26.7 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Peluang Bisnis Digital: Local Problem and Local Solution!

 

Foto: Dame/Sumut Pos Hari Sungkari, deputy infrastruktur Bekraf RI dalam Bekraf Developer Day di Medan, Sabtu (1/10).
Foto: Dame/Sumut Pos
Hari Sungkari, deputy infrastruktur Bekraf RI dalam Bekraf Developer Day di Medan, Sabtu (1/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bisnis berbasis digital saat ini menjadi lima besar bisnis tersukses di dunia. Antara lain dipegang Apple, Microsoft, Google, dll. Dan Indonesia menjadi pasar ‘menakjubkan’ untuk bisnis ini. Betapa tidak, dari 230 juta penduduk Indonesia, pengguna internet saat ini sudah di atas 100 juta. Sebanyak 94,3 juta di antaranya menggunakan internet via smartphone.  dan jumlah ini terus naik dari tahun ke tahun.

Saat ini, Indonesia masih menjadi pasar empuk bagi pemain-pemain ekonomi digital dunia. Hal inilah yang menjadi perhatian Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. Di masa depan, Indonesia diharapkan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Karena itu, Bekraf mendukung pengembangan start up-start up di Indonesia. Salahsatunya di Medan.

Apa kunci keberhasilan menjadi pemain ekonomi digital di Indonesia?
“Ide bisnis harus ada solusi problematik. Local problem and local solution. Itulah peluang digital kita. Contohnya, cara memperoleh pembantu, cara mengatasi sampah, bisnis laundry, dll,” kata Hari Sungkari, deputi infrastruktur Bekraf, dalam acara Bekraf Developer Day di Kota Medan, Sabtu (1/10/2016).

Bisnis digital meliputi berbagai subsektor. Antara lain aplikasi dan game, arsitektur, desain interior, disain komunikasi visual, disainn produk, fashion, film animasi dan video, fotografi, kerajinan, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, radio dan televisi.

Untuk bisnis musik misalnya, konsumen lebih suka mendengarkab via streaming di internet. Tak heran toko-toko penjual CD musik banyak yang kolaps.

Bisnis publishing juga dimasuki e-book, e-paper. Bisnis kerajinan menggunakan 3D printing bisa menciptakan souvenir dengan bentuk apa saja.

“Digital game dunia saat ini memiliki populasi 252,8 juta. Dari jumlah itu, sebanyak 52,6 juta adalah gamer online. Dan untuk digital advertising tahun ini saja nilainya mencapai 13,22 juta US dolar. Dan angka ini naik tiap tahun,” kata Hari.

Intinya, ekonomi digital bisa masuk ke bidang apa saja. Dan inilah bisnis masa depan. Segala macam pembayaran bisa dilakukan lewat internet.

“Batasan digital lebih daripada aplikasi dan game. Ada IoT, internet of things yabg diaplikasikan untuk smart home, wearable, smart city, industrial internet, connected car, connected health, dsb. Jadi peluangnya sangat besar,” katanya.

Mendukung potensi bisnis ini, Bekraf akan mem’bekup’ para start up Indonesia dalam melakukan coding dan bisnisnya.

Pre register bisa dilakukan lewat situs bekraf. (mea)

 

Foto: Dame/Sumut Pos Hari Sungkari, deputy infrastruktur Bekraf RI dalam Bekraf Developer Day di Medan, Sabtu (1/10).
Foto: Dame/Sumut Pos
Hari Sungkari, deputy infrastruktur Bekraf RI dalam Bekraf Developer Day di Medan, Sabtu (1/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bisnis berbasis digital saat ini menjadi lima besar bisnis tersukses di dunia. Antara lain dipegang Apple, Microsoft, Google, dll. Dan Indonesia menjadi pasar ‘menakjubkan’ untuk bisnis ini. Betapa tidak, dari 230 juta penduduk Indonesia, pengguna internet saat ini sudah di atas 100 juta. Sebanyak 94,3 juta di antaranya menggunakan internet via smartphone.  dan jumlah ini terus naik dari tahun ke tahun.

Saat ini, Indonesia masih menjadi pasar empuk bagi pemain-pemain ekonomi digital dunia. Hal inilah yang menjadi perhatian Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. Di masa depan, Indonesia diharapkan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Karena itu, Bekraf mendukung pengembangan start up-start up di Indonesia. Salahsatunya di Medan.

Apa kunci keberhasilan menjadi pemain ekonomi digital di Indonesia?
“Ide bisnis harus ada solusi problematik. Local problem and local solution. Itulah peluang digital kita. Contohnya, cara memperoleh pembantu, cara mengatasi sampah, bisnis laundry, dll,” kata Hari Sungkari, deputi infrastruktur Bekraf, dalam acara Bekraf Developer Day di Kota Medan, Sabtu (1/10/2016).

Bisnis digital meliputi berbagai subsektor. Antara lain aplikasi dan game, arsitektur, desain interior, disain komunikasi visual, disainn produk, fashion, film animasi dan video, fotografi, kerajinan, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, radio dan televisi.

Untuk bisnis musik misalnya, konsumen lebih suka mendengarkab via streaming di internet. Tak heran toko-toko penjual CD musik banyak yang kolaps.

Bisnis publishing juga dimasuki e-book, e-paper. Bisnis kerajinan menggunakan 3D printing bisa menciptakan souvenir dengan bentuk apa saja.

“Digital game dunia saat ini memiliki populasi 252,8 juta. Dari jumlah itu, sebanyak 52,6 juta adalah gamer online. Dan untuk digital advertising tahun ini saja nilainya mencapai 13,22 juta US dolar. Dan angka ini naik tiap tahun,” kata Hari.

Intinya, ekonomi digital bisa masuk ke bidang apa saja. Dan inilah bisnis masa depan. Segala macam pembayaran bisa dilakukan lewat internet.

“Batasan digital lebih daripada aplikasi dan game. Ada IoT, internet of things yabg diaplikasikan untuk smart home, wearable, smart city, industrial internet, connected car, connected health, dsb. Jadi peluangnya sangat besar,” katanya.

Mendukung potensi bisnis ini, Bekraf akan mem’bekup’ para start up Indonesia dalam melakukan coding dan bisnisnya.

Pre register bisa dilakukan lewat situs bekraf. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/