27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Produk Akhir Martabe hingga Dore, Antam hingga Emas LM

Foto: dame/sumutpos.co Direktur SDM PT ANTAM, Hari Widjajanto (kedua dari kiri), didampingi VPO ANTAM UBPP Logam Mulia, Muhidin, serta pejabat lainnya menunjukkan emas produk LM di Medan, Senin (1/9).
Foto: dame/sumutpos.co
Direktur SDM PT ANTAM, Hari Widjajanto (kedua dari kiri), didampingi VPO ANTAM UBPP Logam Mulia, Muhidin, serta pejabat lainnya menunjukkan emas produk LM di Medan, Senin (1/9).

Catatan: Dame Ambarita, Martabe & Pongkor

 

Sebagai penambangan terbuka, tambang emas Martabe di Batangtoru Tapsel, Sumatera Utara tidak perlu seintens tambang emas Antam-Pongkor melakukan penyanggaan perut bumi usai dikeruk. Juga tidak perlu seburu-buru Pongkor dalam mengisi ulang rongga bumi yang bijih emasnya telah diambil.

Meski demikian, proses pertambangan tetap mirip, mulai dari pengeboran, peledakan, pengerukan, pengangkutan, pengolahan, pemurnian. Untuk pengangkutan, jika di Pongkor bijih emas diangkut dengan lori-lori yang ditarik troli bertenaga baterai melalui terowongan, maka di Martabe bijih emas diangkut dengan truk-truk beroda besar ke crushing plant area. Di area ini, bebatuan dipecah hingga ukurannya lebih kecil dan lebih seragam sesuai yang dibutuhkan.

”Dari crushing plant area, bijih emas diangkut lagi ke pabrik penggilingan menjadi seukuran debu. Mesin ini beroperasi 24 jam sehari. Hasil gilingan kemudian dicampur dengan air dan zat kimia lainnya, dan disaring dengan karbon. Seluruh proses produksi ada enam tahapan,” kata Dedy Syamsudin, Vice President Operasional Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor-Antam.

Proses pengolahan bijih emas yang digunakan Martabe dan Antam serupa, yakni proses sianida dengan karbon untuk menangkap partikel emas. Sianida relatif aman bagi lingkungan, karena larut dalam air. Zat yang sama bisa ditemukan di air laut.

Selanjutnya, konsentrat yang dihasilkan akan dipadatkan menjadi dore alias batangan emas campur perak. Perbandingannya: 20 persen emas dan 80 persen perak.

Hingga proses ini, Martabe dan Pongkor sama-sama memproduksi dore. Batangan campuran emas dan perak produksi Pongkor memiliki berat 18-20 kilo per batang. Sedangkan Martabe hingga 22 kg.

”Tetapi produk Martabe berakhir hingga dore. Dore ini kemudian dikirim ke PT Aneka Tambang di Jakarta untuk dimurnikan –pemisahan emas dengan perak–, dan selanjutnya dijual di pasar logam mulia internasional,” kata Katarina Siburian selaku Senior Corporate Communications Manager of Gold Mining Martabe.

Untuk pemurnian ini, mereka dikenakan ongkos produksi dalam US Dolar atau Rupiah.

Sementara Antam sendiri, melanjutkan pengolahan produk dore mereka hingga pemurnian emas dan perak. Maklum, mereka memiliki pabrik smelter sendiri, yakni Unit Bisnis Pemurnian Logam Mulia di Jakarta.

”Hasil akhirnya nanti emas 99,99 persen dan perak 99.95 persen,” kata General Manager Logam Mulia Business Unit, Dody Martimbang SH Mhum.

UBPP Logam Mulia memurnikan dore yang berasal dari tambang Pongkor dan Martabe menjadi emas dan perak murni, yang merupakan by-product dari proses pemurnian.

”Produk-produk emas dan perak Logam Mulia memiliki standar kemurnian internasional sebesar 999,9 untuk emas dan 999,5 untuk perak. Komoditas emas dan perak Logam Mulia memiliki sertifikasi dari London Bullion Market Association (LBMA),” kata Dody.

Selain memurnikan dore yang berasal dari tambang Antam di Pongkor dan Cibaliung, Logam Mulia juga menyediakan jasa pemurnian bagi pihak ketiga yang berkontribusi setengah dari pendapatan Logam Mulia. Saat ini, menurut Dody, total ada 11 tambang yang memurnikan dore di Antam.

Seluruh emas yang dimurniakan Logam Mulia, baik dari Pongkor, Martabe, dan seluruh tambang yang menggunakan jasa Logam Mulia, akan menerima emas dengan brand Logam Mulia (LM) di atasnya.

Produk Logam Mulia sendiri berupa emas batangan, dengan berat bervariasi. Mulai dari 1 gram hingga 1.000 gram. ”Dilengkapi dengan sertifikat sebagai jaminan kadar dan berat produk,” kata Dody.

Selain emas batangan, Logam Mulia juga memproduksi beragam bentuk emas dan perak seperti medali, cincin, lencana, dinar dan dirham, koin dan bar, liontin, plakat, pin, dengan spesifikasi sesuai permintaan pelanggan.

