26 C
Medan
Saturday, December 6, 2025

Polda Sumut Perketat Pengawalan Pantai Timur

Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Martinus Sitompul mengungkapkan, hingga kemarin belum ada perkembangan signifikan berkaitan dengan tujuh WNI terduga teroris, termasuk Ilham. Sampai kemarin, posisi maupun kondisi mereka belum teridentifikasi. ”Belum,” ungkap Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Martinus Sitompul.

Meski identitas mereka sudah disebar ke seluruh jajaran polda, polres, dan polsek, polisi tidak lantas langsung melakukan pengejaran. Mereka masih mencari informasi lebih lanjut mengenai data yang dilaporkan oleh Philippine National Police (PLP). Dari tujuh WNI yang identitasnya sudah diungkap ke publik, dua di antaranya terdata lahir di wilayah hukum Polda Jawa Barat. Namun demikian, sampai kemarin aparat Polda Jawa Barat belum bergerak untuk menindaklanjuti laporan dari kepolisian Filipina.

”Nggak ada pengejaran,” kata Kabidhumas Polda Jawa Barat Yusri Yunus. Menurut dia, pihaknya masih mendalami laporan tersebut. Mengingat tujuh WNI yang diduga bergabung dengan kelompok Maute tidak masuk dalam daftar terroris yang diburu.

Sementara itu, Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyatakan bahwa semua urusan berkaitan dengan teroris di wilayah hukum instansinya diserahkan kepada Mabes Polri. ”Semua yang ada hubungan dengan teroris Mabes Polri yang akan menanganinya,” jelasnya. Itu termasuk urusan tujuh WNI terduga teroris yang jadi buron PNP. Meski dua di antaranya berasal dari wilayah hukum Polda Metro Jaya. Sehingga mereka tidak bersentuhan secara langsung dengan urusan tersebut.

Meski belum ada keterangan resmi dari Polri, pengamat terorisme Al Chaidar mengungkapkan bawah tujuh WNI yang identitasnya sudah dirilis oleh pihak kepolisian sudah terkonfirmasi merupakan bagian dari kelompok teroris. Empat WNI dengan foto yang sudah disebar, sambung dia, diduga kuat merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN). ”Ada beberapa memang yang MIT (Mujahidin Indonesia Timur). Tapi, yang empat itu JADKN semua,” ungkapnya.

Mereka, sambung Al Chaidar, merupakan orang baru. Bukan wajah lama yang menjadi buruhan polisi. ”Nggak terduga sama sekali (ikut aksi teror),” imbuhya. Berdasar informasi yang berhasil dia himpun dari berbagai sumber, tujuh WNI tersebut masih berada di Filipina. Namun, belum ada informasi pasti mengenai posisi terakhir mereka. Demikian pula kondisi mereka. Apakah masih hidup atau sudah meninggal dunia. Yang pasti, mereka berada di bawah Aman Abudrrahman sebagai pimpinan.

Namun demikian, besar kemungkinan mereka tidak mengenal pelaku bom bunuh diri Kampung Melayu. Meski bergerak di bawah komando orang yang sama, mereka belum saling kenal. ”Beda selnya,” ucap Al Chaidar. Yang pasti, mereka bergabung bersama Kelompok Maute di Mindanao untuk berlatih. Kemudian turut bergabung dalam serangan ke Marawi. Disamping nama-nama yang sudah beredar, Al Chaidar juga mendapat informasi lain berkaitan dengan WNI yang bergabung bersama Kelompok Maute. Namun, belum terkonfirmasi. (byu/and/syn/jpg/dvs/gus/adz)

Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Martinus Sitompul mengungkapkan, hingga kemarin belum ada perkembangan signifikan berkaitan dengan tujuh WNI terduga teroris, termasuk Ilham. Sampai kemarin, posisi maupun kondisi mereka belum teridentifikasi. ”Belum,” ungkap Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Martinus Sitompul.

Meski identitas mereka sudah disebar ke seluruh jajaran polda, polres, dan polsek, polisi tidak lantas langsung melakukan pengejaran. Mereka masih mencari informasi lebih lanjut mengenai data yang dilaporkan oleh Philippine National Police (PLP). Dari tujuh WNI yang identitasnya sudah diungkap ke publik, dua di antaranya terdata lahir di wilayah hukum Polda Jawa Barat. Namun demikian, sampai kemarin aparat Polda Jawa Barat belum bergerak untuk menindaklanjuti laporan dari kepolisian Filipina.

”Nggak ada pengejaran,” kata Kabidhumas Polda Jawa Barat Yusri Yunus. Menurut dia, pihaknya masih mendalami laporan tersebut. Mengingat tujuh WNI yang diduga bergabung dengan kelompok Maute tidak masuk dalam daftar terroris yang diburu.

Sementara itu, Kabidhumas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyatakan bahwa semua urusan berkaitan dengan teroris di wilayah hukum instansinya diserahkan kepada Mabes Polri. ”Semua yang ada hubungan dengan teroris Mabes Polri yang akan menanganinya,” jelasnya. Itu termasuk urusan tujuh WNI terduga teroris yang jadi buron PNP. Meski dua di antaranya berasal dari wilayah hukum Polda Metro Jaya. Sehingga mereka tidak bersentuhan secara langsung dengan urusan tersebut.

Meski belum ada keterangan resmi dari Polri, pengamat terorisme Al Chaidar mengungkapkan bawah tujuh WNI yang identitasnya sudah dirilis oleh pihak kepolisian sudah terkonfirmasi merupakan bagian dari kelompok teroris. Empat WNI dengan foto yang sudah disebar, sambung dia, diduga kuat merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN). ”Ada beberapa memang yang MIT (Mujahidin Indonesia Timur). Tapi, yang empat itu JADKN semua,” ungkapnya.

Mereka, sambung Al Chaidar, merupakan orang baru. Bukan wajah lama yang menjadi buruhan polisi. ”Nggak terduga sama sekali (ikut aksi teror),” imbuhya. Berdasar informasi yang berhasil dia himpun dari berbagai sumber, tujuh WNI tersebut masih berada di Filipina. Namun, belum ada informasi pasti mengenai posisi terakhir mereka. Demikian pula kondisi mereka. Apakah masih hidup atau sudah meninggal dunia. Yang pasti, mereka berada di bawah Aman Abudrrahman sebagai pimpinan.

Namun demikian, besar kemungkinan mereka tidak mengenal pelaku bom bunuh diri Kampung Melayu. Meski bergerak di bawah komando orang yang sama, mereka belum saling kenal. ”Beda selnya,” ucap Al Chaidar. Yang pasti, mereka bergabung bersama Kelompok Maute di Mindanao untuk berlatih. Kemudian turut bergabung dalam serangan ke Marawi. Disamping nama-nama yang sudah beredar, Al Chaidar juga mendapat informasi lain berkaitan dengan WNI yang bergabung bersama Kelompok Maute. Namun, belum terkonfirmasi. (byu/and/syn/jpg/dvs/gus/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru