30 C
Medan
Wednesday, May 1, 2024

Aman dan Tertib, Kapolda Puji Aksi di Sumut

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos- Umat muslim yang bergabung dari sejumlah Aliansi melakukan aksi damai di jembatan fly over Amplas jalan Sisisngamangaraja Medan, Jumat (4/11). Aksi ini menuntut proses hukum kepada gubsu DKI Jakarta terkait kasus dugaan penistaan agama.
Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos-
Umat muslim yang bergabung dari sejumlah Aliansi melakukan aksi damai di jembatan fly over Amplas jalan Sisisngamangaraja Medan, Jumat (4/11). Aksi ini menuntut proses hukum kepada gubsu DKI Jakarta terkait kasus dugaan penistaan agama.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi ormas Islam di beberapa daerah di Sumatera Utara menuntut Gubernur Nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama agar diproses hukum atas dugaan penistaan agama, berlangsung aman dan damai, Jumat (4/11). Sekitar 10 ribu massa dari Medan, Deliserdang, Binjai, Langkat dan lainnya, berkumpul di Masjid Agung Medan, Jalan Pangeran Diponegoro untuk melaksanakan Salat Jumat. Selanjutnya, massa bergerak ke Mapolda Sumut di Jalan Sisingamangaraja Medan.

Profesor Haidar Daulay dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut yang didaulat sebagai khatib dalam Salat Jumat, dalam khutbahnya mengingatkan umat untuk tidak mencontoh ulah Gubernur Nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang diduga melakukan penistaan terhadap ajaran agama.

“Agama kedudukannya sakral dan penting. Siapapun tidak boleh merendahkan, apalagi menghina agama apapun itu. Kalau itu sudah terjadi, hukum harus ditegakkan,” kata Profesor Haidar Daulay.

Haidar juga bercerita tentang perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang tak terlepas dari pergerakan umat beragama. “The Founding Fathers bangsa ini paham dan sadar bahwa kedudukan agama merupakan hal yang sangat penting. Itulah sebabnya Ketuhanan Yang Masa Esa ditempatkan pada sila pertama dalam Pancasila,” katanya.

Usai melaksanakan salat Jumat, ribuan jamaah Masjid Agung Medan melanjutkan perjalanan ke Mapolda Sumut. Dalam melakukan perjalanan dari Masjid Agung ke Mapolda Sumut, massa tetap tertib meski sempat menyebabkan kemacetan di sepanjang jalan yang mereka lintasi.

Sekira pukul 15.00 WIB, massa yang mengendarai sepeda motor, mobil, dan angkot ini tiba di Mapolda Sumut. Kehadiran massa disambut dengan lagu-lagu bernuansa Islami. Bukan itu saja, sejumlah Polwan berhijab juga disiagakan mengawal aksi tersebut.

Massa pun langsung melakukan orasi. Tuntutan massa adalah, meminta aparat penegak hukum untuk memeriksa calon Gubernur DK Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Jika tidak juga diperiksa dan ditangkap Ahok, massa memaksa Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk mundur dari jabatannya.

Massa menilai, Ahok terlibat dalam kasus dugaan pelecehan dan penistaan agama Islam. “Kalau Ahok tidak segera ditangkap kami minta semua pimpinan di negara ini mundur. Termasuk Kapolri dan Presiden,” tegas perwakilan Pemuda Muhammadiyah Kota Medan, Eka Putra dalam orasinyanya.

Orator lainnya, Nasrun Daulay mengatakan, demonstrasi yang digelar itu merupakan kehendak Allah, sebagai bentuk protes umat Islam yang sudah terzholimi. “Apa yang dicetuskan Ahok masih kecil. Ini momentum kebangkitan Islam. Kita tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini. Umat Islam harus merapatkan barisan,” ucapnya.

Nasrun pun sempat mengancam. Dia meminta agar Kapolri dan Kapolda Sumut, Irjen Pol Rycko Amelza Dahnie segera memeriksa dan menangkap Ahok dalam waktu 2 x 24 jam. Jika tidak, semua pimpinan negara harus dicopot.

Secara bergantian, orator dari masing-masing massa Islam, menyampaikan aspirasinya. “Allahu akbar. Kami umat Islam akan melawan siapa saja yang telah menista Al Quran. Umat Islam patuh hukum. Kami minta kepolisian untuk segera menangkap Ahok,” teriak massa.

Dalam aksi massa, terdengar selalu mengumandangkan takbir. Massa mendesak, penistaan Agama Islam, Basuki Tjahja Purnama dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Massa Ormas Islam akan mengawal setiap proses hukum terhadap Ahok.

“Kami tidak ingin pihak kepolisian bermain-main dan berlama-lama menindak Ahok. Kita tidak ingin umat Islam selalu dilecehkan. Tangkap Ahok orang yang telah menghina agama Islam,” desak massa.

Di sela-sela aksi, massa menyempatkan diri melaksanakan salat Ashar secara berjamaah dan bergantian hingga beberapa gelombang. Usai Salat Ashar, tepat pukul 16.20 WIB, Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, keluar dari Gedung Utama Mapolda Sumut menemui massa.

Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos- Umat muslim yang bergabung dari sejumlah Aliansi melakukan aksi damai di jembatan fly over Amplas jalan Sisisngamangaraja Medan, Jumat (4/11). Aksi ini menuntut proses hukum kepada gubsu DKI Jakarta terkait kasus dugaan penistaan agama.
Foto: Triadi Wibowo/Sumut Pos-
Umat muslim yang bergabung dari sejumlah Aliansi melakukan aksi damai di jembatan fly over Amplas jalan Sisisngamangaraja Medan, Jumat (4/11). Aksi ini menuntut proses hukum kepada gubsu DKI Jakarta terkait kasus dugaan penistaan agama.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi ormas Islam di beberapa daerah di Sumatera Utara menuntut Gubernur Nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama agar diproses hukum atas dugaan penistaan agama, berlangsung aman dan damai, Jumat (4/11). Sekitar 10 ribu massa dari Medan, Deliserdang, Binjai, Langkat dan lainnya, berkumpul di Masjid Agung Medan, Jalan Pangeran Diponegoro untuk melaksanakan Salat Jumat. Selanjutnya, massa bergerak ke Mapolda Sumut di Jalan Sisingamangaraja Medan.

Profesor Haidar Daulay dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut yang didaulat sebagai khatib dalam Salat Jumat, dalam khutbahnya mengingatkan umat untuk tidak mencontoh ulah Gubernur Nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang diduga melakukan penistaan terhadap ajaran agama.

“Agama kedudukannya sakral dan penting. Siapapun tidak boleh merendahkan, apalagi menghina agama apapun itu. Kalau itu sudah terjadi, hukum harus ditegakkan,” kata Profesor Haidar Daulay.

Haidar juga bercerita tentang perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang tak terlepas dari pergerakan umat beragama. “The Founding Fathers bangsa ini paham dan sadar bahwa kedudukan agama merupakan hal yang sangat penting. Itulah sebabnya Ketuhanan Yang Masa Esa ditempatkan pada sila pertama dalam Pancasila,” katanya.

Usai melaksanakan salat Jumat, ribuan jamaah Masjid Agung Medan melanjutkan perjalanan ke Mapolda Sumut. Dalam melakukan perjalanan dari Masjid Agung ke Mapolda Sumut, massa tetap tertib meski sempat menyebabkan kemacetan di sepanjang jalan yang mereka lintasi.

Sekira pukul 15.00 WIB, massa yang mengendarai sepeda motor, mobil, dan angkot ini tiba di Mapolda Sumut. Kehadiran massa disambut dengan lagu-lagu bernuansa Islami. Bukan itu saja, sejumlah Polwan berhijab juga disiagakan mengawal aksi tersebut.

Massa pun langsung melakukan orasi. Tuntutan massa adalah, meminta aparat penegak hukum untuk memeriksa calon Gubernur DK Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Jika tidak juga diperiksa dan ditangkap Ahok, massa memaksa Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian untuk mundur dari jabatannya.

Massa menilai, Ahok terlibat dalam kasus dugaan pelecehan dan penistaan agama Islam. “Kalau Ahok tidak segera ditangkap kami minta semua pimpinan di negara ini mundur. Termasuk Kapolri dan Presiden,” tegas perwakilan Pemuda Muhammadiyah Kota Medan, Eka Putra dalam orasinyanya.

Orator lainnya, Nasrun Daulay mengatakan, demonstrasi yang digelar itu merupakan kehendak Allah, sebagai bentuk protes umat Islam yang sudah terzholimi. “Apa yang dicetuskan Ahok masih kecil. Ini momentum kebangkitan Islam. Kita tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan ini. Umat Islam harus merapatkan barisan,” ucapnya.

Nasrun pun sempat mengancam. Dia meminta agar Kapolri dan Kapolda Sumut, Irjen Pol Rycko Amelza Dahnie segera memeriksa dan menangkap Ahok dalam waktu 2 x 24 jam. Jika tidak, semua pimpinan negara harus dicopot.

Secara bergantian, orator dari masing-masing massa Islam, menyampaikan aspirasinya. “Allahu akbar. Kami umat Islam akan melawan siapa saja yang telah menista Al Quran. Umat Islam patuh hukum. Kami minta kepolisian untuk segera menangkap Ahok,” teriak massa.

Dalam aksi massa, terdengar selalu mengumandangkan takbir. Massa mendesak, penistaan Agama Islam, Basuki Tjahja Purnama dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku. Massa Ormas Islam akan mengawal setiap proses hukum terhadap Ahok.

“Kami tidak ingin pihak kepolisian bermain-main dan berlama-lama menindak Ahok. Kita tidak ingin umat Islam selalu dilecehkan. Tangkap Ahok orang yang telah menghina agama Islam,” desak massa.

Di sela-sela aksi, massa menyempatkan diri melaksanakan salat Ashar secara berjamaah dan bergantian hingga beberapa gelombang. Usai Salat Ashar, tepat pukul 16.20 WIB, Kapolda Sumut Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, keluar dari Gedung Utama Mapolda Sumut menemui massa.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/