28.4 C
Medan
Saturday, May 11, 2024

DVI Kesulitan Identifikasi Jenazah

Foto: Ist
Foto: Ist

SUMUTPOS.CO- Proses identifikasi terhadap jenazah korban tewas tragedi pesawat Hercules jatuh di Oukup BS, Jalan Jamin Ginting KM 10 Kecamatan Medan Tuntungan, Senin (30/6), mengalami kesulitan.

Hal itu, diakui Kepala DVI Mabes Polri, Kombes Pol Anton Castilani ketika dikonfirmasi Sumut Pos di RSUP Adam Malik Medan, Kamis (2/7) siang. Disebut Anton, kendala yang dihadapi pihaknya itu adalah penumpukan jenazah, hingga mempersempit ruang kerja pihaknya.

“ Makanya kita sedang mengupayakan kontainer pendingin, “ ungkap Anton singkat.

Disebut Anton, dengan kontainer pendingin itu, akan menunda proses pembusukan pada jenazah, sehingga tidak mempersulit proses identifikasi. Begitu juga dengan ruang kerja oleh petugas identifikasi, disebut Anton akan menjadi lebih lapang, sehingga mempercepat proses identifikasi.

“ Kalau jenazah sudah busuk, makin sulit identifikasi. Tidak cukup dengan sekali pertemuan ante mortem, “ ujar Anton mengakhiri.

Sementara Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri, Brigjen Pol Arthur mengaku telah melakukan penguatan untuk proses identidikasi tersebut. Disebutnya, pihaknya sudah bersinergi dengan Dinas Kesehatan Sumut dan RSUP Adam Malik Medan. Begitu juga dengan Dokter Forensik dari Mabes Polri, Polda Jateng, Polda Sumsel, Polda Kepri dan Polda Jabar, telah didatangkan.

“Besok proses identifikasi makin sulit. Secara visual, sulit mengenali korban, baik dari fostur, wajah dan properti, “ ungkap Brigjen Pol Arthur.

Bahkan, tanda lahir yang ada pada korban, disebut jenderal polisi dengan pangkat 1 bintang di pundaknya itu, akan hilang dengan pembengkakan jenazah. Namun, disebutnya kalau pihaknya akan melakukan proses pendampingan pada keluarga korban, untuk mencari tanda khusus dan property yang dikenakan korban. Selanjutnya, disebutnya kalau hasil Ante Mortem dan Pos Mortem, akan direkonsiliasikan dalam identifikasi.

“ Kalau tidak bisa juga, maka dengan tes DNA. Awalnya, kita buat profile DNA korban. Lalu kita ambil pembanding yang kemudian kita buat juga profile DNA pembanding itu. Bila sesuai, baru kita lakukan identifikasi. Sampel DNA korban dan pembanding, akan kita diperiksa di Laboratorium DNA Mabes Polri,” sambung Arthur.

Oleh karena itu, Arthur meminta agar keluarga korban memahami proses identidikasi yang melambat. Disebut Arthur, proses identifikasi merupakan perbuatan kemanusiaan yang tidak ingin ditunda oleh pihaknya.

Sementara itu, hilir mudik pesawat melintas di Lanud Soewondo untuk proses pemulangan jasad. Tercatat sudah 77 jasad yang diterbangkan, Kamis (2/7) pukul 20.30 WIB. Pemulangan korban pesawat ini dengan menggunakan 5 unit pesawat milik TNI AU yang terdiri dari CN-295 dua unit, Boeng 737 dua unit dan Hercules C-130 satu unit serta bantuan dua unit pesawat angkat laut (AL) dengan jenis Cassa. Dengan tujuan, Jakarta, Malang, Padang, Palembang, Semarang, Pekanbaru, Natuna, dan Pulau Pinang.

