23.1 C
Medan
Monday, January 20, 2025

Kebakaran, Sulit Cari Air

Kendala lain yang dihadapi petugas damkar di lapangan sebut Pak Haji, yaitu sempitnya akses armada damkar masuk ke lokasi kebakaran. Umumnya terjadi pada pemukiman-pemukiman kumuh. Sedangkan problem lain yang tak kalah penting, masih sedikitnya unit armada dan pos pembantu atau unit pelaksana teknis (UPT) instansi ini, di masing-masing kecamatan yang ada.

“Saat ini armada kita ada 33 unit. Dimana tambahan 3 unit di 2017. Tahun 2018 rencana kita menambah 5 unit lagi, itu pun tergantung kesepakatan wali kota dengan DPRD. Dari 33 unit itu, di UPT seperti di Amplas kita letak dua unit, KIM 3 unit dan Belawan 2 unit. Apalagi Pemko tahun ini yang kami dengar mau bangun sumur resapan di beberapa titik, yang kami pikir bisa dipakai sebagai sumber air juga,” katanya.

Menurun

Ada tren penurunan jumlah kasus kebakaran di 2017 dibanding 2016. Menurut data yang dihimpun DP2K Kota Medan, di 2016 terjadi kasus kebakaran sebanyak 246 kali sedangkan di 2017 sebanyak 199 kali. “Dari jumlah 199 kasus itu, sudah termasuk yang terjadi jelang tahun baru. Yakni di Gg. Manggis Kel. Titikuning dimana kebakaran gudang dupa, dan di Gg. Cendana Kel. Kota Maksum ada 4 unit rumah semi permanen yang terbakar,” katanya.

Kasus kebakaran terbanyak selama 2017, lanjutnya, terjadi di November yakni sebanyak 26 kali. Disusul pada Juli, Desember dan Juni, yakni 24 kali, 19 kali dan 18 kali. “Untuk korban luka-luka ada sebanyak 14 orang, dan meninggal dunia 6 orang selama 2017. Total kerugian ditaksir mencapai Rp43 miliar lebih,” katanya.

Sementara berdasarkan frekuensi kejadian per kecamatan, kebakaran paling banyak terjadi di Medan Helvetia yakni 23 kali. Untuk wilayah yang paling sedikit mengalami bencana kebakaran, ada di Medan Marelan yakni cuma 2 kasus. Pada 2016 lalu, kerugian akibat kebakaran ditaksir sebesar Rp898 miliar.

“Dan di 2016 ada sekitar 31 peristiwa kebakaran di perbatasan Medan dan Kabupaten Deliserdang yang kita bantu. Antara lain meliputi Perumnas Mandala, akibat kelalaian yang punya rumah,” katanya. (prn/ila)

Kendala lain yang dihadapi petugas damkar di lapangan sebut Pak Haji, yaitu sempitnya akses armada damkar masuk ke lokasi kebakaran. Umumnya terjadi pada pemukiman-pemukiman kumuh. Sedangkan problem lain yang tak kalah penting, masih sedikitnya unit armada dan pos pembantu atau unit pelaksana teknis (UPT) instansi ini, di masing-masing kecamatan yang ada.

“Saat ini armada kita ada 33 unit. Dimana tambahan 3 unit di 2017. Tahun 2018 rencana kita menambah 5 unit lagi, itu pun tergantung kesepakatan wali kota dengan DPRD. Dari 33 unit itu, di UPT seperti di Amplas kita letak dua unit, KIM 3 unit dan Belawan 2 unit. Apalagi Pemko tahun ini yang kami dengar mau bangun sumur resapan di beberapa titik, yang kami pikir bisa dipakai sebagai sumber air juga,” katanya.

Menurun

Ada tren penurunan jumlah kasus kebakaran di 2017 dibanding 2016. Menurut data yang dihimpun DP2K Kota Medan, di 2016 terjadi kasus kebakaran sebanyak 246 kali sedangkan di 2017 sebanyak 199 kali. “Dari jumlah 199 kasus itu, sudah termasuk yang terjadi jelang tahun baru. Yakni di Gg. Manggis Kel. Titikuning dimana kebakaran gudang dupa, dan di Gg. Cendana Kel. Kota Maksum ada 4 unit rumah semi permanen yang terbakar,” katanya.

Kasus kebakaran terbanyak selama 2017, lanjutnya, terjadi di November yakni sebanyak 26 kali. Disusul pada Juli, Desember dan Juni, yakni 24 kali, 19 kali dan 18 kali. “Untuk korban luka-luka ada sebanyak 14 orang, dan meninggal dunia 6 orang selama 2017. Total kerugian ditaksir mencapai Rp43 miliar lebih,” katanya.

Sementara berdasarkan frekuensi kejadian per kecamatan, kebakaran paling banyak terjadi di Medan Helvetia yakni 23 kali. Untuk wilayah yang paling sedikit mengalami bencana kebakaran, ada di Medan Marelan yakni cuma 2 kasus. Pada 2016 lalu, kerugian akibat kebakaran ditaksir sebesar Rp898 miliar.

“Dan di 2016 ada sekitar 31 peristiwa kebakaran di perbatasan Medan dan Kabupaten Deliserdang yang kita bantu. Antara lain meliputi Perumnas Mandala, akibat kelalaian yang punya rumah,” katanya. (prn/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/