31 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Cowok Dumai Dirampok Kawanan Pria Berpistol

Ilustrasi Perampokan
Ilustrasi Perampokan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang pemuda asal Dumai diculik lalu dirampok 5 pria berpistol, Jumat (4/11) pagi. Pelaku naik mobil Toyota Avanza warna Silver. Usai mengambil harta benda, korban dibuang ke kawasan Medan Denai.

Ditemui di Mapolsek Percut Sei Tuan, korban Arif mengisahkan, dia berangkat dari Dumai naik bus Bintang Utara pada Kamis (3/11) pagi lalu. Pada Jumat (4/11) sekira pukul 06.30 WIB, bus tiba di loket Jalan SM. Raja Medan.

Dari depan pool bus, pemuda berusia 19 tahun ini menumpang angkot jurusan Dr Mansyur. Arif memilih duduk tepat di belakang sopir. “Selain aku, ada juga penumpang lain yang masih anak-anak,” ujarnya.

Ketika angkot melintasi simpang lampu merah Jalan SM Raja/Jalan Bajak 2, pria dari mobil Avanza menyuruh sopir berhenti. Begitu angkot menepi, 2 pria turun dari mobil dan menghampirinya. “Aku langsung dituduh mencuri barang di bus Bintang Utara,” kata Arif.

Walau sempat membantah, pelaku tetap bersikeras dengan tuduhannya. Bahkan, Arif dipaksa pindah ke mobil mereka. Alasannya, pelaku hendak menggeledah tasnya.

Bingung bercampur takut, Arif akhirnya menuruti perintah pelaku. Begitu di masuk mobil, pelaku lain memasukkan 1 paket sabu ke tasnya. “Aku dipaksa mengakui kalau sabu-sabu itu milikku. Tapi karena memang bukan punya ku, aku tetap tidak mau mengakuinya,” sebut Arif.

Karena bersikeras menolak mengakui narkoba dalam tas adalah miliknya, pelaku langsung menutup mata Arif dengan lakban. Kedua tangannya diikat ke belakang, juga dengan laban.

“Aku nggak berani melawan karena pelaku mengeluarkan pistol, lalu menodongkannya ke lututku. Mereka memintaku menyerahkan Rp20 juta jika ingin dilepas,” tambah Arif.

Mendengar besarnya jumlah tebusan, Arif langsung mengaku tidak memiliki uang sebanyak itu. Tak puas, pelaku lantas mengambil dompetnya dan mengeluarkan ATM.

“Setelah mengeluarkan ATM dari dompet, aku dipaksa menyebutkan nomor PIN. Karena nyawaku terancam, mau tak mau akhirnya aku kasih tahu PIN nya,” tandas Arif.

Tak lama setelah memberitahu nomor PIN ATM nya, mobil berhenti di suatu tempat (Arif tidak tahu pasti lokasinya karena matanya sudah dilakban). Hanya beberapa menit, mobil melaju lagi.

Berselang puluhan menit, pelaku membuangnya dalam kondisi mata dan tangan dilakban. Belakangan diketahui, lokasi pembuangannya yakni di Jalan Panglima Denai dekat jembatan tol layang.

“Pelaku membawa laptop, dompet, ponsel, dan tas berisi baju milikku. Aku berhasil selamat setelah ditolong warga yang kebetulan melintas,” imbuhnya.

Ilustrasi Perampokan
Ilustrasi Perampokan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang pemuda asal Dumai diculik lalu dirampok 5 pria berpistol, Jumat (4/11) pagi. Pelaku naik mobil Toyota Avanza warna Silver. Usai mengambil harta benda, korban dibuang ke kawasan Medan Denai.

Ditemui di Mapolsek Percut Sei Tuan, korban Arif mengisahkan, dia berangkat dari Dumai naik bus Bintang Utara pada Kamis (3/11) pagi lalu. Pada Jumat (4/11) sekira pukul 06.30 WIB, bus tiba di loket Jalan SM. Raja Medan.

Dari depan pool bus, pemuda berusia 19 tahun ini menumpang angkot jurusan Dr Mansyur. Arif memilih duduk tepat di belakang sopir. “Selain aku, ada juga penumpang lain yang masih anak-anak,” ujarnya.

Ketika angkot melintasi simpang lampu merah Jalan SM Raja/Jalan Bajak 2, pria dari mobil Avanza menyuruh sopir berhenti. Begitu angkot menepi, 2 pria turun dari mobil dan menghampirinya. “Aku langsung dituduh mencuri barang di bus Bintang Utara,” kata Arif.

Walau sempat membantah, pelaku tetap bersikeras dengan tuduhannya. Bahkan, Arif dipaksa pindah ke mobil mereka. Alasannya, pelaku hendak menggeledah tasnya.

Bingung bercampur takut, Arif akhirnya menuruti perintah pelaku. Begitu di masuk mobil, pelaku lain memasukkan 1 paket sabu ke tasnya. “Aku dipaksa mengakui kalau sabu-sabu itu milikku. Tapi karena memang bukan punya ku, aku tetap tidak mau mengakuinya,” sebut Arif.

Karena bersikeras menolak mengakui narkoba dalam tas adalah miliknya, pelaku langsung menutup mata Arif dengan lakban. Kedua tangannya diikat ke belakang, juga dengan laban.

“Aku nggak berani melawan karena pelaku mengeluarkan pistol, lalu menodongkannya ke lututku. Mereka memintaku menyerahkan Rp20 juta jika ingin dilepas,” tambah Arif.

Mendengar besarnya jumlah tebusan, Arif langsung mengaku tidak memiliki uang sebanyak itu. Tak puas, pelaku lantas mengambil dompetnya dan mengeluarkan ATM.

“Setelah mengeluarkan ATM dari dompet, aku dipaksa menyebutkan nomor PIN. Karena nyawaku terancam, mau tak mau akhirnya aku kasih tahu PIN nya,” tandas Arif.

Tak lama setelah memberitahu nomor PIN ATM nya, mobil berhenti di suatu tempat (Arif tidak tahu pasti lokasinya karena matanya sudah dilakban). Hanya beberapa menit, mobil melaju lagi.

Berselang puluhan menit, pelaku membuangnya dalam kondisi mata dan tangan dilakban. Belakangan diketahui, lokasi pembuangannya yakni di Jalan Panglima Denai dekat jembatan tol layang.

“Pelaku membawa laptop, dompet, ponsel, dan tas berisi baju milikku. Aku berhasil selamat setelah ditolong warga yang kebetulan melintas,” imbuhnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/