24.4 C
Medan
Saturday, October 5, 2024

Urip, si Manusia Seribu Kutil Pernah Nikah, Lalu Cerai

Pak Urip, si manusia seribu kutil.
Pak Urip, si manusia seribu kutil.

TANGERANG , SUMUTPOS.CO – Pak Urip (55) yang sekujur tubuhnya dipenuhi oleh ribuan daging tumbuh seperti kutil ini ternyata penah menikah. Namun sayang pernikahannya tidak berlangsung lama.

“Saya pernah menikah satu kali dan belum memiliki anak, tetapi saya sudah bercerai. Sampai dengan sekarang saya hidup sendiri di rumah kontrakan ini,” kata Pak Urip pada wartawan, Jumat (5/2).

Ia menikah dengan Aya saat berusia 20 tahum. Keduanya bercerai bukan karena penyakit yang diderita Urip. Namun, karena masalah ekonomi.

Pak Urip juga menceritakan perihal penyakit yang sampai dengan saat ini dirinyapun tidak mengetahuinya. “Awalnya hanya tumbuh satu seperti kutil di leher, kecil sih. Kemudian semakin lama semakin banyak dan sampai dengan terlihat saat ini,” ujarya.

Dia juga menjelaskan kalau penyakitnya ini tidak mengganggu aktifitasnya sehari-hari. “Kulit saya tidak merasa gatal ataupun sakit, speerti biasa saja rasanya. Dan kalaupun dipencet-pencet juga tidak sakit kok,” jelasnya kembali.

Setelah ramai diberitakan, Seorang pengusaha asal Jakarta mendatangi rumah Urip yang sederhana. Dia memberikan bantuan kepada Urip yang mengidap neurofibromatosis.

“Saya senang karena masih ada yang peduli,” ujar Urip di kamar rumahnya yang sederhana di RT 1 RW 4 Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Tangerang, Jumat (5/2).

Urip terlihat senang atas kedatangan pengusaha berbaju putih di kamarnya yang sempit. Dia diberi uang senilai Rp 7,5 juta yang dibungkus amplop coklat. Uang untuk pengobatan dan biaya hidup sehari-hari Urip.

“Bapak sekarang nggak usah jualan dan menjadi pengatur lalin dulu, sembuh dulu ya Pak. Saya ke sini walaupun cuma bawa Rp 7,5 juta, sedikit. Tapi ingin lebih baik dari ini kan Pak?” ujar pengusaha yang enggan disebutkan namanya itu.

“Terimakasih, Pak,” jawab Urip.

Pengusaha itu tidak sendiri. Dia ditemani Kapolsek Jatiuwung Kompol Darmawan Karosekali. Pengusaha itu berpesan agar Urip memberitahu polisi jika ada yang ingin menemuinya. Hal ini bertujuan agar Urip tidak dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab.

“Saya jamin dan saya support, kalau nanti ada yang temui Bapak untuk memberi bantuan langsung hubungi Polsek dulu. Takutnya dimanfaatin sama orang,” tutur pengusaha itu.

Pertemuan antara Urip dan pengusaha itu berlangsung santai. Pengusaha itu memberikan beberapa pertanyaan pada Urip.

Pengusaha itu bertanya pada Urip mengapa tidak mengobati penyakitnya tersebut. Menurut Urip dia tidak memiliki biaya. Urip juga tidak memiliki ponsel, rekening bank, tidak bisa menulis dan membaca.

“Saya nggak sekolah sama sekali, nulis nama sendiri saja nggak bisa,” kata Urip.

Urip mengatakan KTP-nya sudah diambil oleh dokter kecamatan untuk ketentuan membuat BPJS. Dia masih menunggu BPJS untuk berobat. “Saya nunggu Pak Lurah saja soalnya KTP sudah diambil untuk membuat BPJS,” tutur Urip.

Urip selama ini bekerja sebagai pengatur lalu lintas dan penjual bensin. Dia tinggal sendirian di rumah yang sempit. Seperti diketahui, Pak Urip yang sehari-harinya sebagai pengatur jalan diperempatan Gajah Tunggal ini sekujur tubuhnya ditumbuhi kutil. Lelaki yang tinggal di Kampung Pasir Jaya RT 01/04, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang hanya bisa pasrah karena tidak tahu harus bagaimana untuk menyembuhkan penyakitnya itu.

