30 C
Medan
Monday, June 3, 2024

Seorang WNI Terserang Virus Zika

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos Sejumlah petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) memeriksa suhu tubuh menumpang yang baru datang dari luar negeri di bandara Kualanamu, Deli Serdang (1/9). KKP Kualanamu telah menghadirkan alat pendeteksi suhu tubuh di terminal kedatangan internasional Kualanamu yang bertujuan untuk dapat mengukur suhu tubuh bagi setiap penumpang yang datang dari luar negeri.
Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Sejumlah petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) memeriksa suhu tubuh menumpang yang baru datang dari luar negeri di bandara Kualanamu, Deli Serdang (1/9). KKP Kualanamu telah menghadirkan alat pendeteksi suhu tubuh di terminal kedatangan internasional Kualanamu yang bertujuan untuk dapat mengukur suhu tubuh bagi setiap penumpang yang datang dari luar negeri.

SUMUTPOS.CO – Seorang warga negara Indonesia (WNI) di Singapura terjangkit virus Zika. Kepastian itu disampaikan otoritas Singapura kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Karena regulasi tentang privasi, pihak Singapura tidak membeberkan identitas korban.

Duta Besar RI untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya mengatakan, WNI tersebut bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta menjelaskan, untuk kepentingan privasi, hanya konfirmasi bahwa pasien tersebut WNI perempuan.

“Dia dibawa ke klinik dan terdiagnosis gejala virus Zika ringan. Tapi, kondisinya sudah membaik dan dirawat di tempat dia bekerja,” kata I Gede Ngurah Swajaya kepada Jawa Pos (Group Sumut Pos), kemarin.

Pihak KBRI tidak mengetahui identitas pasien tersebut karena regulasi privasi di Singapura. Diduga, WNI tersebut berdomisili di kawasan Al Junied atau Bedok. Dua tempat itu merupakan pusat persebaran virus Zika.

KBRI terus memantau kondisi WNI tersebut melalui koordinasi dengan Kementerian Kesehatan Singapura. “Kami sudah memberikan nomor yang bisa dihubungi kalau dia butuh bantuan kami,” ujarnya.

Pihak Indonesia sebenarnya mengajukan permintaan agar WNI tersebut bisa diperiksa dulu sebelum pulang ke tanah air. Namun, yang bersangkutan ternyata belum berencana pulang dalam waktu dekat. Terlebih, dia dikatakan sudah sembuh.

“Menurut informasi, orang yang pernah terkena malah jadi kebal. Kami terus memonitor,” kata Ngurah.

Tidak mudah menelusuri identitas WNI korban virus Zika tersebut. Sebab, otoritas Singapura hanya mengabari perwakilan Indonesia di negeri itu. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Mohamad Subuh mengatakan bahwa pihaknya berkomunikasi dengan Kemenlu.

Tapi, itu pun tidak mudah untuk langsung mendapatkan informasi tentang korban. Sebab, sebagian besar penderita tidak dirawat di rumah sakit.

Mereka akan menjalani perawatan sampai sembuh. Kalaupun dipulangkan, penderita harus ekstrahati-hati agar tidak digigit nyamuk.

“Nanti dikomunikasikan lagi kondisinya bagaimana. Karena tak bisa langsung,” kata Subuh.

Kasus virus Zika di Singapura memang terus meningkat. Sejak 29 Agustus lalu, Kementerian Kesehatan Singapura mengeluarkan peringatan bahaya level dua. Total korban sejauh ini 115 orang.

Sebanyak 57 orang di antaranya adalah pekerja asing. Perinciannya, 10 warga Bangladesh, 23 orang Tiongkok, 15 pekerja dari India, 6 orang Malaysia, serta masing-masing 1 warga Indonesia, Myanmar, dan Taiwan.

“Semuanya sakitnya ringan. Sebagian besar telah sembuh. Sisanya, proses penyembuhannya berjalan baik,” bunyi pernyataan dari Kementerian Kesehatan Singapura. Terkait dengan kondisi tersebut, pihak Singapura telah menghubungi setiap negara yang warganya terjangkit virus Zika.

