34.5 C
Medan
Friday, May 3, 2024

WNA Diduga Omicron Dirawat di Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang warga negara Irlandia Utara (Inggris Raya), terkonfirmasi positif Covid-19 dan menjalani perawatan di RSU Royal Prima Kota Medan, Rabu (5/1). Warga negara asing berinisial JIA berusia 60 tahun itu diduga tertular Covid-19 varian Omicron.

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, Aris Yudhariansyah mengakui, pasien berkebangsaan Irlandia Utara itu memang terkonfirmasi positif Corona. Akan tetapi, yang bersangkutan belum pasti terinfeksi Omicron. “Dia (JIA) masih terkonfirmasi positif (corona), belum pasti Omicron,” kata Aris melalui sambungan seluler.

Menurut Aris, untuk memastikan seorang pasien terkonfirmasi Omicron harus melalui pemeriksaan lebih lanjut, salah satunya WGS (Whole Genom Sequencing). “Belum dilakukan WGS. Kita belum bisa memastikan dia (tertular) Omicron, karena harus ada pemeriksaan lagi. Pasien masuk rumah sakit tadi (Rabu) pagi,” ujarnya.

Aris menjelaskan, pasien tersebut terkonfirmasi positif Corona saat di Singapura pada Selasa (4/1). Selanjutnya, ke Medan setelah dari Jakarta. “Dia dari Belgia, lalu ke Singapura, Jakarta, dan Medan. Saat tiba di Medan dan diperiksa petugas KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan), ternyata positif (corona) juga. Selanjutnya, dikarantina di rumah sakit (RSU Royal Prima),” terangnya.

Dia melanjutkan, sampel pasien telah diambil pihak KKP Bandara Kualanamu dan dikirim ke Balitbangkes Kemenkes untuk diperiksa lebih lanjut. “Kita masih menunggu hasil pemeriksaan sampel yang dilakukan itu. Untuk mengantisipasi penularan kasus baru, makanya pasien diisolasi di rumah sakit,” sambungnya. Disinggung jika nantinya WN Irlandia Utara itu terkonfirmasi Omicron, Aris menyatakan, tentunya dilakukan perawatan. “Kita tangani, rawat dia dengan standar penanganan Covid-19. Selain itu, kita lakukan tracing yang di Indonesia terutama di Medan, siapa yang menjadi kontak erat dia. Tapi, yang pasti sekarang ini belum Omicron dan jangan panik,” tandasnya.

Tracing dan Testing

Adanya Warga Negara Asing (WNA) asal Irlandia Utara yang diduga terpapar Covid-19 varian Omicron di Kota Medan, membuat Pemko Medan melakukan langkah-langkah serius dalam menelusuri kontak erat (tracing) dengan WNA yang bekerja sebagai kru pesawat kargo tersebut. Kepada wartawan, Wali Kota Medan Bobby Nasution memastikan, pihaknya telah melakukan tracing dan testing usai warga negara Inggris tersebut ditemukan positif Covid-19.

Saat ini, spesimen pasien tersebut tengah diperiksa di Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kesehatan di Jakarta untuk mengetahui secara detil varian virus yang menjangkitinya. “Kontak eratnya tentunya yang paling bisa kita lakukan adalah karena ini pesawat kargo, maka kontak eratnya pasti kru yang lain. Tapi kemarin tes PCR hanya dia saja yang positif. Kemudian di Hotel Horison juga sudah ditracing, hasilnya negatif semua,” ucap Bobby, Rabu (5/1).

Menurut Bobby, saat ini kondisi pasien tersebut tidak memiliki gejala apapun dan tengah dirawat di Rumah Sakit Royal Prima Medan. Terkait pencegahan masuknya varian virus Omicron di Medan, Bobby menuturkan, pihaknya masih akan melakukan pengawasan di pintu masuk Kota Medan dan melakukan tes swab antigen untuk pendatang maupun warga Medan yang berasal dari luar daerah.

