29 C
Medan
Sunday, February 23, 2025
spot_img

Ratna Sarumpaet dan Luhut Cekcok

Menko Maritim Luhut Binsar saat di Pelabuhan Tigaras untuk bertemu dengan keluarga korban KM Sinar Bangun.

“Saya tidak mau dihentikan, sebelum mayat semua ditemukan. Ini masalah kemanusian, karena masalah kemanusian bukan lokal di Tapanuli, bukan Lokal Indonesia. Namun internasional,” teriak Ratna.

Ratna mengatakan, bisa saja mengadu kepada Persatuan Bangsa-bangsa (PBB). Namun, hal itu tidak dilakukan, karena bisa dibicarakan secara baik-baik.

Sementara itu, dalam kunjungannya di Pelabuhan Tigaras tersebut, Luhut sempat melakukan tabur bunga di Perairan Danau Toba, untuk mengenang jasad para korban, yang masih dinyatakan hilang hingga saat ini.

“Saya memiliki ikatan emosional. Saya turut berduka cita atas kejadian ini. Mudah mudahan tidak terjadi lagi peristiwa seperti ini,” kata Luhut kepada wartawan.

Luhut mengakui kelemahan Pemerintah untuk melakukan pengawasan kapal motor penyebrangan sesuai dengan aturan dan tugasnya. Sebab itu, Kapal Sinar Bangun melakukan pelayaran tidak sesuai standar pelayaran.”Inilah salah satu proses yang tidak bisa kita hindari, kalaupun ada salah. Saya mengakui ada juga kekurangan kita disana,” tutur Luhut.

Luhut menjelaskan, dari laporan Bupati Samosir Rapidin Simbolon yang dia terima, ada 59 pelabuhan di Danau Toba. Tapi, tidak dilakukan pengawasan secara keseluruhan. Dengan itu, ia mengatakan akan dilakukan penataan secara maksimal dan tegas.”Jadi memang kerja sama masyarakat juga untuk lebih disiplin bersama sama kita perlukan,” kata Luhut.

Luhut mengatakan, Pemerintah Indonesia tengah melakukan pembangunan 4 unit kapal Feri penyebrangan di Danau Toba untuk tujuan menunjang pelayaran berstandar di Danau menjadi destinasi internasional itu.

“Pada sisi lain kami juga harus mengakui bahwa ada keterlambatan kita dalam membangun kapal Feri, walaupun sebenarnya kapal Feri yang pertama sudah selesai pada Oktober pada tahun ini,” ungkap Luhut.

Luhut mengatakan, pembangunan 4 kapal Feri itu menelan waktu lama sehingga proses pembuatannya dilakukan secara bertahap. “Kemudian disusul Feri kedua ketiga dan keempat, tapi ternyata kita kalah cepat,” kata Luhut.

Dengan kejadian tenggelamnya KM Sinar Bangun yang menewaskan ratusan penumpangnya, Luhut dengan tegas mengatakan, Pemerintah melakukan penataan pelayaran di Danau Toba dengan memiliki standar pelayaran.”Jadi sekarang kita perbaiki. Jadi sekarang harus ada manifest ada kir untuk kapal dan sekarang itu sudah berjalan,” kata Luhut.

Menko Maritim Luhut Binsar saat di Pelabuhan Tigaras untuk bertemu dengan keluarga korban KM Sinar Bangun.

“Saya tidak mau dihentikan, sebelum mayat semua ditemukan. Ini masalah kemanusian, karena masalah kemanusian bukan lokal di Tapanuli, bukan Lokal Indonesia. Namun internasional,” teriak Ratna.

Ratna mengatakan, bisa saja mengadu kepada Persatuan Bangsa-bangsa (PBB). Namun, hal itu tidak dilakukan, karena bisa dibicarakan secara baik-baik.

Sementara itu, dalam kunjungannya di Pelabuhan Tigaras tersebut, Luhut sempat melakukan tabur bunga di Perairan Danau Toba, untuk mengenang jasad para korban, yang masih dinyatakan hilang hingga saat ini.

“Saya memiliki ikatan emosional. Saya turut berduka cita atas kejadian ini. Mudah mudahan tidak terjadi lagi peristiwa seperti ini,” kata Luhut kepada wartawan.

Luhut mengakui kelemahan Pemerintah untuk melakukan pengawasan kapal motor penyebrangan sesuai dengan aturan dan tugasnya. Sebab itu, Kapal Sinar Bangun melakukan pelayaran tidak sesuai standar pelayaran.”Inilah salah satu proses yang tidak bisa kita hindari, kalaupun ada salah. Saya mengakui ada juga kekurangan kita disana,” tutur Luhut.

Luhut menjelaskan, dari laporan Bupati Samosir Rapidin Simbolon yang dia terima, ada 59 pelabuhan di Danau Toba. Tapi, tidak dilakukan pengawasan secara keseluruhan. Dengan itu, ia mengatakan akan dilakukan penataan secara maksimal dan tegas.”Jadi memang kerja sama masyarakat juga untuk lebih disiplin bersama sama kita perlukan,” kata Luhut.

Luhut mengatakan, Pemerintah Indonesia tengah melakukan pembangunan 4 unit kapal Feri penyebrangan di Danau Toba untuk tujuan menunjang pelayaran berstandar di Danau menjadi destinasi internasional itu.

“Pada sisi lain kami juga harus mengakui bahwa ada keterlambatan kita dalam membangun kapal Feri, walaupun sebenarnya kapal Feri yang pertama sudah selesai pada Oktober pada tahun ini,” ungkap Luhut.

Luhut mengatakan, pembangunan 4 kapal Feri itu menelan waktu lama sehingga proses pembuatannya dilakukan secara bertahap. “Kemudian disusul Feri kedua ketiga dan keempat, tapi ternyata kita kalah cepat,” kata Luhut.

Dengan kejadian tenggelamnya KM Sinar Bangun yang menewaskan ratusan penumpangnya, Luhut dengan tegas mengatakan, Pemerintah melakukan penataan pelayaran di Danau Toba dengan memiliki standar pelayaran.”Jadi sekarang kita perbaiki. Jadi sekarang harus ada manifest ada kir untuk kapal dan sekarang itu sudah berjalan,” kata Luhut.

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/