30.6 C
Medan
Monday, May 27, 2024

Senjata Kimia Eks Rezim Kadhafi Ditemukan

Kunjungan Tim Pengawas Internasional ke Libya

DEN HAAG- Mantan diktator dan penguasa Libya Muammar Kadhafi ternyata meninggal dengan menyisakan kabar tidak sedap. Para pengawas interansional memastikan, tokoh yang tewas dalam serangan para pejuang NTC (Dewan Transisi Nasional) di Kota Sirte pada 20 Oktober 2011 itu ternyata menimbun secara rahasia senjata kimia.

Dalam laporannya pada Sabtu lalu (21/1), surat kabar Inggris Daily Mail mengutip temuan The Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) bahwa para pengawasnya telah menemukan senjata kimia rahasia milik rezim Kadhafi tersebut.

Lembaga antar-pemerintah yang berkedudukan di Den Haag, Belanda, itu mengungkapkan, tim pengawas mereka yang mengunjungi Libya pekan lalu menemukan senyawa kimiawi jenis sulphur mustard (gas mustard) dan senjata artileri yang diyakini sebagai senjata kimia. Kendati tidak diisi dengan bahan kimia, artileri itu dirancang secara khusus untuk membawa senjata kimia.

“Senjata-senjata tersebut memang belum siap digunakan karena belum berisi senjata kimia,” ungkap Juru Bicara OPCW Michael Luhan seperti dilansir Daily Mail.

Gas mustard merupakan senyawa kimiawi yang dapat merusak atau menghancurkan kulit seseorang yang terkena. Gas yang juga bisa merusakkan paru-paru itu termasuk gas beracun. Tim pengawas OPCW menemukan senjata kimia milik rezim Kadhafi tersebut disimpan di sebuah gudang di Ruwagha, sebekah tenggara Libya.

Sayangnya, Luhan tidak mengungkapkan secara detail jumlah senjata kimia tersebut. Dia hanya menyebut, senjata itu sengaja disembunyikan rezim Kadhafi pada 2004 saat pemerintah Libya sedang gencar memperbaiki hubungan dengan Barat.

Pesawat mata-mata dan satelit NATO pernah memonitor soal dugaan keberadaan gudang senjata kimia milik rezim Kadhafi di tiga lokasi yang berbeda. Termasuk, di gudang penyimpanan senjata di Rughawa, sekitar 130 mil dari kota kelahiran Kadhafi, Sirte.

Libya seharusnya menyelesaikan program pemusnahan seluruh senjata kimianya pada 29 April tahun ini. Namun, karena pecah revolusi rakyat tahun lalu yang menjatuhkan rezim Kadhafi, target waktu itu tidak akan dapat dipenuhi. Pemerintah baru Libya akan mengajukan jadwal baru soal pemusnahan senjata kimia tersebut.

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) sementara Libya Mahmoud Jibril membenarkan bahwa senjata kimia rahasia telah ditemukan di negaranya. Temuan itu sekaligus membuktikan, selama ini Kadhafi menolak untuk menyerahkan dan memusnahkan senjata pemusnah masal di negaranya.(dailymail/cak/dwi/jpnn)

Kunjungan Tim Pengawas Internasional ke Libya

DEN HAAG- Mantan diktator dan penguasa Libya Muammar Kadhafi ternyata meninggal dengan menyisakan kabar tidak sedap. Para pengawas interansional memastikan, tokoh yang tewas dalam serangan para pejuang NTC (Dewan Transisi Nasional) di Kota Sirte pada 20 Oktober 2011 itu ternyata menimbun secara rahasia senjata kimia.

Dalam laporannya pada Sabtu lalu (21/1), surat kabar Inggris Daily Mail mengutip temuan The Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) bahwa para pengawasnya telah menemukan senjata kimia rahasia milik rezim Kadhafi tersebut.

Lembaga antar-pemerintah yang berkedudukan di Den Haag, Belanda, itu mengungkapkan, tim pengawas mereka yang mengunjungi Libya pekan lalu menemukan senyawa kimiawi jenis sulphur mustard (gas mustard) dan senjata artileri yang diyakini sebagai senjata kimia. Kendati tidak diisi dengan bahan kimia, artileri itu dirancang secara khusus untuk membawa senjata kimia.

“Senjata-senjata tersebut memang belum siap digunakan karena belum berisi senjata kimia,” ungkap Juru Bicara OPCW Michael Luhan seperti dilansir Daily Mail.

Gas mustard merupakan senyawa kimiawi yang dapat merusak atau menghancurkan kulit seseorang yang terkena. Gas yang juga bisa merusakkan paru-paru itu termasuk gas beracun. Tim pengawas OPCW menemukan senjata kimia milik rezim Kadhafi tersebut disimpan di sebuah gudang di Ruwagha, sebekah tenggara Libya.

Sayangnya, Luhan tidak mengungkapkan secara detail jumlah senjata kimia tersebut. Dia hanya menyebut, senjata itu sengaja disembunyikan rezim Kadhafi pada 2004 saat pemerintah Libya sedang gencar memperbaiki hubungan dengan Barat.

Pesawat mata-mata dan satelit NATO pernah memonitor soal dugaan keberadaan gudang senjata kimia milik rezim Kadhafi di tiga lokasi yang berbeda. Termasuk, di gudang penyimpanan senjata di Rughawa, sekitar 130 mil dari kota kelahiran Kadhafi, Sirte.

Libya seharusnya menyelesaikan program pemusnahan seluruh senjata kimianya pada 29 April tahun ini. Namun, karena pecah revolusi rakyat tahun lalu yang menjatuhkan rezim Kadhafi, target waktu itu tidak akan dapat dipenuhi. Pemerintah baru Libya akan mengajukan jadwal baru soal pemusnahan senjata kimia tersebut.

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) sementara Libya Mahmoud Jibril membenarkan bahwa senjata kimia rahasia telah ditemukan di negaranya. Temuan itu sekaligus membuktikan, selama ini Kadhafi menolak untuk menyerahkan dan memusnahkan senjata pemusnah masal di negaranya.(dailymail/cak/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/