“Pengawasan dan pemantauan akan kita ketatkan lagi. Seperti antisipasi varian Delta kemarin, kita mengeluarkan kebijakan bagi seluruh warga yang masuk ke Medan harus di swab terlebih dahulu. Tapi masih saya pastikan dulu, apakah itu masih berjalan atau tidak,” ujarnya.

Sebelumnya, Bobby Nasution memastikan jika pasien yang diduga terpapar Omicron bukanlah warga Medan, melainkan warga negara asing. Kata Bobby, WNA asal Irlandia tersebut memang telah dinyatakan positif Covid-19. Hanya saja, belum diketahui secara rinci apa varian virus Corona yang ada di dalam tubuhnya. “Betul ada pasien Covid-19 asal Inggris Raya yang diduga positif Omicron. Namun saat ini kami masih menunggu hasil dari pemeriksaan spesimen di Balitbangkes Jakarta, kami masih menunggu hasil apakah warga negara Inggris ini terjangkit Omicron atau tidak,” katanya.

Menurut Bobby, kecurigaan pasien tersebut positif varian Omicron timbul karena saat ini Inggris merupakan negara dengan jumlah kasus Omicron yang cukup tinggi. “Mengapa diduga Omicron, karena saat ini Inggris memang negara yang tinggi kasus Omicronnya,” sebutnya.

Bobby menuturkan, pasien tersebut merupakan kru pesawat kargo yang terbang dari Inggris menuju Belgia. Sepanjang rute, pesawat mereka sempat singgah di Bandara Kualanamu untuk melakukan transit selama satu malam. “Ini bukan perjalanan wisata ataupun perjalanan liburan, ini dia kru pesawat kargo yang terbang dari Inggris ke Belgia lalu around ke Kualanamu satu malam, namun karena surat PCR-nya sudah expired, maka harus PCR. Rupanya hasilnya positif,” tuturnya.

Dijelaskan Bobby, saat singgah di Bandara Kualanamu, pesawat kargo tempat kru tersebut bertugas hendak menuju ke Singapura. “Di sana (Bandara Kualanamu) dia di Hotel Horison, satu hari saja karena tujuannya ke Singapura, hanya around saja di Kualanamu. Semua krunya sudah ke Singapura, tinggal dia saja,” jelasnya.

Bobby pun memastikan, meskipun nanti hasilnya negatif Omicron, pihaknya akan tetap memberlakukan karantina selama 10 hari untuk kru pesawat tersebut.

Diprediksi Tembus 300 Ribu Kasus

Lembaga penelitian kesehatan global independen asal Washington University, Amerika Serikat, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) memprediksi, tren kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia bakal meledak hingga 387 ribu per April 2022. Dalam sebuah grafik, IHME memproyeksikan, jumlah kasus Covid-19 akan meningkat tajam di akhir Januari 2022 dengan menembus di atas 20 ribu kasus per hari. Bahkan mulai awal Februari, angka infeksi Covid-19 harian bisa berada di 59 ribu kasus.

Walaupun vaksinasi booster sudah dimulai, angka harian disebut diprediksi masih tetap tinggi di kisaran 53 ribu kasus per Februari 2022. Peningkatan ini diperkirakan terus terjadi hingga April 2022, IHME memperkirakan kasus COVID-19 di April bahkan menyentuh 387 ribu kasus, sementara skenario usai vaksinasi booster berjalan, angka infeksi COVID-19 harian berada di 289 ribu kasus per April 2022, masih terbilang tinggi.

Jika ditambah dengan kedisiplinan 80 persen dari populasi memakai masker, proyeksi infeksi Covid-19 harian mungkin bisa lebih rendah lagi, tetapi angkanya tetap di ratusan ribu, yakni 266 ribu kasus per hari. Artinya, kecepatan penularan varian Omicron diprediksikan sangat pesat.

Kabar baiknya, prediksi IHME menunjukkan, peningkatan kasus Covid-19 yang sangat tinggi tak berpengaruh pada total kematian yang dilaporkan. Misalnya di akhir Januari hingga Februari, angka kematian konsisten di dua hingga kurang dari 10 orang yang meninggal karena Covid-19.

