30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Israel Hantam Rumah Sakit Gaza

PALESTINA- Serangan Israel atas Gaza kian brutal. Senin (21/07) kemarin dilaporkan, tank dan pesawat tempur F-16 milik Israel menembakkan rudal tepat menargetkan lantai tiga Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha di Deir Balah. Serangan ini menewaskan empat orang. Sementara itu, lebih dari 70 orang lainnya luka-luka dan beberapa di antaranya adalah para pasien yang sedang dirawat di rumah sakit yang khusus untuk melayani korban di daerah tengah Gaza itu.

Menurut koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza, serangan biadab itu dilakukan pada pukul 14.55 waktu Gaza. Militer Zionis Israel menyerang rumah sakit tersebut hingga beberapa kali, menargetkan ruang operasi, laboratorium, dan ruang administrasi.

Juru bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, Ashraf Al Qidra, turut membenarkan bahwa tembakan mengarah ke lantai tiga rumah sakit yang digunakan sebagai ruang perawatan intensif dan ruang-ruang operasi. Peluru-peluru juga mengenai bagian lain di rumah sakit. Gambar-gambar yang ditayangkan oleh televisi Hamas, Al Aqsa, menunjukkan para korban luka didorong ke ruang gawat darurat.

Tidak diketahui apa penyebab militer Zionis Israel menargetkan rumah sakit yang juga banyak menampung korban perang tersebut. Israel pun belum memberikan keterangan terkait kejadian terbaru ini.

Hingga hari ke-14 serangan, jumlah korban warga Palestina banyak menyasar kaum wanita dan anak-anak. Kementerian Kesehatan Gaza, seperti diberitakan ITV kemarin, mengkonfirmasi warga Palestina yang menjadi korban kekejaman Israel telah mencapai angka 509 orang.

Operasi militer Israel di wilayah Gaza ini telah berlangsung sejak 8 Juli lalu. Operasi yang diberi nama “Operation Protective Edge” ini diklaim Israel untuk menghentikan serangan-serangan roket militan Gaza.

Menurut militer Israel, terhitung sejak 8 Juli, para militan Palestina telah menembakkan setidaknya 1.414 roket dan mortir ke wilayah Israel. Sementara sebanyak 377 roket berhasil dijatuhkan dengan sistem antirudal canggih milik Israel, Iron Dome.

Pada Minggu, 20 Juli waktu setempat, militer Israel menyatakan, 13 tentaranya tewas di Gaza di hari ketiga berlangsungnya serangan darat. Dengan demikian, sejauh ini sudah 18 tentara Israel yang tewas dalam konflik dengan Hamas tersebut. Kemudian dua warga sipil Israel juga tewas akibat serangan roket dari Gaza.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry berkunjung ke Kairo untuk memajukan usaha mengakhiri kekerasan di Gaza. Selain Mesir dan Amerika Serikat, Qatar dan Prancis juga terlibat dalam usaha memujudkan gencatan senjata.

Tak tahan melihat kebrutalan Israel, Ban Ki-moon, Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pun mendesak pertikaian segera diakhiri. Apalagi, mayoritas korban adalah warga sipil. Terutama, anak-anak dan perempuan.

“Terlalu banyak orang tak bersalah yang mati dan hidup dalam ketakutan terus-menerus,” ujar Ban pada konferensi pers di Doha, Qatar. “Ketika saya tengah menuju ke Doha, puluhan warga Palestina lainnya telah terbunuh dalam serangan militer Israel di Gaza. Saya mengecam tindakan kejam tersebut,” kecam Ban Ki-moon.

Selain Attiya, Ki-moon melakukan pembicaraan dengan Pemimpin Qatar Tamim bin Hamad al-Thani dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, sebelum bertolak ke Mesir dalam lawatannya ke Timur Tengah. Desakan untuk segera dilakukan gencatan senjata juga dilontarkan Dewan Keamanan (DK) PBB, pada Minggu (20/7).

