27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Eks Napi Ditarik jadi Relawan, Gaji Didonasikan 10 Persen

Melalui donasi yang diberikan eks napi yang sudah bekerja untuk yayasan, keterampilan dan keahlian delapan orang itu pun dilatih. Sehingga nanti diharapkan bisa mempunyai peluang untuk mencicipi dunia kerja atau dunia usaha. “Prinsipnya yayasan kami ini diisi oleh anak-anak muda. Dan kita bersinergi dengan pihak-pihak yang mau bekerjasama dengan kita,” katanya.

Selain ada yang bekerja di Next Salon dan iNGCO, ada seorang eks napi binaan mereka yang kini menjadi tenaga honorer di Dinas Sosial Pemprov Sumut. Eks napi bernama Uzeri itu, kata Wanda, bahkan seorang hafiz quran dan qori.

“Jadi ini suatu kebanggaan juga buat kami. Saya sering sampaikan kepada beliau, jangan tinggalkan dakwah. Teruslah menebar kebajikan seperti menjadi khatib Jumat di dalam lapas. Seperti itulah cara kita memotivasi kawan-kawan. Karena orang lain yang mendengar kisah kita ini, jauh lebih termotivasi dibanding orang luar yang belum pernah menyampaikan pengalaman tersebut,” katanya.

Yayasan mereka juga berkenan membantu menjamin narapidana dari kalangan anak hilang yang tidak memiliki keluarga dan orang tua, saat sudah bebas dari hukuman. Wanda sendiri bersedia menjadi wali untuk bebas bersyarat bagi mereka. “Saya sudah menjamin beberapa orang. Karena memang tidak ada aturan penjaminnya harus sedarah. Siapa saja boleh penjamin agar mereka bisa mendapat program bebas bersyarat pemerintah atau cuti lebih awal,” katanya.

Bekat kepedulian pihaknya, kini kantor Wilayah Kemenkum HAM Sumut memberikan lampu hijau untuk mereka mengembangkan gerakan ini ke wilayah Kepulauan Riau. Sebab selama ini gerakan Yayasan Inspirasi Bangsa mencakup wilayah di seluruh unit pelaksana teknis (UPT) rutan Medan dan sekitarnya, sebanyak 14 UPT. “Pak Kakanwil sudah perintahkan untuk berperan se Sumatera dan saya sudah bekerjasama dengan Kemenkum HAM Kepri,” ungkapnya.

Tidak sedikit pihak yang ingin menjalin kerjasama dengan yayasan mereka. Undangan dari berbagai daerah kerap mereka terima, untuk saling berbagi tentang bagaimana cara Wanda dan kawan-kawannya bersinergi dalam gerakan sosial ini. “Saya berharap dan tekankan kepada teman-teman napi yang sedang dalam pembinaan, bahwa manfaatkan setiap momen untuk melakukan banyak kebaikan. Sebab kebaikan itu tidak serta merta kita rasakan saat itu juga. Yakinlah dan jangan berputus asa. Ingat, tembok ini tidak akan menghalangi kita. Bayangkan dulu saya sama seperti kalian. Mendengarkan orang-orang hebat berdiri dan berbicara. Bukan tidak mungkin kalian juga bisa seperti saya dan mereka,” pesan Wanda. (*)

Melalui donasi yang diberikan eks napi yang sudah bekerja untuk yayasan, keterampilan dan keahlian delapan orang itu pun dilatih. Sehingga nanti diharapkan bisa mempunyai peluang untuk mencicipi dunia kerja atau dunia usaha. “Prinsipnya yayasan kami ini diisi oleh anak-anak muda. Dan kita bersinergi dengan pihak-pihak yang mau bekerjasama dengan kita,” katanya.

Selain ada yang bekerja di Next Salon dan iNGCO, ada seorang eks napi binaan mereka yang kini menjadi tenaga honorer di Dinas Sosial Pemprov Sumut. Eks napi bernama Uzeri itu, kata Wanda, bahkan seorang hafiz quran dan qori.

“Jadi ini suatu kebanggaan juga buat kami. Saya sering sampaikan kepada beliau, jangan tinggalkan dakwah. Teruslah menebar kebajikan seperti menjadi khatib Jumat di dalam lapas. Seperti itulah cara kita memotivasi kawan-kawan. Karena orang lain yang mendengar kisah kita ini, jauh lebih termotivasi dibanding orang luar yang belum pernah menyampaikan pengalaman tersebut,” katanya.

Yayasan mereka juga berkenan membantu menjamin narapidana dari kalangan anak hilang yang tidak memiliki keluarga dan orang tua, saat sudah bebas dari hukuman. Wanda sendiri bersedia menjadi wali untuk bebas bersyarat bagi mereka. “Saya sudah menjamin beberapa orang. Karena memang tidak ada aturan penjaminnya harus sedarah. Siapa saja boleh penjamin agar mereka bisa mendapat program bebas bersyarat pemerintah atau cuti lebih awal,” katanya.

Bekat kepedulian pihaknya, kini kantor Wilayah Kemenkum HAM Sumut memberikan lampu hijau untuk mereka mengembangkan gerakan ini ke wilayah Kepulauan Riau. Sebab selama ini gerakan Yayasan Inspirasi Bangsa mencakup wilayah di seluruh unit pelaksana teknis (UPT) rutan Medan dan sekitarnya, sebanyak 14 UPT. “Pak Kakanwil sudah perintahkan untuk berperan se Sumatera dan saya sudah bekerjasama dengan Kemenkum HAM Kepri,” ungkapnya.

Tidak sedikit pihak yang ingin menjalin kerjasama dengan yayasan mereka. Undangan dari berbagai daerah kerap mereka terima, untuk saling berbagi tentang bagaimana cara Wanda dan kawan-kawannya bersinergi dalam gerakan sosial ini. “Saya berharap dan tekankan kepada teman-teman napi yang sedang dalam pembinaan, bahwa manfaatkan setiap momen untuk melakukan banyak kebaikan. Sebab kebaikan itu tidak serta merta kita rasakan saat itu juga. Yakinlah dan jangan berputus asa. Ingat, tembok ini tidak akan menghalangi kita. Bayangkan dulu saya sama seperti kalian. Mendengarkan orang-orang hebat berdiri dan berbicara. Bukan tidak mungkin kalian juga bisa seperti saya dan mereka,” pesan Wanda. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/