Pak Urip, si manusia seribu kutil.
Pak Urip, si manusia seribu kutil.

TANGERANG , SUMUTPOS.CO – Pak Urip (55) yang sekujur tubuhnya dipenuhi oleh ribuan daging tumbuh seperti kutil ini ternyata penah menikah. Namun sayang pernikahannya tidak berlangsung lama.

“Saya pernah menikah satu kali dan belum memiliki anak, tetapi saya sudah bercerai. Sampai dengan sekarang saya hidup sendiri di rumah kontrakan ini,” kata Pak Urip pada wartawan, Jumat (5/2).

Ia menikah dengan Aya saat berusia 20 tahum. Keduanya bercerai bukan karena penyakit yang diderita Urip. Namun, karena masalah ekonomi.

Pak Urip juga menceritakan perihal penyakit yang sampai dengan saat ini dirinyapun tidak mengetahuinya. “Awalnya hanya tumbuh satu seperti kutil di leher, kecil sih. Kemudian semakin lama semakin banyak dan sampai dengan terlihat saat ini,” ujarya.

Dia juga menjelaskan kalau penyakitnya ini tidak mengganggu aktifitasnya sehari-hari. “Kulit saya tidak merasa gatal ataupun sakit, speerti biasa saja rasanya. Dan kalaupun dipencet-pencet juga tidak sakit kok,” jelasnya kembali.

Setelah ramai diberitakan, Seorang pengusaha asal Jakarta mendatangi rumah Urip yang sederhana. Dia memberikan bantuan kepada Urip yang mengidap neurofibromatosis.

“Saya senang karena masih ada yang peduli,” ujar Urip di kamar rumahnya yang sederhana di RT 1 RW 4 Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Tangerang, Jumat (5/2).

Urip terlihat senang atas kedatangan pengusaha berbaju putih di kamarnya yang sempit. Dia diberi uang senilai Rp 7,5 juta yang dibungkus amplop coklat. Uang untuk pengobatan dan biaya hidup sehari-hari Urip.

“Bapak sekarang nggak usah jualan dan menjadi pengatur lalin dulu, sembuh dulu ya Pak. Saya ke sini walaupun cuma bawa Rp 7,5 juta, sedikit. Tapi ingin lebih baik dari ini kan Pak?” ujar pengusaha yang enggan disebutkan namanya itu.

“Terimakasih, Pak,” jawab Urip.

Pengusaha itu tidak sendiri. Dia ditemani Kapolsek Jatiuwung Kompol Darmawan Karosekali. Pengusaha itu berpesan agar Urip memberitahu polisi jika ada yang ingin menemuinya. Hal ini bertujuan agar Urip tidak dimanfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab.

“Saya jamin dan saya support, kalau nanti ada yang temui Bapak untuk memberi bantuan langsung hubungi Polsek dulu. Takutnya dimanfaatin sama orang,” tutur pengusaha itu.

Pertemuan antara Urip dan pengusaha itu berlangsung santai. Pengusaha itu memberikan beberapa pertanyaan pada Urip.

Pengusaha itu bertanya pada Urip mengapa tidak mengobati penyakitnya tersebut. Menurut Urip dia tidak memiliki biaya. Urip juga tidak memiliki ponsel, rekening bank, tidak bisa menulis dan membaca.

“Saya nggak sekolah sama sekali, nulis nama sendiri saja nggak bisa,” kata Urip.

Urip mengatakan KTP-nya sudah diambil oleh dokter kecamatan untuk ketentuan membuat BPJS. Dia masih menunggu BPJS untuk berobat. “Saya nunggu Pak Lurah saja soalnya KTP sudah diambil untuk membuat BPJS,” tutur Urip.

Urip selama ini bekerja sebagai pengatur lalu lintas dan penjual bensin. Dia tinggal sendirian di rumah yang sempit. Seperti diketahui, Pak Urip yang sehari-harinya sebagai pengatur jalan diperempatan Gajah Tunggal ini sekujur tubuhnya ditumbuhi kutil. Lelaki yang tinggal di Kampung Pasir Jaya RT 01/04, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang hanya bisa pasrah karena tidak tahu harus bagaimana untuk menyembuhkan penyakitnya itu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/