28.9 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Hubungan Makin Hangat meski Rakyat Protes

Zhang Zhijun
Pejabat senior setara menteri dari Tiongkok, Zhang Zhijun disambut Kepala Hubungan Luar Negeri Taiwan Wang Yu Chi.

TAOYUAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Tiongkok membuat kunjungan bersejarah ke Taiwan. Seorang pejabat senior yang setara dengan menteri dari Tiongkok, Zhang Zhijun, menjejakkan kaki di wilayah tersebut kemarin (25/6). Kedatangan Zhang bertujuan untuk membicarakan masalah hubungan kedua wilayah.

Itu adalah kunjungan pejabat tinggi pertama dari Tiongkok sejak konflik antara Partai Komunis China (PKC) yang dipimpin Mao Zedong dan Partai Nasionalis atau Kuomintang (KMT) besutan Chiang Kai Shek berlangsung di Tiongkok pada 1945-1949. Dalam konflik tersebut, PKC menang dan membuat Chiang Kai Shek hijrah ke Taiwan yang saat itu masih bernama Pulau Formosa.

Banyak pihak yang menilai bahwa hubungan keduanya kini memang kian hangat. Kedatangan Zhang disambut Kepala Hubungan Luar Negeri Taiwan Wang Yu Chi. Pada Februari lalu, mereka juga melakukan pembicaraan di Nanjing, Tiongkok.

“Butuh waktu kurang dari tiga jam untuk terbang dari Beijing ke Taiwan. Tapi, langkah (kunjungan) itu membutuhkan waktu 65 tahun,” ujar Zhang yang merupakan direktur Badan Hubungan Tiongkok dengan Taiwan. “Saya datang dengan tulus,” tambahnya. Dia bakal berada di Taiwan selama empat hari.

Wang menyatakan, kunjungan Zhang tersebut sangat penting bagi Taiwan. Namun, dia juga meminta Beijing benar-benar mendengarkan keinginan warga Taiwan. Termasuk menghargai gaya hidup dan keputusan Taiwan sebagai sebuah negara. Kunjungan itu juga diharapkan membuat Tiongkok lebih memahami sistem politik Taiwan.

Kunjungan bersejarah tersebut bukan tanpa hambatan. Banyak warga yang mengajukan protes. Mereka takut Taiwan akan bergabung dengan Tiongkok. Oposisi Taiwan menuduh pemerintah telah menjual tujuan negara kepada Tiongkok demi keuntungan ekonomi saja. Hubungan ekonomi Taiwan dan Tiongkok memang cukup bagus. Tahun lalu nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 200 miliar.

Para demonstran itu datang berbondong-bondong ke sebuah hotel yang akan menjadi lokasi pembicaraan Zhang dan Wang. Mereka berusaha masuk dan melewati ratusan petugas keamanan di luar hotel. “Kami dengan tegas menolak pertemuan Wang dan Zhang,” ujar Lin Fei Fan, pemimpin kelompok demonstrasi anti-Beijing.

Para analis menjelaskan, pertemuan kedua negara merupakan sebuah langkah maju untuk menormalisasi hubungan Taiwan dan Tiongkok. Taiwan mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka, namun Tiongkok menganggap bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayah mereka. Sampai saat ini PBB juga belum mengakui Taiwan sebagai sebuah negara. Tetapi, sejak Ma Ying Jeou menjadi presiden Taiwan pada 2008, hubungan kedua negara memang semakin membaik.

Di tempat terpisah, Bruce Jacobs, pengamat dari Universitas Monash Australia, mengungkapkan bahwa Taiwan sangat berbeda dengan Hongkong. Belakangan, warga Hongkong juga ingin memisahkan diri dari Tiongkok. Namun, Hongkong masih sangat bergantung dengan Tiongkok daratan. Air dan berbagai kebutuhan lainnya masih dipasok dari Tiongkok daratan. Hal itu berbanding terbalik dengan Taiwan yang memiliki kekuatan militer sendiri. Taiwan juga memiliki 150 kilometer wilayah laut yang terpisah dari Tiongkok. (Reuters/AFP/sha/c14/tia)

Zhang Zhijun
Pejabat senior setara menteri dari Tiongkok, Zhang Zhijun disambut Kepala Hubungan Luar Negeri Taiwan Wang Yu Chi.

TAOYUAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Tiongkok membuat kunjungan bersejarah ke Taiwan. Seorang pejabat senior yang setara dengan menteri dari Tiongkok, Zhang Zhijun, menjejakkan kaki di wilayah tersebut kemarin (25/6). Kedatangan Zhang bertujuan untuk membicarakan masalah hubungan kedua wilayah.

Itu adalah kunjungan pejabat tinggi pertama dari Tiongkok sejak konflik antara Partai Komunis China (PKC) yang dipimpin Mao Zedong dan Partai Nasionalis atau Kuomintang (KMT) besutan Chiang Kai Shek berlangsung di Tiongkok pada 1945-1949. Dalam konflik tersebut, PKC menang dan membuat Chiang Kai Shek hijrah ke Taiwan yang saat itu masih bernama Pulau Formosa.

Banyak pihak yang menilai bahwa hubungan keduanya kini memang kian hangat. Kedatangan Zhang disambut Kepala Hubungan Luar Negeri Taiwan Wang Yu Chi. Pada Februari lalu, mereka juga melakukan pembicaraan di Nanjing, Tiongkok.

“Butuh waktu kurang dari tiga jam untuk terbang dari Beijing ke Taiwan. Tapi, langkah (kunjungan) itu membutuhkan waktu 65 tahun,” ujar Zhang yang merupakan direktur Badan Hubungan Tiongkok dengan Taiwan. “Saya datang dengan tulus,” tambahnya. Dia bakal berada di Taiwan selama empat hari.

Wang menyatakan, kunjungan Zhang tersebut sangat penting bagi Taiwan. Namun, dia juga meminta Beijing benar-benar mendengarkan keinginan warga Taiwan. Termasuk menghargai gaya hidup dan keputusan Taiwan sebagai sebuah negara. Kunjungan itu juga diharapkan membuat Tiongkok lebih memahami sistem politik Taiwan.

Kunjungan bersejarah tersebut bukan tanpa hambatan. Banyak warga yang mengajukan protes. Mereka takut Taiwan akan bergabung dengan Tiongkok. Oposisi Taiwan menuduh pemerintah telah menjual tujuan negara kepada Tiongkok demi keuntungan ekonomi saja. Hubungan ekonomi Taiwan dan Tiongkok memang cukup bagus. Tahun lalu nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 200 miliar.

Para demonstran itu datang berbondong-bondong ke sebuah hotel yang akan menjadi lokasi pembicaraan Zhang dan Wang. Mereka berusaha masuk dan melewati ratusan petugas keamanan di luar hotel. “Kami dengan tegas menolak pertemuan Wang dan Zhang,” ujar Lin Fei Fan, pemimpin kelompok demonstrasi anti-Beijing.

Para analis menjelaskan, pertemuan kedua negara merupakan sebuah langkah maju untuk menormalisasi hubungan Taiwan dan Tiongkok. Taiwan mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka, namun Tiongkok menganggap bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayah mereka. Sampai saat ini PBB juga belum mengakui Taiwan sebagai sebuah negara. Tetapi, sejak Ma Ying Jeou menjadi presiden Taiwan pada 2008, hubungan kedua negara memang semakin membaik.

Di tempat terpisah, Bruce Jacobs, pengamat dari Universitas Monash Australia, mengungkapkan bahwa Taiwan sangat berbeda dengan Hongkong. Belakangan, warga Hongkong juga ingin memisahkan diri dari Tiongkok. Namun, Hongkong masih sangat bergantung dengan Tiongkok daratan. Air dan berbagai kebutuhan lainnya masih dipasok dari Tiongkok daratan. Hal itu berbanding terbalik dengan Taiwan yang memiliki kekuatan militer sendiri. Taiwan juga memiliki 150 kilometer wilayah laut yang terpisah dari Tiongkok. (Reuters/AFP/sha/c14/tia)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/