25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Buntut Temuan ‘Pabrik Sabu’ di Lapas Tanjunggusta

MEDAN- Mengenai adanya temuan ‘pabrik sabu’ di Lapas Klas I Tanjunggusta Medan, Kadiv Permasyarakatan Kanwil Kemenkumham, Amran Silalahi melontarkan ‘bola panas’ ke Kapoldasu. Dia bahkan mengatakan sesuai pernyataan Kapoldasu, tidak ada masalah dalam temuan itu.

Padahal dalam penyisiran yang dilakukan kepolisian, ditemukan berbagai jenis narkoba seperti sabu-sabu, ekstasi dan ganja. Beberapa alat yang digunakan untuk memproduksi sabu-sabu pun berhasil diamankan. “Tak bosan-bosan kalian memberitakan Lapas. Macam nggak ada berita lain. Tapi itu ‘kan sudah dijelaskan Kapolda. Yang jelas Kapolda bilang bahwa itu tidak ada ditemukan (narkoba). Yang ada cuma alat-alatnya. Kapolda dalam konferensi persnya menyatakan tidak ada itu (narkoba). Silakan saja tanya ke Kapolda itu. Karena itu sudah pernyataan Kapolda yang menyebutkan tidak ada masalah,” ujar Amran saat ditemui di ruangannya, Jumat (2/8).

Saat ditanyakan kenapa dalam penyisiran yang dilakukan petugas kepolisian di dalam Lapas ditemukan alat-alat untuk memproduksi narkoba, Amran tidak mau mengomentarinya. Begitupula saat disinggung mengenai lima orang narapidana yang telah ditetapkan sebagai tersangka atas kepemilikan narkoba di dalam Lapas Klas I Tanjunggusta Medan, Amran tetap mengatakan enggan berkomentar. “Saya tidak mau mengomentarinya. Silakan tanya Kapolda. Bukan ranah saya mengomentari itu,” sebutnya.

Menurut Amran, mengenai 18 narapidana yang akan dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, semua tergantung atasan. “Saya no comment soal itu. Kalau sudah atasan bilang seperti itu saya ikut saja. Saya tidak berani berkomentar kalau atasan sudah berkomentar, nanti bisa bias. Karena kita sudah satu pintu. Yang jelas saya tidak tahu persis berapa dananya. Saya belum tahu mereka akan dipindahkan ke Nusakambangan. Mereka ‘kan masih di Polda. Saya tidak akan berani berkomentar,” ucapnya.

Dia menyatakan dipindahkannya 117 narapidana ke sejumlah Lapas yang ada di Sumut dan ke Lapas Nusakambangan tidak perlu sosialiasikan. Sebab pemindahan itu dilakukan secara mendadak. Pihaknya pun telah pula mempersiapkan posko layanan masyarakat di Lapas Klas I Tanjunggusta Medan
“Tidak perlu ada pemberitahuan kepada napi di Lapas kalau mereka akan dipindahkan. Kami tidak ada kewajiban memberikan sosialisasi. Apakah Anda ingin situasi di sana over kapasitas? Karena ini tindakan cepat harus dilakukan. Kalau keluarganya datang kan bisa kita kasih informasi kemana narapidana itu dipindahkan. Dan di sana ada posko supaya mereka mudah bertanya. Jelas itu posko layanan masyarakat,” katanya.

Terpisah, Kakanwil Kemenkumham Sumut, Budi Sulaksana menyatakan pemindahan 18 narapidana ke Lapas Nusakambangan masih sebatas wacana. Sebab hingga kini anggaran yang diajukan pihaknya ke Pusat, belum juga turun. “Belom, yang bilang siapa? Itu masih wacana. Ada yang mau nyumbang nggak biayanya,” ujar Budi saat dikonfirmasi Sumut Pos melalui selular.

Sebelum Lebaran Dipindah ke Nusakambangan

Dia pun mengaku belum mengetahui secara persis kapan 17 narapidana tersebut di boyong ke Lapas Nusakambangan. “Kalau biaya pasti dari Kemenkumham. Ini masih kami ajukan ke pusat. Tapi anggarannya belum turun. Nanti anggarannya turun ke LP. Jadi, kira-kira nanti kita tunggu saja. Kalau saya kan di Kanwil. Ya belom tau saya kapan dipindahkan. Memangnya dipindahkan nggak pake duit,” terangnya.