Paling tinggi tercatat di April dengan kemungkinan 21 orang meninggal akibat Covid-19. Jika vaksinasi booster berjalan dan 80 persen orang disiplin memakai masker, lagi-lagi angka prediksi kematian COVID-19 tercatat rendah, yakni berada di rentang 4 orang. Menyikapi prediksi IHME ini, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi tak bisa memastikan kemungkinan besar potensi Indonesia menembus 387 ribu kasus per hari di April 2022 mendatang.

Namun, jika melihat tingkat penularan Covid-19 varian Omicron saat ini, varian baru yang diidentifikasi pertama kali di Afrika Selatan benar-benar memicu peningkatan infeksi dua kali lipat di Indonesia. Meski banyak dari mereka adalah pelaku perjalanan luar negeri, transmisi lokal juga terus ditemukan. “Kalau varian Omicron bisa saja karena doubling time dan penularan yang cepat,” ungkap dr Nadia saat dihubungi detikcom Selasa (5/1/2022).

“Tetapi tidak ada prediksi yang tepat sampai saat ini,” sambungnya, meragukan akurasi prediksi kasus Covid-19 dari lembaga penelitian kesehatan global independen asal Washington University.

Di luar prediksi tersebut, dr Nadia kembali menekankan hal yang terpenting adalah menjaga protokol kesehatan tak kendor. Menurut dia, perlu disiplin menggunakan aplikasi PeduliLindungi demi menjaga tren kasus COVID-19 dan risiko penularan tetap rendah di ruang publik.

Terakhir, bagi mereka yang belum menerima vaksin COVID-19, agar segera divaksinasi sehingga terhindar dari kemungkinan kondisi parah saat terpapar COVID-19. “Yang penting cegah dengan protokol kesehatan dan disiplin pakai protokol kesehatan PeduliLindungi dan patuh, tidak lupa vaksinasi,” pungkasnya. (ris/map/dth)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang warga negara Irlandia Utara (Inggris Raya), terkonfirmasi positif Covid-19 dan menjalani perawatan di RSU Royal Prima Kota Medan, Rabu (5/1). Warga negara asing berinisial JIA berusia 60 tahun itu diduga tertular Covid-19 varian Omicron.

Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, Aris Yudhariansyah mengakui, pasien berkebangsaan Irlandia Utara itu memang terkonfirmasi positif Corona. Akan tetapi, yang bersangkutan belum pasti terinfeksi Omicron. “Dia (JIA) masih terkonfirmasi positif (corona), belum pasti Omicron,” kata Aris melalui sambungan seluler.

Menurut Aris, untuk memastikan seorang pasien terkonfirmasi Omicron harus melalui pemeriksaan lebih lanjut, salah satunya WGS (Whole Genom Sequencing). “Belum dilakukan WGS. Kita belum bisa memastikan dia (tertular) Omicron, karena harus ada pemeriksaan lagi. Pasien masuk rumah sakit tadi (Rabu) pagi,” ujarnya.

Aris menjelaskan, pasien tersebut terkonfirmasi positif Corona saat di Singapura pada Selasa (4/1). Selanjutnya, ke Medan setelah dari Jakarta. “Dia dari Belgia, lalu ke Singapura, Jakarta, dan Medan. Saat tiba di Medan dan diperiksa petugas KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan), ternyata positif (corona) juga. Selanjutnya, dikarantina di rumah sakit (RSU Royal Prima),” terangnya.

Dia melanjutkan, sampel pasien telah diambil pihak KKP Bandara Kualanamu dan dikirim ke Balitbangkes Kemenkes untuk diperiksa lebih lanjut. “Kita masih menunggu hasil pemeriksaan sampel yang dilakukan itu. Untuk mengantisipasi penularan kasus baru, makanya pasien diisolasi di rumah sakit,” sambungnya. Disinggung jika nantinya WN Irlandia Utara itu terkonfirmasi Omicron, Aris menyatakan, tentunya dilakukan perawatan. “Kita tangani, rawat dia dengan standar penanganan Covid-19. Selain itu, kita lakukan tracing yang di Indonesia terutama di Medan, siapa yang menjadi kontak erat dia. Tapi, yang pasti sekarang ini belum Omicron dan jangan panik,” tandasnya.

