“Yang sepuh-sepuh rawan mengalami disorientasi, merasa masih di rumah. Ini karena mereka kurang konsentrasi. Karena itu, sanak saudara yang di tanah air, sebaiknya selalu mengingatkan pentingnya konsentrasi, pikiran fokus ibadah, jangan ke mana-mana,” saran Barkah.

Namun, lanjutnya, kejadian unik tak hanya dialami jamaah berusia lanjut. Dia cerita, pernah ada seorang anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang berlatar belakang sarjana S3, hilang dari rombongan DPD. “Rupanya, dia tidak fokus, pikirannya ada di rumah. Jadi sebaiknya jamaah banyak berdzikir, konsentrasi, fokus beribadah,” ujarnya lagi.

Barkah mengingatkan para keluarga di tanah air harus sering mengingatkan jamaah agar menjaga kondisi kesehatan.

“Selain konsentrasi ibadah, harus jaga kesehatan, terutama banyak minum. Ini karena pas puncak haji, wukuf di Arafah, Kota Makkah, jutaan jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berjubel di sana. Perlu stamina kuat dan konsentrasi,” pungkasnya. (bbs/sam/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/