Saat ditanyakan berapa dana yang diajukan ke Pusat untuk memindahkan 17 narapidana itu ke Nusakambangan, Budi mengaku tidak tahu. Menurutnya hingga saat ini ke 17 narapidana termasuk 4 narapidana teroris CIMB Niaga Medan tengah di inapkan di Polda Sumut dan Polresta Medan. “Aduh saya nggak tau berapa jumlahnya. Jujur saja saya nggak tau berapa dananya. Karena itukan dari LP (Lapas Permasyarakatan), bukan Kanwil. Untuk sementara mereka masih di Polda dan Polres. Karena kita menunggu perbaikan kan. Pemindahan itu kan harus ada pengawalan, harus pake duit untuk berangkat. Masak pake daun,” terangnya.

Sayangnya, saat disinggung mengenai adanya ruangan fitnes didalam Lapas diduga berubah fungsi menjadi ‘pabrik narkoba’, Budi kembali mengatakan handphone nya rusak. “Nggak jelas suaranya putus-putus. Nanti kamu hubungi saya lagi. Handphone saya rusak,” ucap Budi seketika memutus pembicaraan.

Dari Poldasu, seluruh napi yang akan dipindahkan ke Nusakambangan masih ditahan di Rumah Tahanan Polisi (RTP) Poldasu. “Benar seluruh napi dititipkan di RTP Poldasu,” ungkap Direktur Tahanan dan Barang Bukti (Tahti) Polda Sumut, AKBP W Panjaitan, Jumat (2/8) siang.
Saat ditanya, kapan rencananya napi-napi tersebut dikirim ke Nusakambangan, perwira melati dua itu mengatakan sebelum Lebaran. “Tapi kita belum tahu kapan pastinya dikirimke Nusakambangan, tapi menurut Kadiv pemasyarakatan, sebelum Lebaran sudah dikirim,” sebutnya. (far/gus)

MEDAN- Mengenai adanya temuan ‘pabrik sabu’ di Lapas Klas I Tanjunggusta Medan, Kadiv Permasyarakatan Kanwil Kemenkumham, Amran Silalahi melontarkan ‘bola panas’ ke Kapoldasu. Dia bahkan mengatakan sesuai pernyataan Kapoldasu, tidak ada masalah dalam temuan itu.

Padahal dalam penyisiran yang dilakukan kepolisian, ditemukan berbagai jenis narkoba seperti sabu-sabu, ekstasi dan ganja. Beberapa alat yang digunakan untuk memproduksi sabu-sabu pun berhasil diamankan. “Tak bosan-bosan kalian memberitakan Lapas. Macam nggak ada berita lain. Tapi itu ‘kan sudah dijelaskan Kapolda. Yang jelas Kapolda bilang bahwa itu tidak ada ditemukan (narkoba). Yang ada cuma alat-alatnya. Kapolda dalam konferensi persnya menyatakan tidak ada itu (narkoba). Silakan saja tanya ke Kapolda itu. Karena itu sudah pernyataan Kapolda yang menyebutkan tidak ada masalah,” ujar Amran saat ditemui di ruangannya, Jumat (2/8).

Saat ditanyakan kenapa dalam penyisiran yang dilakukan petugas kepolisian di dalam Lapas ditemukan alat-alat untuk memproduksi narkoba, Amran tidak mau mengomentarinya. Begitupula saat disinggung mengenai lima orang narapidana yang telah ditetapkan sebagai tersangka atas kepemilikan narkoba di dalam Lapas Klas I Tanjunggusta Medan, Amran tetap mengatakan enggan berkomentar. “Saya tidak mau mengomentarinya. Silakan tanya Kapolda. Bukan ranah saya mengomentari itu,” sebutnya.