Tracing dan Testing

Adanya Warga Negara Asing (WNA) asal Irlandia Utara yang diduga terpapar Covid-19 varian Omicron di Kota Medan, membuat Pemko Medan melakukan langkah-langkah serius dalam menelusuri kontak erat (tracing) dengan WNA yang bekerja sebagai kru pesawat kargo tersebut. Kepada wartawan, Wali Kota Medan Bobby Nasution memastikan, pihaknya telah melakukan tracing dan testing usai warga negara Inggris tersebut ditemukan positif Covid-19.

Saat ini, spesimen pasien tersebut tengah diperiksa di Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kesehatan di Jakarta untuk mengetahui secara detil varian virus yang menjangkitinya. “Kontak eratnya tentunya yang paling bisa kita lakukan adalah karena ini pesawat kargo, maka kontak eratnya pasti kru yang lain. Tapi kemarin tes PCR hanya dia saja yang positif. Kemudian di Hotel Horison juga sudah ditracing, hasilnya negatif semua,” ucap Bobby, Rabu (5/1).

Menurut Bobby, saat ini kondisi pasien tersebut tidak memiliki gejala apapun dan tengah dirawat di Rumah Sakit Royal Prima Medan. Terkait pencegahan masuknya varian virus Omicron di Medan, Bobby menuturkan, pihaknya masih akan melakukan pengawasan di pintu masuk Kota Medan dan melakukan tes swab antigen untuk pendatang maupun warga Medan yang berasal dari luar daerah.

“Pengawasan dan pemantauan akan kita ketatkan lagi. Seperti antisipasi varian Delta kemarin, kita mengeluarkan kebijakan bagi seluruh warga yang masuk ke Medan harus di swab terlebih dahulu. Tapi masih saya pastikan dulu, apakah itu masih berjalan atau tidak,” ujarnya.

Sebelumnya, Bobby Nasution memastikan jika pasien yang diduga terpapar Omicron bukanlah warga Medan, melainkan warga negara asing. Kata Bobby, WNA asal Irlandia tersebut memang telah dinyatakan positif Covid-19. Hanya saja, belum diketahui secara rinci apa varian virus Corona yang ada di dalam tubuhnya. “Betul ada pasien Covid-19 asal Inggris Raya yang diduga positif Omicron. Namun saat ini kami masih menunggu hasil dari pemeriksaan spesimen di Balitbangkes Jakarta, kami masih menunggu hasil apakah warga negara Inggris ini terjangkit Omicron atau tidak,” katanya.

Menurut Bobby, kecurigaan pasien tersebut positif varian Omicron timbul karena saat ini Inggris merupakan negara dengan jumlah kasus Omicron yang cukup tinggi. “Mengapa diduga Omicron, karena saat ini Inggris memang negara yang tinggi kasus Omicronnya,” sebutnya.

Bobby menuturkan, pasien tersebut merupakan kru pesawat kargo yang terbang dari Inggris menuju Belgia. Sepanjang rute, pesawat mereka sempat singgah di Bandara Kualanamu untuk melakukan transit selama satu malam. “Ini bukan perjalanan wisata ataupun perjalanan liburan, ini dia kru pesawat kargo yang terbang dari Inggris ke Belgia lalu around ke Kualanamu satu malam, namun karena surat PCR-nya sudah expired, maka harus PCR. Rupanya hasilnya positif,” tuturnya.

Dijelaskan Bobby, saat singgah di Bandara Kualanamu, pesawat kargo tempat kru tersebut bertugas hendak menuju ke Singapura. “Di sana (Bandara Kualanamu) dia di Hotel Horison, satu hari saja karena tujuannya ke Singapura, hanya around saja di Kualanamu. Semua krunya sudah ke Singapura, tinggal dia saja,” jelasnya.