Pada hari Rabu, (1/7) sebanyak 27 jenazah yang diterbangkan. Untuk, kemarin sebanyak 50 jenazah. Sementara itu, sudah 91 jenazah yang berhasil terindentifikasi. (ain/gus)

Foto: Ist
Foto: Ist

SUMUTPOS.CO- Proses identifikasi terhadap jenazah korban tewas tragedi pesawat Hercules jatuh di Oukup BS, Jalan Jamin Ginting KM 10 Kecamatan Medan Tuntungan, Senin (30/6), mengalami kesulitan.

Hal itu, diakui Kepala DVI Mabes Polri, Kombes Pol Anton Castilani ketika dikonfirmasi Sumut Pos di RSUP Adam Malik Medan, Kamis (2/7) siang. Disebut Anton, kendala yang dihadapi pihaknya itu adalah penumpukan jenazah, hingga mempersempit ruang kerja pihaknya.

“ Makanya kita sedang mengupayakan kontainer pendingin, “ ungkap Anton singkat.

Disebut Anton, dengan kontainer pendingin itu, akan menunda proses pembusukan pada jenazah, sehingga tidak mempersulit proses identifikasi. Begitu juga dengan ruang kerja oleh petugas identifikasi, disebut Anton akan menjadi lebih lapang, sehingga mempercepat proses identifikasi.

“ Kalau jenazah sudah busuk, makin sulit identifikasi. Tidak cukup dengan sekali pertemuan ante mortem, “ ujar Anton mengakhiri.

Sementara Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri, Brigjen Pol Arthur mengaku telah melakukan penguatan untuk proses identidikasi tersebut. Disebutnya, pihaknya sudah bersinergi dengan Dinas Kesehatan Sumut dan RSUP Adam Malik Medan. Begitu juga dengan Dokter Forensik dari Mabes Polri, Polda Jateng, Polda Sumsel, Polda Kepri dan Polda Jabar, telah didatangkan.

“Besok proses identifikasi makin sulit. Secara visual, sulit mengenali korban, baik dari fostur, wajah dan properti, “ ungkap Brigjen Pol Arthur.

Bahkan, tanda lahir yang ada pada korban, disebut jenderal polisi dengan pangkat 1 bintang di pundaknya itu, akan hilang dengan pembengkakan jenazah. Namun, disebutnya kalau pihaknya akan melakukan proses pendampingan pada keluarga korban, untuk mencari tanda khusus dan property yang dikenakan korban. Selanjutnya, disebutnya kalau hasil Ante Mortem dan Pos Mortem, akan direkonsiliasikan dalam identifikasi.

“ Kalau tidak bisa juga, maka dengan tes DNA. Awalnya, kita buat profile DNA korban. Lalu kita ambil pembanding yang kemudian kita buat juga profile DNA pembanding itu. Bila sesuai, baru kita lakukan identifikasi. Sampel DNA korban dan pembanding, akan kita diperiksa di Laboratorium DNA Mabes Polri,” sambung Arthur.

Oleh karena itu, Arthur meminta agar keluarga korban memahami proses identidikasi yang melambat. Disebut Arthur, proses identifikasi merupakan perbuatan kemanusiaan yang tidak ingin ditunda oleh pihaknya.

Sementara itu, hilir mudik pesawat melintas di Lanud Soewondo untuk proses pemulangan jasad. Tercatat sudah 77 jasad yang diterbangkan, Kamis (2/7) pukul 20.30 WIB. Pemulangan korban pesawat ini dengan menggunakan 5 unit pesawat milik TNI AU yang terdiri dari CN-295 dua unit, Boeng 737 dua unit dan Hercules C-130 satu unit serta bantuan dua unit pesawat angkat laut (AL) dengan jenis Cassa. Dengan tujuan, Jakarta, Malang, Padang, Palembang, Semarang, Pekanbaru, Natuna, dan Pulau Pinang.

Pada hari Rabu, (1/7) sebanyak 27 jenazah yang diterbangkan. Untuk, kemarin sebanyak 50 jenazah. Sementara itu, sudah 91 jenazah yang berhasil terindentifikasi. (ain/gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/