27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Demi Olimpiade PBSI Lakukan Evaluasi

JAKARTA- PB PBSI mulai sadar. Mereka mengakui bahwa kaderisasi pebulu tangkis belum berjalan maksimal. Karena itu, induk organisasi bulu tangkis di Indonesia tersebut mulai berusaha untuk memperbaiki pembinaan di Cipayung, tempat PB PBSI menggelar pemusatan latihan nasional (pelatnas).

Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso menjelaskan, sebenarnya kaderisasi yang dilakukan pada masa kepengurusannnya telah dimulai sejak 2009. Namun, dia menilai sampai saat ini tanda-tanda keberhasilan belum terlihat.

“Kendala kami dari dalam, yakni kaderisasi yang tidak jalan. Kami yakin dengan bakat  mereka. Yang perlu dilakukan adalah perbaikan program-program latihan, menu, dan fasilitas. Ini adalah hasil dari evaluasi kami selama ini,” katanya dalam rangakaian acara ulang tahun PBSI ke-60 di Jakarta, kemarin (3/5).
Salah satu cara yang ditempuh oleh PBSI adalah dengan membuat program pembinaan baru di bawah arahan Kabid Binpres PB PBSI Hadi Nasri. Selain itu, PBSI juga melengkapi fasilitas latihan para pebulu tangkis pelatnas dan memperbaiki kualitas konsumsi pemain.

Untuk program, PB PBSI telah menyusunnya dengan program utama demi meraih sukses pada Olimpiade London 2012. Dalam perjalannnya, bakal ada evaluasi empat bulanan dari pengurus terhadap kemampuan setiap pebulu tangkis.

Tujuannya, agar target meloloskan pebulu tangkis pada ajang Olimpiade 2012 mendatang bisa tercapai. Penilaian tersebut akan dimulai pada kejuaraan Malaysia Grand Prix Gold yang mulai dilaksanakan kemarin hingga 8 Mei di Kedah. Dan penilaian itu akan berakhir pada April 2012 mendatang.

Selain program, PB PBSI juga meembangun fasilitas fitness, kolam renang, dan jogging track di Pelatnas Cipayung sebagai tambahan fasilitas terapi pemain yang sedang mengalami cedera. Sehingga, proses penyembuhan bisa dilakukan dengan maksimal. Itu juga merupakan bagian dari pemanfaatan sport science
Selain itu, PB PBSI mulai menata konsumsi pebulu tangkis pelatnas dengan mendatangkan ahli gizi dan nutrisi. Tujuannya, untuk menyesuaikan pola makanan untuk tiap atlet, sesuai dengan levelnya dan beban latihan yang dilakukan.

“Kami optimistis langkah ini akan membantu mereka. Kalau Tiongkok sudah memakainya, jadi kami mulai terapkan ini untuk bisa menyaingi prestasi mereka,” ujar Joko.

Sementara itu, Kabid Binpres PB PBSI Hadi Nasri berharap agar dalam kejuaraan di Malaysia, para wakil Indonesia bisa menuai hasil maksimal dan melangkah sejauh mungkin. Tujuannya, untuk mendongkrak poin pebulu tangkis-pebulu tangkis untuk bisa menembus peringkat delapan besar.

“Saya berharap mereka bisa lolos ke babak minimal untuk menambah poin sesuai dengan levelnya. Kalau yang terbaik harus bisa sampai ke partai puncak,” tandasnya.

Karena itu, lanjut Hadi, pihaknya hanya mengirimkan pebulu tangkis-pebulu tangkis terbaik pelatnas. Terutama. Yang memiliki peluang untuk memperbaiki peringkatnya hingga perhitungan poin Olimpiade selesai April 2012 mendatang.

“Kami sudah berhitung, sampai saat ini peringkat para pemain masih bisa di push untuk semakin baik. Ini demi meloloskan mereka ke olimpiade. Karena itu hanya pemain yang berpeluang kami kirimkan,” ujarnya. Namun, pada Malaysia Grand Prix Gold ini, Indonesia akhirnya batal mengirimkan Simon Santoso dan pasangan ganda campuran M. Rijal/Debby Susanto karena sedang cedera. Sehari sebelumnya, Taufik juga mundur karena kondisinya kurang fit. (aam/diq/jpnn)

JAKARTA- PB PBSI mulai sadar. Mereka mengakui bahwa kaderisasi pebulu tangkis belum berjalan maksimal. Karena itu, induk organisasi bulu tangkis di Indonesia tersebut mulai berusaha untuk memperbaiki pembinaan di Cipayung, tempat PB PBSI menggelar pemusatan latihan nasional (pelatnas).

Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso menjelaskan, sebenarnya kaderisasi yang dilakukan pada masa kepengurusannnya telah dimulai sejak 2009. Namun, dia menilai sampai saat ini tanda-tanda keberhasilan belum terlihat.

“Kendala kami dari dalam, yakni kaderisasi yang tidak jalan. Kami yakin dengan bakat  mereka. Yang perlu dilakukan adalah perbaikan program-program latihan, menu, dan fasilitas. Ini adalah hasil dari evaluasi kami selama ini,” katanya dalam rangakaian acara ulang tahun PBSI ke-60 di Jakarta, kemarin (3/5).
Salah satu cara yang ditempuh oleh PBSI adalah dengan membuat program pembinaan baru di bawah arahan Kabid Binpres PB PBSI Hadi Nasri. Selain itu, PBSI juga melengkapi fasilitas latihan para pebulu tangkis pelatnas dan memperbaiki kualitas konsumsi pemain.

Untuk program, PB PBSI telah menyusunnya dengan program utama demi meraih sukses pada Olimpiade London 2012. Dalam perjalannnya, bakal ada evaluasi empat bulanan dari pengurus terhadap kemampuan setiap pebulu tangkis.

Tujuannya, agar target meloloskan pebulu tangkis pada ajang Olimpiade 2012 mendatang bisa tercapai. Penilaian tersebut akan dimulai pada kejuaraan Malaysia Grand Prix Gold yang mulai dilaksanakan kemarin hingga 8 Mei di Kedah. Dan penilaian itu akan berakhir pada April 2012 mendatang.

Selain program, PB PBSI juga meembangun fasilitas fitness, kolam renang, dan jogging track di Pelatnas Cipayung sebagai tambahan fasilitas terapi pemain yang sedang mengalami cedera. Sehingga, proses penyembuhan bisa dilakukan dengan maksimal. Itu juga merupakan bagian dari pemanfaatan sport science
Selain itu, PB PBSI mulai menata konsumsi pebulu tangkis pelatnas dengan mendatangkan ahli gizi dan nutrisi. Tujuannya, untuk menyesuaikan pola makanan untuk tiap atlet, sesuai dengan levelnya dan beban latihan yang dilakukan.

“Kami optimistis langkah ini akan membantu mereka. Kalau Tiongkok sudah memakainya, jadi kami mulai terapkan ini untuk bisa menyaingi prestasi mereka,” ujar Joko.

Sementara itu, Kabid Binpres PB PBSI Hadi Nasri berharap agar dalam kejuaraan di Malaysia, para wakil Indonesia bisa menuai hasil maksimal dan melangkah sejauh mungkin. Tujuannya, untuk mendongkrak poin pebulu tangkis-pebulu tangkis untuk bisa menembus peringkat delapan besar.

“Saya berharap mereka bisa lolos ke babak minimal untuk menambah poin sesuai dengan levelnya. Kalau yang terbaik harus bisa sampai ke partai puncak,” tandasnya.

Karena itu, lanjut Hadi, pihaknya hanya mengirimkan pebulu tangkis-pebulu tangkis terbaik pelatnas. Terutama. Yang memiliki peluang untuk memperbaiki peringkatnya hingga perhitungan poin Olimpiade selesai April 2012 mendatang.

“Kami sudah berhitung, sampai saat ini peringkat para pemain masih bisa di push untuk semakin baik. Ini demi meloloskan mereka ke olimpiade. Karena itu hanya pemain yang berpeluang kami kirimkan,” ujarnya. Namun, pada Malaysia Grand Prix Gold ini, Indonesia akhirnya batal mengirimkan Simon Santoso dan pasangan ganda campuran M. Rijal/Debby Susanto karena sedang cedera. Sehari sebelumnya, Taufik juga mundur karena kondisinya kurang fit. (aam/diq/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/