Bobby pun memastikan, meskipun nanti hasilnya negatif Omicron, pihaknya akan tetap memberlakukan karantina selama 10 hari untuk kru pesawat tersebut.

Diprediksi Tembus 300 Ribu Kasus

Lembaga penelitian kesehatan global independen asal Washington University, Amerika Serikat, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) memprediksi, tren kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia bakal meledak hingga 387 ribu per April 2022. Dalam sebuah grafik, IHME memproyeksikan, jumlah kasus Covid-19 akan meningkat tajam di akhir Januari 2022 dengan menembus di atas 20 ribu kasus per hari. Bahkan mulai awal Februari, angka infeksi Covid-19 harian bisa berada di 59 ribu kasus.

Walaupun vaksinasi booster sudah dimulai, angka harian disebut diprediksi masih tetap tinggi di kisaran 53 ribu kasus per Februari 2022. Peningkatan ini diperkirakan terus terjadi hingga April 2022, IHME memperkirakan kasus COVID-19 di April bahkan menyentuh 387 ribu kasus, sementara skenario usai vaksinasi booster berjalan, angka infeksi COVID-19 harian berada di 289 ribu kasus per April 2022, masih terbilang tinggi.

Jika ditambah dengan kedisiplinan 80 persen dari populasi memakai masker, proyeksi infeksi Covid-19 harian mungkin bisa lebih rendah lagi, tetapi angkanya tetap di ratusan ribu, yakni 266 ribu kasus per hari. Artinya, kecepatan penularan varian Omicron diprediksikan sangat pesat.

Kabar baiknya, prediksi IHME menunjukkan, peningkatan kasus Covid-19 yang sangat tinggi tak berpengaruh pada total kematian yang dilaporkan. Misalnya di akhir Januari hingga Februari, angka kematian konsisten di dua hingga kurang dari 10 orang yang meninggal karena Covid-19.

Paling tinggi tercatat di April dengan kemungkinan 21 orang meninggal akibat Covid-19. Jika vaksinasi booster berjalan dan 80 persen orang disiplin memakai masker, lagi-lagi angka prediksi kematian COVID-19 tercatat rendah, yakni berada di rentang 4 orang. Menyikapi prediksi IHME ini, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi tak bisa memastikan kemungkinan besar potensi Indonesia menembus 387 ribu kasus per hari di April 2022 mendatang.

Namun, jika melihat tingkat penularan Covid-19 varian Omicron saat ini, varian baru yang diidentifikasi pertama kali di Afrika Selatan benar-benar memicu peningkatan infeksi dua kali lipat di Indonesia. Meski banyak dari mereka adalah pelaku perjalanan luar negeri, transmisi lokal juga terus ditemukan. “Kalau varian Omicron bisa saja karena doubling time dan penularan yang cepat,” ungkap dr Nadia saat dihubungi detikcom Selasa (5/1/2022).

“Tetapi tidak ada prediksi yang tepat sampai saat ini,” sambungnya, meragukan akurasi prediksi kasus Covid-19 dari lembaga penelitian kesehatan global independen asal Washington University.

Di luar prediksi tersebut, dr Nadia kembali menekankan hal yang terpenting adalah menjaga protokol kesehatan tak kendor. Menurut dia, perlu disiplin menggunakan aplikasi PeduliLindungi demi menjaga tren kasus COVID-19 dan risiko penularan tetap rendah di ruang publik.

Terakhir, bagi mereka yang belum menerima vaksin COVID-19, agar segera divaksinasi sehingga terhindar dari kemungkinan kondisi parah saat terpapar COVID-19. “Yang penting cegah dengan protokol kesehatan dan disiplin pakai protokol kesehatan PeduliLindungi dan patuh, tidak lupa vaksinasi,” pungkasnya. (ris/map/dth)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/