31.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Tigaras jadi Lautan Airmata

Foto: Gideon Aritonang/Metro Siantar/SMG
ISAK TANGIS: Isak tangis para keluarga korban di Pelabuhan Tigaras saat doa bersama dan peletakan batu pertama pembangunan monument, Selasa (3/7).

SUMUTPOS.CO – Jerit tangis ribuan keluarga korban serentak menggaung di Pelabuhan Tigaras, saat acara tabur bunga untuk korban KM Sinar Bangun yang masih tenggelam di dasar Danau Toba, Selasa (3/7) siang. Airmata membanjir. Ratapan mengharu-biru. Tak sedikit yang pingsan. Acara tabur bunga digelar setelah Tim SAR Gabungan dan keluarga korban sepakat menghentikan upaya, setelah 16 hari pencarian tak membuahkan hasil.

Sebelum acara tabur bunga, sejak pagi ribuan masyarakat dan keluarga korban memadati pelabuhan Tigaras untuk melaksanakan ibadah. Tangisan dan ratapan histeris menguras airmata ratusan warga yang hadir.  Ribuan warga bertahan melakukan ritual selamat tinggal di pinggir danau, meski terik matahari menyengat di atas kepala.

Ibadah dan doa bersama dipimpin tokoh agama Islam dan pemimpin beberapa Gereja.

“Tuhan Yesus… bikinlah keluarga adikku di sampingMu. Kami percaya Engkau berikan yang terbaik buat mereka,” jerit Gugun Boru Lubis, sembari menangis sesenggukan.

Sebanyak 12 orang anggota keluarga Gugun menjadi korban peristiwa naas itu. Gugun yang tidak mampu memendam kesedihan, beberapa kali jatuh pingsan.

Keluarga korban lainnya, R. Sembiring ikut menabur bunga. Ia menatap ke arah danau, dan dengan suara parau meratap: “Dekkk…., Dekkk… mulih kam Dekkkk (adikku, adikku… pulanglah kau Dik),” rapat R Sembiring menangisi adiknya, Sahat Sembiring.

Bibi korban yang juga ikut rombongan keluarga itu, tampak beberapa kali pingsan di lokasi. Dua orang biarawan datang mendoakan dan menenangkan mereka.

Keterangan diperoleh dari salah seorang bibi korban,  Sahat Sembiring berangkat bersama sepuluh orang rekannya dengan berkonvoi mengendarai sepeda motor (touring) dari Kota Medan menuju Pulau Samosir. Touring itu untuk mengisi masa libur lebaran.

Foto: Gideon Aritonang/Metro Siantar/SMG
ISAK TANGIS: Isak tangis para keluarga korban di Pelabuhan Tigaras saat doa bersama dan peletakan batu pertama pembangunan monument, Selasa (3/7).

SUMUTPOS.CO – Jerit tangis ribuan keluarga korban serentak menggaung di Pelabuhan Tigaras, saat acara tabur bunga untuk korban KM Sinar Bangun yang masih tenggelam di dasar Danau Toba, Selasa (3/7) siang. Airmata membanjir. Ratapan mengharu-biru. Tak sedikit yang pingsan. Acara tabur bunga digelar setelah Tim SAR Gabungan dan keluarga korban sepakat menghentikan upaya, setelah 16 hari pencarian tak membuahkan hasil.

Sebelum acara tabur bunga, sejak pagi ribuan masyarakat dan keluarga korban memadati pelabuhan Tigaras untuk melaksanakan ibadah. Tangisan dan ratapan histeris menguras airmata ratusan warga yang hadir.  Ribuan warga bertahan melakukan ritual selamat tinggal di pinggir danau, meski terik matahari menyengat di atas kepala.

Ibadah dan doa bersama dipimpin tokoh agama Islam dan pemimpin beberapa Gereja.

“Tuhan Yesus… bikinlah keluarga adikku di sampingMu. Kami percaya Engkau berikan yang terbaik buat mereka,” jerit Gugun Boru Lubis, sembari menangis sesenggukan.

Sebanyak 12 orang anggota keluarga Gugun menjadi korban peristiwa naas itu. Gugun yang tidak mampu memendam kesedihan, beberapa kali jatuh pingsan.

Keluarga korban lainnya, R. Sembiring ikut menabur bunga. Ia menatap ke arah danau, dan dengan suara parau meratap: “Dekkk…., Dekkk… mulih kam Dekkkk (adikku, adikku… pulanglah kau Dik),” rapat R Sembiring menangisi adiknya, Sahat Sembiring.

Bibi korban yang juga ikut rombongan keluarga itu, tampak beberapa kali pingsan di lokasi. Dua orang biarawan datang mendoakan dan menenangkan mereka.

Keterangan diperoleh dari salah seorang bibi korban,  Sahat Sembiring berangkat bersama sepuluh orang rekannya dengan berkonvoi mengendarai sepeda motor (touring) dari Kota Medan menuju Pulau Samosir. Touring itu untuk mengisi masa libur lebaran.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/