27.8 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Serbaungu untuk Hormati Kebaikan Hati sang Putri

Senada dengan Pornthip, Kittima, warga Bangkok, mengakui bahwa perayaan ulang tahun Putri Mahkota Sirindhorn kali ini sangat spesial. Sebab, hari ulang tahun sang putri bertepatan dengan peringatan siklus lima tahunan dalam kalender Thai yang mengandung arti khusus bagi warga Thailand. Karena itu, perayaan ulang tahun kali ini lebih meriah.

Sejak sebulan lalu, sejumlah atribut dan bendera ungu menghiasi wajah Thailand. Pemerintah kerajaan juga memasang singgasana untuk memajang foto putri berjuluk Phra Thep atau Putri Bidadari tersebut. Singgasana-singgasana kecil itu diletakkan di tempat-tempat umum dan gedung-gedung pemerintahan.

“Semua ini tidak hanya dilakukan di Bangkok, tapi juga di seluruh daerah di Thailand,” ujar perempuan 50 tahun itu.

Sebagai puncaknya, perayaan ulang tahun Sirindhorn dilakukan Kamis malam. Masyarakat berkumpul di Sanam Luang, lapangan di depan Grand Palace. Mereka datang untuk menuliskan ucapan selamat ulang tahun di tempat yang telah disediakan panitia. Warga juga menyalakan lilin untuk sarana memanjatkan doa demi kesehatan dan panjang umur sang putri.

Menurut Kittima, lilin itu diumpamakan harapan yang akan menjadi penerang bagi kehidupan sang putri yang pernah mengunjungi Candi Borobudur, Jawa Tengah, pada 2012 tersebut. “Saya juga akan ke sana setelah selesai bekerja. Akan sangat banyak warga dari daerah yang berkumpul di lapangan,” tutur pegawai di sebuah pusat perbelanjaan itu.

Berbeda dengan Kittima, Khun Pem, warga lain, harus bersedih karena tidak bisa datang pada acara puncak perayaan ulang tahun sang putri. Meski demikian, pedagang kali lima itu mengaku telah pergi ke wihara untuk mendoakan sang putri. “Saya berdoa agar beliau selalu bahagia,” ungkapnya.

Hari spesial tersebut tidak hanya dirasakan warga asli Thailand. Suka cita itu turut dirasakan warna negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Bangkok. Misalnya, yang dirasakan Hadiyono Jaqin. Meski tidak mengenakan atribut ungu, pria asal Mojokerto, Jawa Timur, tersebut memiliki cara tersendiri untuk memberikan penghormatan kepada putri raja, yakni melalui doa.

“Beliau adalah orang yang sangat baik. Meski bukan warga Thailand, kami pun sangat menghormati,” kata WNI yang sudah sebelas tahun tinggal di negara kerajaan itu.

Meski tidak mengenal dengan dekat sosok sang putri, Jaqin pernah sekali bertemu langsung dengan Sirindhorn. Yakni, ketika dirinya diundang ke istana untuk menerima beasiswa dari pemerintah Thailand.

“Beliau sangat ramah. Beliau juga sangat pintar, mahir banyak bahasa. Salah satunya bahasa Mandarin,” kenangnya. (*/c5/ari)

Senada dengan Pornthip, Kittima, warga Bangkok, mengakui bahwa perayaan ulang tahun Putri Mahkota Sirindhorn kali ini sangat spesial. Sebab, hari ulang tahun sang putri bertepatan dengan peringatan siklus lima tahunan dalam kalender Thai yang mengandung arti khusus bagi warga Thailand. Karena itu, perayaan ulang tahun kali ini lebih meriah.

Sejak sebulan lalu, sejumlah atribut dan bendera ungu menghiasi wajah Thailand. Pemerintah kerajaan juga memasang singgasana untuk memajang foto putri berjuluk Phra Thep atau Putri Bidadari tersebut. Singgasana-singgasana kecil itu diletakkan di tempat-tempat umum dan gedung-gedung pemerintahan.

“Semua ini tidak hanya dilakukan di Bangkok, tapi juga di seluruh daerah di Thailand,” ujar perempuan 50 tahun itu.

Sebagai puncaknya, perayaan ulang tahun Sirindhorn dilakukan Kamis malam. Masyarakat berkumpul di Sanam Luang, lapangan di depan Grand Palace. Mereka datang untuk menuliskan ucapan selamat ulang tahun di tempat yang telah disediakan panitia. Warga juga menyalakan lilin untuk sarana memanjatkan doa demi kesehatan dan panjang umur sang putri.

Menurut Kittima, lilin itu diumpamakan harapan yang akan menjadi penerang bagi kehidupan sang putri yang pernah mengunjungi Candi Borobudur, Jawa Tengah, pada 2012 tersebut. “Saya juga akan ke sana setelah selesai bekerja. Akan sangat banyak warga dari daerah yang berkumpul di lapangan,” tutur pegawai di sebuah pusat perbelanjaan itu.

Berbeda dengan Kittima, Khun Pem, warga lain, harus bersedih karena tidak bisa datang pada acara puncak perayaan ulang tahun sang putri. Meski demikian, pedagang kali lima itu mengaku telah pergi ke wihara untuk mendoakan sang putri. “Saya berdoa agar beliau selalu bahagia,” ungkapnya.

Hari spesial tersebut tidak hanya dirasakan warga asli Thailand. Suka cita itu turut dirasakan warna negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Bangkok. Misalnya, yang dirasakan Hadiyono Jaqin. Meski tidak mengenakan atribut ungu, pria asal Mojokerto, Jawa Timur, tersebut memiliki cara tersendiri untuk memberikan penghormatan kepada putri raja, yakni melalui doa.

“Beliau adalah orang yang sangat baik. Meski bukan warga Thailand, kami pun sangat menghormati,” kata WNI yang sudah sebelas tahun tinggal di negara kerajaan itu.

Meski tidak mengenal dengan dekat sosok sang putri, Jaqin pernah sekali bertemu langsung dengan Sirindhorn. Yakni, ketika dirinya diundang ke istana untuk menerima beasiswa dari pemerintah Thailand.

“Beliau sangat ramah. Beliau juga sangat pintar, mahir banyak bahasa. Salah satunya bahasa Mandarin,” kenangnya. (*/c5/ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/