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos Sejumlah petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) memeriksa suhu tubuh menumpang yang baru datang dari luar negeri di bandara Kualanamu, Deli Serdang (1/9). KKP Kualanamu telah menghadirkan alat pendeteksi suhu tubuh di terminal kedatangan internasional Kualanamu yang bertujuan untuk dapat mengukur suhu tubuh bagi setiap penumpang yang datang dari luar negeri.
Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos
Sejumlah petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) memeriksa suhu tubuh menumpang yang baru datang dari luar negeri di bandara Kualanamu, Deli Serdang (1/9). KKP Kualanamu telah menghadirkan alat pendeteksi suhu tubuh di terminal kedatangan internasional Kualanamu yang bertujuan untuk dapat mengukur suhu tubuh bagi setiap penumpang yang datang dari luar negeri.

SUMUTPOS.CO – Seorang warga negara Indonesia (WNI) di Singapura terjangkit virus Zika. Kepastian itu disampaikan otoritas Singapura kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Karena regulasi tentang privasi, pihak Singapura tidak membeberkan identitas korban.

Duta Besar RI untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya mengatakan, WNI tersebut bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT). Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir di Jakarta menjelaskan, untuk kepentingan privasi, hanya konfirmasi bahwa pasien tersebut WNI perempuan.

“Dia dibawa ke klinik dan terdiagnosis gejala virus Zika ringan. Tapi, kondisinya sudah membaik dan dirawat di tempat dia bekerja,” kata I Gede Ngurah Swajaya kepada Jawa Pos (Group Sumut Pos), kemarin.

Pihak KBRI tidak mengetahui identitas pasien tersebut karena regulasi privasi di Singapura. Diduga, WNI tersebut berdomisili di kawasan Al Junied atau Bedok. Dua tempat itu merupakan pusat persebaran virus Zika.

KBRI terus memantau kondisi WNI tersebut melalui koordinasi dengan Kementerian Kesehatan Singapura. “Kami sudah memberikan nomor yang bisa dihubungi kalau dia butuh bantuan kami,” ujarnya.

Pihak Indonesia sebenarnya mengajukan permintaan agar WNI tersebut bisa diperiksa dulu sebelum pulang ke tanah air. Namun, yang bersangkutan ternyata belum berencana pulang dalam waktu dekat. Terlebih, dia dikatakan sudah sembuh.

“Menurut informasi, orang yang pernah terkena malah jadi kebal. Kami terus memonitor,” kata Ngurah.

Tidak mudah menelusuri identitas WNI korban virus Zika tersebut. Sebab, otoritas Singapura hanya mengabari perwakilan Indonesia di negeri itu. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Mohamad Subuh mengatakan bahwa pihaknya berkomunikasi dengan Kemenlu.

Tapi, itu pun tidak mudah untuk langsung mendapatkan informasi tentang korban. Sebab, sebagian besar penderita tidak dirawat di rumah sakit.

Mereka akan menjalani perawatan sampai sembuh. Kalaupun dipulangkan, penderita harus ekstrahati-hati agar tidak digigit nyamuk.

“Nanti dikomunikasikan lagi kondisinya bagaimana. Karena tak bisa langsung,” kata Subuh.

Kasus virus Zika di Singapura memang terus meningkat. Sejak 29 Agustus lalu, Kementerian Kesehatan Singapura mengeluarkan peringatan bahaya level dua. Total korban sejauh ini 115 orang.

Sebanyak 57 orang di antaranya adalah pekerja asing. Perinciannya, 10 warga Bangladesh, 23 orang Tiongkok, 15 pekerja dari India, 6 orang Malaysia, serta masing-masing 1 warga Indonesia, Myanmar, dan Taiwan.

“Semuanya sakitnya ringan. Sebagian besar telah sembuh. Sisanya, proses penyembuhannya berjalan baik,” bunyi pernyataan dari Kementerian Kesehatan Singapura. Terkait dengan kondisi tersebut, pihak Singapura telah menghubungi setiap negara yang warganya terjangkit virus Zika.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/