30 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Danau Toba Dikeloa Ulang

Triadi Wibowo/Sumut Pos_
Dermaga Tiga Ras Kabupaten Simalungun. Dernaga ini akan dibenahi oleh Kementerian Perhubungan. Selain itu, dermaga Muara, Ambarita, Simanindo dan Ajibata juga ikut dibenahi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba membuat sejumlah pihak berbenah. Kementerian Perhubungan bakal menata ulang dermaga dan Pusat Hidro Oseanografi TNI-AL (Pushidrosal) siap memetakan perairan Danau Toba. Danau Toba segera dikelola ulang.

Rencananya, Kementerian Perhubungan akan membenahi lima dermaga di sekitar Danau Toba. Yakni, Pelabuhan Tigaras, Muara, Ambarita, Simanindo dan Ajibata. Dermaga ini rencananya akan direvitalisasi.

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, dermaga yang akan dibangun nanti sudah mempunyai zona tiket dan lainnya. Sehingga masyarakat tidak bebas keluar masuk dermaga. ”Progresnya saat ini sudah sampai pada pengiriman material. Dermaga sekarang ini harus clear dan untuk hal ini perlu edukasi ke masyarakat. Rerevitalisasi dermaga ini sebenarnya sudah sejak tahun 2017,” ucap Budi.

Budi Setiyadi juga memaparkan, nantinya kapal kayu 17 GT hanya boleh mengangkut 45 penumpang. Terkait sepeda motor seharusnya tidak diperbolehkan hanya saja ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat, hal tersebut yang akan diubah sedikit demi sedikit oleh Kementerian Perhubungan. ”Untuk sepeda motor secara aturan memang tidak boleh tapi di sini kan dari dulu sudah begitu, tapi kami akan ubah sedikit demi sedikit,” katanya.

Sedangkan Pusat Hidro Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) juga ingin melakukan pemetaan kawasan perairan Danau Toba. Kepala Pushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro menjelaskan, pihaknya akan melanjutkan dengan survei pemetaan. ”Akan dikoordinasikan dengan Pemda. Semoga Pemda mau mendukung untuk kepentingannya,” katanya.

Untuk pemetaan, Harjo mengatakan, pihaknya akan mengandalkan tim mobile yang dimilikinya. Tim tersebut akan melakukan pemetaan dengan menggunakan alat semacam multibeam echo sounder (MBES).

Selama ini Pushidrosal melakukan pemetaan laut menggunakan KRI Rigel. Namun Harjo mengatakan untuk pemetaan Danau Toba tidak perlu mendatangkan KRI Rigel.

Sementara itu, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menuturkan, tragedi di Danau Toba semestinya bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk memperbaiki angkutan penyeberangan di wilayah lain.

Triadi Wibowo/Sumut Pos_
Dermaga Tiga Ras Kabupaten Simalungun. Dernaga ini akan dibenahi oleh Kementerian Perhubungan. Selain itu, dermaga Muara, Ambarita, Simanindo dan Ajibata juga ikut dibenahi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba membuat sejumlah pihak berbenah. Kementerian Perhubungan bakal menata ulang dermaga dan Pusat Hidro Oseanografi TNI-AL (Pushidrosal) siap memetakan perairan Danau Toba. Danau Toba segera dikelola ulang.

Rencananya, Kementerian Perhubungan akan membenahi lima dermaga di sekitar Danau Toba. Yakni, Pelabuhan Tigaras, Muara, Ambarita, Simanindo dan Ajibata. Dermaga ini rencananya akan direvitalisasi.

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan, dermaga yang akan dibangun nanti sudah mempunyai zona tiket dan lainnya. Sehingga masyarakat tidak bebas keluar masuk dermaga. ”Progresnya saat ini sudah sampai pada pengiriman material. Dermaga sekarang ini harus clear dan untuk hal ini perlu edukasi ke masyarakat. Rerevitalisasi dermaga ini sebenarnya sudah sejak tahun 2017,” ucap Budi.

Budi Setiyadi juga memaparkan, nantinya kapal kayu 17 GT hanya boleh mengangkut 45 penumpang. Terkait sepeda motor seharusnya tidak diperbolehkan hanya saja ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat setempat, hal tersebut yang akan diubah sedikit demi sedikit oleh Kementerian Perhubungan. ”Untuk sepeda motor secara aturan memang tidak boleh tapi di sini kan dari dulu sudah begitu, tapi kami akan ubah sedikit demi sedikit,” katanya.

Sedangkan Pusat Hidro Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) juga ingin melakukan pemetaan kawasan perairan Danau Toba. Kepala Pushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro menjelaskan, pihaknya akan melanjutkan dengan survei pemetaan. ”Akan dikoordinasikan dengan Pemda. Semoga Pemda mau mendukung untuk kepentingannya,” katanya.

Untuk pemetaan, Harjo mengatakan, pihaknya akan mengandalkan tim mobile yang dimilikinya. Tim tersebut akan melakukan pemetaan dengan menggunakan alat semacam multibeam echo sounder (MBES).

Selama ini Pushidrosal melakukan pemetaan laut menggunakan KRI Rigel. Namun Harjo mengatakan untuk pemetaan Danau Toba tidak perlu mendatangkan KRI Rigel.

Sementara itu, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menuturkan, tragedi di Danau Toba semestinya bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk memperbaiki angkutan penyeberangan di wilayah lain.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/