26.7 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

DPRD Sumut Minta Pemprovsu Jaga Stabilitas Harga Beras

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) maupun Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumut untuk menjaga stabilitas harga beras yang terus merangkak naik di pasaran.

Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini harga beras telah menyentuh angka Rp13.500 hingga Rp14.500 per kilogram, meningkat jauh dari harga acuan penjualan (HAP), yakni Rp11.500 per kilogram.

Bahkan Bulog sendiri sudah menaikkan harga beras lebih dari 15 persen, yakni harga sebelumnya Rp8.600 perkilogram dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.950 per kilogram menjadi Rp10.250 per kilogram dengan HET nya Rp11.500 per kilogram.

Politisi PDI Perjuangan itu menyebutkan, pemerintah harus melakukan analisa serta identifikasi secara matang penyebab naiknya harga beras ini.

“Saya melihat ada tren kenaikan harga pada wilayah yang harusnya surplus karena memang sentra penghasil beras. Seperti Deliserdang, Sergai dan sebagian kawasan Simalungun,” ucap Baskami, Senin (2/10/2023).

Baskami menjelaskan, persoalan pangan merupakan persoalan yang harus segera diselesaikan. Mengingat, masalah pangan berkaitan erat dengan hajat hidup orang banyak.

Dikatakannya, tren kenaikan beras dapat dipicu dari persoalan rantai pasok, tingginya biaya produksi, kelangkaan pupuk, juga dampak cuca ekstrim seperti el nino.

“Ini bukan hanya persoalan supply and demand, tetapi harus ada kebijakan yang dihasilka dari keputusan politik yang berpihak kepada rakyat. Kenaikan harga beras ini dirasakan seluruh pihak, hingga masyarakat kecil. Saya juga menduga para petani kecil tidak menikmati keuntungan signifikan dari kenaikan harga ini,” ujarnya.

Menurut Baskami, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provsu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Bulog serta stakeholder lainya harus melakukan langkah antisipasi menghindari lonjakan harga yang terjadi.

“Apakah dengan operasi pasar murah, pemantauan sentra produksi pertanian di Sumatera Utara, memperkuat dan menjaga alur distribusi yang tentunya harus didukung oleh aparat berwenang,” tambahnya.

Baskami berharap, harga beras dapat stabil dalam waktu dekat sehingga tak memicu naiknya inflasi.

“Kita sudah masuk awal Oktober, dalam waktu dekat akan menjelang natal dan tahun baru, yang kita harapkan harga-harga bahan pokok stabil,” pungkasnya.
(map/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua DPRD Sumut, Baskami Ginting meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) maupun Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumut untuk menjaga stabilitas harga beras yang terus merangkak naik di pasaran.

Seperti diberitakan sebelumnya, saat ini harga beras telah menyentuh angka Rp13.500 hingga Rp14.500 per kilogram, meningkat jauh dari harga acuan penjualan (HAP), yakni Rp11.500 per kilogram.

Bahkan Bulog sendiri sudah menaikkan harga beras lebih dari 15 persen, yakni harga sebelumnya Rp8.600 perkilogram dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.950 per kilogram menjadi Rp10.250 per kilogram dengan HET nya Rp11.500 per kilogram.

Politisi PDI Perjuangan itu menyebutkan, pemerintah harus melakukan analisa serta identifikasi secara matang penyebab naiknya harga beras ini.

“Saya melihat ada tren kenaikan harga pada wilayah yang harusnya surplus karena memang sentra penghasil beras. Seperti Deliserdang, Sergai dan sebagian kawasan Simalungun,” ucap Baskami, Senin (2/10/2023).

Baskami menjelaskan, persoalan pangan merupakan persoalan yang harus segera diselesaikan. Mengingat, masalah pangan berkaitan erat dengan hajat hidup orang banyak.

Dikatakannya, tren kenaikan beras dapat dipicu dari persoalan rantai pasok, tingginya biaya produksi, kelangkaan pupuk, juga dampak cuca ekstrim seperti el nino.

“Ini bukan hanya persoalan supply and demand, tetapi harus ada kebijakan yang dihasilka dari keputusan politik yang berpihak kepada rakyat. Kenaikan harga beras ini dirasakan seluruh pihak, hingga masyarakat kecil. Saya juga menduga para petani kecil tidak menikmati keuntungan signifikan dari kenaikan harga ini,” ujarnya.

Menurut Baskami, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provsu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Bulog serta stakeholder lainya harus melakukan langkah antisipasi menghindari lonjakan harga yang terjadi.

“Apakah dengan operasi pasar murah, pemantauan sentra produksi pertanian di Sumatera Utara, memperkuat dan menjaga alur distribusi yang tentunya harus didukung oleh aparat berwenang,” tambahnya.

Baskami berharap, harga beras dapat stabil dalam waktu dekat sehingga tak memicu naiknya inflasi.

“Kita sudah masuk awal Oktober, dalam waktu dekat akan menjelang natal dan tahun baru, yang kita harapkan harga-harga bahan pokok stabil,” pungkasnya.
(map/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/