30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Kisah di Balik Foto Bocah Suriah yang Angkat Tangan

KAMP PENGUNGSI
BBC kemudian melacak keberadaan Sağırlı. Pria itu kini bekerja di Tanzania dan foto tersebut dia abadikan saat meliput konflik Suriah untuk surat kabar Türkiye, Desember 2014 lalu.

Menurutnya, bocah yang dia bidik sebenarnya bocah perempuan bernama Hudea. Bocah berusia empat tahun itu ialah anak keluarga pengungsi di kamp pengungsian Atmeh di Suriah, sejauh 10 kilometer dari perbatasan Turki. Anak itu sampai di kamp bersama ibu dan dua saudara kandungnya setelah bepergian sejauh 150 kilometer dari rumah mereka di Kota Hama, Suriah.

“Saat itu saya menggunakan lensa tele dan dia mengiranya itu senjata. Saya sadar dia amat takut ketika saya mengambil foto karena dia menggigit bibirnya dan mengangkat kedua tangannya. Umumnya anak-anak lari dan menyembunyikan wajah mereka atau tersenyum saat melihat kamera,” ujar Sağırlı.

Sewaktu meliput kondisi di kamp tersebut, Sağırlı mengaku menjadi paham akan situasi konflik sebenarnya.

“Di kamp itu ada orang-orang yang tercerai berai dari kampung halaman mereka. Lebih mengena melihat derita mereka bukan melalui orang dewasa tapi melalui anak-anak. Sebab anak-anak yang memancarkan perasaan mereka dengan keluguan,” ujarnya.

Foto Hudea pertama kali muncul di surat kabar Türkiye pada Januari lalu. Foto itu tersebar di kalangan pengguna media sosial Turki saat itu. Namun, baru beredar ke seluruh dunia beberapa bulan setelahnya. (BBC)

KAMP PENGUNGSI
BBC kemudian melacak keberadaan Sağırlı. Pria itu kini bekerja di Tanzania dan foto tersebut dia abadikan saat meliput konflik Suriah untuk surat kabar Türkiye, Desember 2014 lalu.

Menurutnya, bocah yang dia bidik sebenarnya bocah perempuan bernama Hudea. Bocah berusia empat tahun itu ialah anak keluarga pengungsi di kamp pengungsian Atmeh di Suriah, sejauh 10 kilometer dari perbatasan Turki. Anak itu sampai di kamp bersama ibu dan dua saudara kandungnya setelah bepergian sejauh 150 kilometer dari rumah mereka di Kota Hama, Suriah.

“Saat itu saya menggunakan lensa tele dan dia mengiranya itu senjata. Saya sadar dia amat takut ketika saya mengambil foto karena dia menggigit bibirnya dan mengangkat kedua tangannya. Umumnya anak-anak lari dan menyembunyikan wajah mereka atau tersenyum saat melihat kamera,” ujar Sağırlı.

Sewaktu meliput kondisi di kamp tersebut, Sağırlı mengaku menjadi paham akan situasi konflik sebenarnya.

“Di kamp itu ada orang-orang yang tercerai berai dari kampung halaman mereka. Lebih mengena melihat derita mereka bukan melalui orang dewasa tapi melalui anak-anak. Sebab anak-anak yang memancarkan perasaan mereka dengan keluguan,” ujarnya.

Foto Hudea pertama kali muncul di surat kabar Türkiye pada Januari lalu. Foto itu tersebar di kalangan pengguna media sosial Turki saat itu. Namun, baru beredar ke seluruh dunia beberapa bulan setelahnya. (BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/