Senada dengan Ki-moon, Menlu Attiyah juga menyerukan perang segera diakhiri. Apa yang dilakukan Israel disebut Attiyah sebagai pembantaian massal. Dia bahkan meminta agar Israel tidak diizinkan memilih waktu kapan dia akan berperang dan berhenti. 

“Kami mengecam semua kekejaman yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Terakhir, pembunuhan yang terjadi di al-Shejaia. Sebagian besar warga merupakan perempuan dan anak-anak,” kecam Attiyah.

Seruan serupa juga dilontarkan John Kerry, Menlu Amerika Serikat (AS). Seperti dilaporkan New York Times, Kerry  dijadwalkan tiba di Mesir, kemarin. Lawatan ini dilakukan untuk mendesakkan gencatan senjata seperti dilakukan pada November 2012. Saat itu, kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata selama delapan hari.
Terkait gencatan senjata, Osama Hamdan, pejabat senior dan juru bicara Hamas, menegaskan gencatan senjata harus diikuti pencabutan blokade yang diterapkan Israel dan Mesir di Jalur Gaza. Selain itu, kedua pihak harus mengingat kembali kesepakatan gencatan senjata dua tahun silam.

“Sebelumnya memang ada proposal gencatan senjata dari Mesir, yang tidak diterima warga Palestina karena tidak ada jaminan gencatan senjata ini untuk selamanya. Selain itu, tidak ada jaminan pula bahwa blokade terhadap Gaza akan dicabut dan penghentian tindak kekerasan di Tepi Barat,” ujar Hamdan.

Ditambahkan, Hamas menunggu sebuah kesepakatan gencatan senjata yang lebih baik. Hamas bersikukuh, Israel yang telah melanggar perjanjian gencatan senjata dan membuat situasi semakin buruk. Oleh karena itu, Hamas menunggu jaminan lebih, tak hanya dari Israel namun juga dunia internasional. (bbs/tom)

PALESTINA- Serangan Israel atas Gaza kian brutal. Senin (21/07) kemarin dilaporkan, tank dan pesawat tempur F-16 milik Israel menembakkan rudal tepat menargetkan lantai tiga Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha di Deir Balah. Serangan ini menewaskan empat orang. Sementara itu, lebih dari 70 orang lainnya luka-luka dan beberapa di antaranya adalah para pasien yang sedang dirawat di rumah sakit yang khusus untuk melayani korban di daerah tengah Gaza itu.

Menurut koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Gaza, serangan biadab itu dilakukan pada pukul 14.55 waktu Gaza. Militer Zionis Israel menyerang rumah sakit tersebut hingga beberapa kali, menargetkan ruang operasi, laboratorium, dan ruang administrasi.

Juru bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, Ashraf Al Qidra, turut membenarkan bahwa tembakan mengarah ke lantai tiga rumah sakit yang digunakan sebagai ruang perawatan intensif dan ruang-ruang operasi. Peluru-peluru juga mengenai bagian lain di rumah sakit. Gambar-gambar yang ditayangkan oleh televisi Hamas, Al Aqsa, menunjukkan para korban luka didorong ke ruang gawat darurat.

Tidak diketahui apa penyebab militer Zionis Israel menargetkan rumah sakit yang juga banyak menampung korban perang tersebut. Israel pun belum memberikan keterangan terkait kejadian terbaru ini.

Hingga hari ke-14 serangan, jumlah korban warga Palestina banyak menyasar kaum wanita dan anak-anak. Kementerian Kesehatan Gaza, seperti diberitakan ITV kemarin, mengkonfirmasi warga Palestina yang menjadi korban kekejaman Israel telah mencapai angka 509 orang.

Operasi militer Israel di wilayah Gaza ini telah berlangsung sejak 8 Juli lalu. Operasi yang diberi nama “Operation Protective Edge” ini diklaim Israel untuk menghentikan serangan-serangan roket militan Gaza.