Menurut Amran, mengenai 18 narapidana yang akan dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, semua tergantung atasan. “Saya no comment soal itu. Kalau sudah atasan bilang seperti itu saya ikut saja. Saya tidak berani berkomentar kalau atasan sudah berkomentar, nanti bisa bias. Karena kita sudah satu pintu. Yang jelas saya tidak tahu persis berapa dananya. Saya belum tahu mereka akan dipindahkan ke Nusakambangan. Mereka ‘kan masih di Polda. Saya tidak akan berani berkomentar,” ucapnya.

Dia menyatakan dipindahkannya 117 narapidana ke sejumlah Lapas yang ada di Sumut dan ke Lapas Nusakambangan tidak perlu sosialiasikan. Sebab pemindahan itu dilakukan secara mendadak. Pihaknya pun telah pula mempersiapkan posko layanan masyarakat di Lapas Klas I Tanjunggusta Medan
“Tidak perlu ada pemberitahuan kepada napi di Lapas kalau mereka akan dipindahkan. Kami tidak ada kewajiban memberikan sosialisasi. Apakah Anda ingin situasi di sana over kapasitas? Karena ini tindakan cepat harus dilakukan. Kalau keluarganya datang kan bisa kita kasih informasi kemana narapidana itu dipindahkan. Dan di sana ada posko supaya mereka mudah bertanya. Jelas itu posko layanan masyarakat,” katanya.

Terpisah, Kakanwil Kemenkumham Sumut, Budi Sulaksana menyatakan pemindahan 18 narapidana ke Lapas Nusakambangan masih sebatas wacana. Sebab hingga kini anggaran yang diajukan pihaknya ke Pusat, belum juga turun. “Belom, yang bilang siapa? Itu masih wacana. Ada yang mau nyumbang nggak biayanya,” ujar Budi saat dikonfirmasi Sumut Pos melalui selular.

Sebelum Lebaran Dipindah ke Nusakambangan

Dia pun mengaku belum mengetahui secara persis kapan 17 narapidana tersebut di boyong ke Lapas Nusakambangan. “Kalau biaya pasti dari Kemenkumham. Ini masih kami ajukan ke pusat. Tapi anggarannya belum turun. Nanti anggarannya turun ke LP. Jadi, kira-kira nanti kita tunggu saja. Kalau saya kan di Kanwil. Ya belom tau saya kapan dipindahkan. Memangnya dipindahkan nggak pake duit,” terangnya.

Saat ditanyakan berapa dana yang diajukan ke Pusat untuk memindahkan 17 narapidana itu ke Nusakambangan, Budi mengaku tidak tahu. Menurutnya hingga saat ini ke 17 narapidana termasuk 4 narapidana teroris CIMB Niaga Medan tengah di inapkan di Polda Sumut dan Polresta Medan. “Aduh saya nggak tau berapa jumlahnya. Jujur saja saya nggak tau berapa dananya. Karena itukan dari LP (Lapas Permasyarakatan), bukan Kanwil. Untuk sementara mereka masih di Polda dan Polres. Karena kita menunggu perbaikan kan. Pemindahan itu kan harus ada pengawalan, harus pake duit untuk berangkat. Masak pake daun,” terangnya.

Sayangnya, saat disinggung mengenai adanya ruangan fitnes didalam Lapas diduga berubah fungsi menjadi ‘pabrik narkoba’, Budi kembali mengatakan handphone nya rusak. “Nggak jelas suaranya putus-putus. Nanti kamu hubungi saya lagi. Handphone saya rusak,” ucap Budi seketika memutus pembicaraan.

Dari Poldasu, seluruh napi yang akan dipindahkan ke Nusakambangan masih ditahan di Rumah Tahanan Polisi (RTP) Poldasu. “Benar seluruh napi dititipkan di RTP Poldasu,” ungkap Direktur Tahanan dan Barang Bukti (Tahti) Polda Sumut, AKBP W Panjaitan, Jumat (2/8) siang.
Saat ditanya, kapan rencananya napi-napi tersebut dikirim ke Nusakambangan, perwira melati dua itu mengatakan sebelum Lebaran. “Tapi kita belum tahu kapan pastinya dikirimke Nusakambangan, tapi menurut Kadiv pemasyarakatan, sebelum Lebaran sudah dikirim,” sebutnya. (far/gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/