Perak murni batangan dijual dalam kemasan dengan kadar 99.95 persen mulai dari 250 gram hingga 500 gram. (bersambung)

 

Foto: dame/sumutpos.co Direktur SDM PT ANTAM, Hari Widjajanto (kedua dari kiri), didampingi VPO ANTAM UBPP Logam Mulia, Muhidin, serta pejabat lainnya menunjukkan emas produk LM di Medan, Senin (1/9).
Foto: dame/sumutpos.co
Direktur SDM PT ANTAM, Hari Widjajanto (kedua dari kiri), didampingi VPO ANTAM UBPP Logam Mulia, Muhidin, serta pejabat lainnya menunjukkan emas produk LM di Medan, Senin (1/9).

Catatan: Dame Ambarita, Martabe & Pongkor

 

Sebagai penambangan terbuka, tambang emas Martabe di Batangtoru Tapsel, Sumatera Utara tidak perlu seintens tambang emas Antam-Pongkor melakukan penyanggaan perut bumi usai dikeruk. Juga tidak perlu seburu-buru Pongkor dalam mengisi ulang rongga bumi yang bijih emasnya telah diambil.

Meski demikian, proses pertambangan tetap mirip, mulai dari pengeboran, peledakan, pengerukan, pengangkutan, pengolahan, pemurnian. Untuk pengangkutan, jika di Pongkor bijih emas diangkut dengan lori-lori yang ditarik troli bertenaga baterai melalui terowongan, maka di Martabe bijih emas diangkut dengan truk-truk beroda besar ke crushing plant area. Di area ini, bebatuan dipecah hingga ukurannya lebih kecil dan lebih seragam sesuai yang dibutuhkan.

”Dari crushing plant area, bijih emas diangkut lagi ke pabrik penggilingan menjadi seukuran debu. Mesin ini beroperasi 24 jam sehari. Hasil gilingan kemudian dicampur dengan air dan zat kimia lainnya, dan disaring dengan karbon. Seluruh proses produksi ada enam tahapan,” kata Dedy Syamsudin, Vice President Operasional Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor-Antam.

Proses pengolahan bijih emas yang digunakan Martabe dan Antam serupa, yakni proses sianida dengan karbon untuk menangkap partikel emas. Sianida relatif aman bagi lingkungan, karena larut dalam air. Zat yang sama bisa ditemukan di air laut.

Selanjutnya, konsentrat yang dihasilkan akan dipadatkan menjadi dore alias batangan emas campur perak. Perbandingannya: 20 persen emas dan 80 persen perak.

Hingga proses ini, Martabe dan Pongkor sama-sama memproduksi dore. Batangan campuran emas dan perak produksi Pongkor memiliki berat 18-20 kilo per batang. Sedangkan Martabe hingga 22 kg.

”Tetapi produk Martabe berakhir hingga dore. Dore ini kemudian dikirim ke PT Aneka Tambang di Jakarta untuk dimurnikan –pemisahan emas dengan perak–, dan selanjutnya dijual di pasar logam mulia internasional,” kata Katarina Siburian selaku Senior Corporate Communications Manager of Gold Mining Martabe.

Untuk pemurnian ini, mereka dikenakan ongkos produksi dalam US Dolar atau Rupiah.

Sementara Antam sendiri, melanjutkan pengolahan produk dore mereka hingga pemurnian emas dan perak. Maklum, mereka memiliki pabrik smelter sendiri, yakni Unit Bisnis Pemurnian Logam Mulia di Jakarta.

”Hasil akhirnya nanti emas 99,99 persen dan perak 99.95 persen,” kata General Manager Logam Mulia Business Unit, Dody Martimbang SH Mhum.

UBPP Logam Mulia memurnikan dore yang berasal dari tambang Pongkor dan Martabe menjadi emas dan perak murni, yang merupakan by-product dari proses pemurnian.

”Produk-produk emas dan perak Logam Mulia memiliki standar kemurnian internasional sebesar 999,9 untuk emas dan 999,5 untuk perak. Komoditas emas dan perak Logam Mulia memiliki sertifikasi dari London Bullion Market Association (LBMA),” kata Dody.

Selain memurnikan dore yang berasal dari tambang Antam di Pongkor dan Cibaliung, Logam Mulia juga menyediakan jasa pemurnian bagi pihak ketiga yang berkontribusi setengah dari pendapatan Logam Mulia. Saat ini, menurut Dody, total ada 11 tambang yang memurnikan dore di Antam.

Seluruh emas yang dimurniakan Logam Mulia, baik dari Pongkor, Martabe, dan seluruh tambang yang menggunakan jasa Logam Mulia, akan menerima emas dengan brand Logam Mulia (LM) di atasnya.

Produk Logam Mulia sendiri berupa emas batangan, dengan berat bervariasi. Mulai dari 1 gram hingga 1.000 gram. ”Dilengkapi dengan sertifikat sebagai jaminan kadar dan berat produk,” kata Dody.

Selain emas batangan, Logam Mulia juga memproduksi beragam bentuk emas dan perak seperti medali, cincin, lencana, dinar dan dirham, koin dan bar, liontin, plakat, pin, dengan spesifikasi sesuai permintaan pelanggan.

Perak murni batangan dijual dalam kemasan dengan kadar 99.95 persen mulai dari 250 gram hingga 500 gram. (bersambung)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/