Menurut militer Israel, terhitung sejak 8 Juli, para militan Palestina telah menembakkan setidaknya 1.414 roket dan mortir ke wilayah Israel. Sementara sebanyak 377 roket berhasil dijatuhkan dengan sistem antirudal canggih milik Israel, Iron Dome.

Pada Minggu, 20 Juli waktu setempat, militer Israel menyatakan, 13 tentaranya tewas di Gaza di hari ketiga berlangsungnya serangan darat. Dengan demikian, sejauh ini sudah 18 tentara Israel yang tewas dalam konflik dengan Hamas tersebut. Kemudian dua warga sipil Israel juga tewas akibat serangan roket dari Gaza.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry berkunjung ke Kairo untuk memajukan usaha mengakhiri kekerasan di Gaza. Selain Mesir dan Amerika Serikat, Qatar dan Prancis juga terlibat dalam usaha memujudkan gencatan senjata.

Tak tahan melihat kebrutalan Israel, Ban Ki-moon, Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pun mendesak pertikaian segera diakhiri. Apalagi, mayoritas korban adalah warga sipil. Terutama, anak-anak dan perempuan.

“Terlalu banyak orang tak bersalah yang mati dan hidup dalam ketakutan terus-menerus,” ujar Ban pada konferensi pers di Doha, Qatar. “Ketika saya tengah menuju ke Doha, puluhan warga Palestina lainnya telah terbunuh dalam serangan militer Israel di Gaza. Saya mengecam tindakan kejam tersebut,” kecam Ban Ki-moon.

Selain Attiya, Ki-moon melakukan pembicaraan dengan Pemimpin Qatar Tamim bin Hamad al-Thani dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, sebelum bertolak ke Mesir dalam lawatannya ke Timur Tengah. Desakan untuk segera dilakukan gencatan senjata juga dilontarkan Dewan Keamanan (DK) PBB, pada Minggu (20/7).

Senada dengan Ki-moon, Menlu Attiyah juga menyerukan perang segera diakhiri. Apa yang dilakukan Israel disebut Attiyah sebagai pembantaian massal. Dia bahkan meminta agar Israel tidak diizinkan memilih waktu kapan dia akan berperang dan berhenti. 

“Kami mengecam semua kekejaman yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Terakhir, pembunuhan yang terjadi di al-Shejaia. Sebagian besar warga merupakan perempuan dan anak-anak,” kecam Attiyah.

Seruan serupa juga dilontarkan John Kerry, Menlu Amerika Serikat (AS). Seperti dilaporkan New York Times, Kerry  dijadwalkan tiba di Mesir, kemarin. Lawatan ini dilakukan untuk mendesakkan gencatan senjata seperti dilakukan pada November 2012. Saat itu, kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata selama delapan hari.
Terkait gencatan senjata, Osama Hamdan, pejabat senior dan juru bicara Hamas, menegaskan gencatan senjata harus diikuti pencabutan blokade yang diterapkan Israel dan Mesir di Jalur Gaza. Selain itu, kedua pihak harus mengingat kembali kesepakatan gencatan senjata dua tahun silam.

“Sebelumnya memang ada proposal gencatan senjata dari Mesir, yang tidak diterima warga Palestina karena tidak ada jaminan gencatan senjata ini untuk selamanya. Selain itu, tidak ada jaminan pula bahwa blokade terhadap Gaza akan dicabut dan penghentian tindak kekerasan di Tepi Barat,” ujar Hamdan.

Ditambahkan, Hamas menunggu sebuah kesepakatan gencatan senjata yang lebih baik. Hamas bersikukuh, Israel yang telah melanggar perjanjian gencatan senjata dan membuat situasi semakin buruk. Oleh karena itu, Hamas menunggu jaminan lebih, tak hanya dari Israel namun juga dunia internasional. (bbs/tom)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/