Kasek: Pelaku Siap Usahakan Biaya
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Amandaya Nias Selatan, Faatulowa’a Halawa, yang dikonfirmasi Sumut Pos, mengakui adanya kejadian pemukulan oleg guru kepada seorang siswa di sekolahnya. Dijelaskannya, kejadian berlangsung pada tanggal 19 Agustus 2017 lalu.
“Kebetulan saat kejadian saya lagi dinas luar mengikuti sosialisasi aset di Kantor Gubernur Sumatera Utara,” terangnya.
Setelah mendapat informasi kejadian, dirinya memerintahkan Wakil Kepala Sekolah sebagai pelaksana tugas agar bersama guru-guru membawa korban ke puskesmas terdekat untuk dirawat. Ternyata besoknya korban dirujuk ke Rumah Sakit Gunungsitoli.
Empat hari setelah dirawat di RS, dokter menyatakan korban bisa pulang karena dinilai sudah sehat. Korban pun pulang ke rumah keluarganya. “Kalau korban masih pening-pening, saat itu dinilai wajar saja,” ujarnya.
Pascakejadian, pihak sekolah mencoba melakukan upaya damai (mediasi) antara keluarga korban dan pelaku. Namun pihak orang tua korban menolak, dengan alasan anaknya masih sakit.
Pulang dari rumah sakit, korban menjalani Rawat Jalan selama sebulan, hingga kemudian korban aktif kembali di sekolah.
“Karena korban sudah aktif di sekolah, pelaku dan keluarganya kembali meminta untuk damai. Upaya damai dibicarakan di rumah pelaku, dihadiri Kepala Desa, Pengurus Komite Sekolah, tokoh masyarakat, dan keluarga korban,” katanya.
Pada awal-awal pembicaraan, pihak keluarga korban mau berdamai. Namun usai acara makan, tiba-tiba pihak keluarga korban berubah sikap dan memilih pergi dari lokasi pertemuan. Alasannya, korban sakit lagi dan harus dibawa ke dokter. Pertemuan pun bubar.