JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Ruhut Sitompul menyatakan mundur sebagai Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Partai Demokrat. Bahkan, Ruhut Sitompul mengaku siap mundur dari DPR demi memenangkan Ahok-Djarot pada Pilkada DKI. Namun, meski belum mundur sebagai kader Partai Demokrat, namun Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto siap menampung “si Poltak” untuk kembali ke partai berlambang Pohon Beringin itu.
Setya Novanto tidak menampik adanya peluang bagi Ruhut untuk bisa kembali ke Partai Golkar. “Boleh, Partai Golkar selalu terbuka pada siapapun, apalagi Pak Ruhut kan saudara kita,” kata Novanto di sela-sela peresmian Kantor Dewan Pakar Partai Golkar di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Nelly, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (5/10). Hadir juga di acara itu Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono.
Pernyataan senada disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar DKI Jakarta, Fayakhun Andriadi. Dia mengatakan, Ruhut Sitompul yang sedang diproses di Komisi Pengawas Partai Demokrat akibat mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dalam Pilkada DKI Jakarta, bisa saja kembali menjadi kader Golkar.
“Ruhut kan dahulu Golkar. Memang Golkar ini antreannya panjang. Jadi kalau keluar antrean, balik lagi antre lagi,” kata Fayakhun di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Ia mencontohkan ketika sedang mengantre di kasir lalu keluar dari antrean, maka konsekuensinya tidak bisa langsung kembali ke posisi awal. Namun antrean ini akan berlaku saat ingin menjadi pengurus partai.
“Kamu di kasir antre, keluar terus balik mau ke situ lagi, yang lain marahlah. Mungkin secara etika ya tak ada jalur khusus,” kata Fayakhun.
Meski begitu, ia menegaskan, menjadi hak bagi warga negara untuk masuk partai politik. Termasuk mantan kader. “Apapun ada prosedurnya. Kalau Pak Ruhut mau masuk Golkar lagi itu hak, bisa. Apakah bisa masuk kepengurusan? Mesti dilihat daftar antrean kepengurusan seperti apa. Kalau ada yang antre dari dahulu akan complain. Kalau tidak ada yang complain sih silakan saja,” kata Fayakhun.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Golkar, Akbar Tanjung meminta kepada pengurus DPP untuk tidak serta merta menerima Ruhut apabila akan kembali lagi ke partai berlambang pohon beringin itu. “Kalau dia mau kembali ke Golkar, pengurus harus perhatikan betul apa alasan dia berhenti atau diberhentikan nanti,” jelas Akbar di Kantornya, Jakarta, Rabu (5/10).
Akbar tidak mau mundurnya Ruhut kembali terulang di Partai Golkar. Ruhut diketahui dekat dengan Akbar Tanjung sebelum akhirnya memutuskan pindah ke Partai Demokrat.
Sementara, Sekretaris Fraksi Partai Golkar Aziz Syamsuddin mengaku tidak ingin berandai-andai bahwa partainya bisa menampung Ruhut. “Setiap partai punya kebijakan masing-masing. Saya nggak berani mengomentari,” tutur Aziz saat dimintai tanggapan mengenai peluang Ruhut pindah ke Partai Golkar.
Menurut anggota Komisi III DPR ini, partai memiliki prosedur dan petunjuk akan pelaksanaan terkait penyaringan anggota baru. Setelah itu akan ada penilaian tertentu kepada si calon kader.
“Tentu kami ada prosedur dan juklak di dalam partai. Nanti kan dari bidang kepartaian dan organisasi yang akan menilai,” terang Aziz.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menilai, Ruhut merapat menjadi juru bicara tim pemenangannya di Pilkada DKI karena kedekatan anggota Komisi III DPR itu dengan Partai Golkar. Menurut Ahok, Ruhut adalah kader Golkar sejak 1999 hingga 2004. Dan Ruhut mengajukan sendiri supaya termasuk ke daftar anggota tim pemenangan yang telah diserahkan ke KPUD DKI, Selasa (4/10).
“Dia dekat dengan Golkar. Kayaknya dia yang mengajukan ke tim ini (pemenangan) untuk masuk,” ujar Ahok di Balai Kota DKI, Rabu (5/10).