25.6 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Berburu Pernak-pernik Imlek

Foto: Idris/Sumut Pos
Toko Acai Jaya di Jalan Brigjen Katamso, Medan, dipadati pembeli yang berbelanja pernak-pernik Imlek, kemarin.

SUMUTPOS.CO – Menjelang Perayaan Tahun Baru Imlek 2569 pada 16 Februari mendatang, warga Tionghoa di Medan telah berburu pernak-pernik. Sejumlah kios yang menyediakan kebutuhan perayaan etnis Tionghoa itu, mulai dipadati warga dalam menyambut pergantian tahun.

Salah satunya di Pasar Sukaramai Medan, yang tampak berdesakan. Mereka membeli kertas angpau, hiasan dinding, lampion merah, aksesoris gantungan kata-kata hoki, aneka bunga mei hua, jeruk mandarin dan lain sebagainya. Namun, dari ragam hiasan yang tersedia banyak dicari bergambar anjing. Sebab, Imlek kali ini merupakan tahun anjing.

Aseng, salah satu etnis Tionghoa yang ditemui saat berbelanja menuturkan, sengaja membeli pernak-pernik jauh hari sebelumnya agar persiapan perayaan Imlek bisa lebih maksimal. Selanjutnya, tinggal menghiasi rumah dengan pernak-pernik yang telah dibeli. “Saya beli lampion, lilin, dupa, pohon bunga, angpao, hiasan dinding hingga jeruk. Semuanya wajib disediakan agar perayaan Imlek lebih meriah,” tuturnya.

Menurut warga Jalan AR Hakim ini, menghiasi rumah dengan pernak-pernik tujuannya agar sepanjang tahun yang akan dilalui senantiasa berjalan baik dan sesuai harapan. Tak lupa juga, rezeki dapat berlimpah,” ucapnya.

Sementara, sejumlah pedagang  di pasar tradisional tersebut mengaku omzet penjualannya meningkat. Rata-rata peningkatan hingga 30 persen. “Umumnya mereka membeli lilin, dupa, kertas angpao, hiasan dinding, lampion, aneka bunga hingga jeruk,” tutur salah seorang pedagang mengaku bernama Amel.

Disebutkannya, untuk harga aksesoris imlek yang ditawarkan bervariasi mulai dari Rp15.000 sampai Rp100.000. Seperti misalnya, kertas angpao dijual Rp5.000 hingga Rp35.000. Kemudian,  bunga hiasan dijual Rp150.000 hingga Rp1jutaan”Setiap tahun permintaan terus meningkat. Tapi, tahun ini stok terbatas dikarenakan impor barang dari luar negeri dibatasi,” sebut dia.

Tak hanya pasar tradisional, toko pernak-pernik juga menjadi incaran warga Tionghoa. Salah satunya adalah Toko Acai Jaya yang berada di Jalan Brigjen Katamso, Medan.

Pemilik toko, Ali mengaku, sejak sebulan sebelum perayaan Imlek tiba sudah ramai yang membeli. Diperkirakan akan terus terjadi hingga akhir pekan ini.

“Pernak-pernak yang dijual merupakan hasil produksi dari para pengrajin UKM. Namun, ada juga beberapa yang impor,” tuturnya.

Ditambahkan dia, pernak-pernik yang dijual harganya tidak jauh berbeda pada umumnya. Namun, di tokonya tersedia cukup banyak ragam variasi sehingga menjadi salah satu pertimbangan untuk membeli. (ris/ila)

 

 

Foto: Idris/Sumut Pos
Toko Acai Jaya di Jalan Brigjen Katamso, Medan, dipadati pembeli yang berbelanja pernak-pernik Imlek, kemarin.

SUMUTPOS.CO – Menjelang Perayaan Tahun Baru Imlek 2569 pada 16 Februari mendatang, warga Tionghoa di Medan telah berburu pernak-pernik. Sejumlah kios yang menyediakan kebutuhan perayaan etnis Tionghoa itu, mulai dipadati warga dalam menyambut pergantian tahun.

Salah satunya di Pasar Sukaramai Medan, yang tampak berdesakan. Mereka membeli kertas angpau, hiasan dinding, lampion merah, aksesoris gantungan kata-kata hoki, aneka bunga mei hua, jeruk mandarin dan lain sebagainya. Namun, dari ragam hiasan yang tersedia banyak dicari bergambar anjing. Sebab, Imlek kali ini merupakan tahun anjing.

Aseng, salah satu etnis Tionghoa yang ditemui saat berbelanja menuturkan, sengaja membeli pernak-pernik jauh hari sebelumnya agar persiapan perayaan Imlek bisa lebih maksimal. Selanjutnya, tinggal menghiasi rumah dengan pernak-pernik yang telah dibeli. “Saya beli lampion, lilin, dupa, pohon bunga, angpao, hiasan dinding hingga jeruk. Semuanya wajib disediakan agar perayaan Imlek lebih meriah,” tuturnya.

Menurut warga Jalan AR Hakim ini, menghiasi rumah dengan pernak-pernik tujuannya agar sepanjang tahun yang akan dilalui senantiasa berjalan baik dan sesuai harapan. Tak lupa juga, rezeki dapat berlimpah,” ucapnya.

Sementara, sejumlah pedagang  di pasar tradisional tersebut mengaku omzet penjualannya meningkat. Rata-rata peningkatan hingga 30 persen. “Umumnya mereka membeli lilin, dupa, kertas angpao, hiasan dinding, lampion, aneka bunga hingga jeruk,” tutur salah seorang pedagang mengaku bernama Amel.

Disebutkannya, untuk harga aksesoris imlek yang ditawarkan bervariasi mulai dari Rp15.000 sampai Rp100.000. Seperti misalnya, kertas angpao dijual Rp5.000 hingga Rp35.000. Kemudian,  bunga hiasan dijual Rp150.000 hingga Rp1jutaan”Setiap tahun permintaan terus meningkat. Tapi, tahun ini stok terbatas dikarenakan impor barang dari luar negeri dibatasi,” sebut dia.

Tak hanya pasar tradisional, toko pernak-pernik juga menjadi incaran warga Tionghoa. Salah satunya adalah Toko Acai Jaya yang berada di Jalan Brigjen Katamso, Medan.

Pemilik toko, Ali mengaku, sejak sebulan sebelum perayaan Imlek tiba sudah ramai yang membeli. Diperkirakan akan terus terjadi hingga akhir pekan ini.

“Pernak-pernak yang dijual merupakan hasil produksi dari para pengrajin UKM. Namun, ada juga beberapa yang impor,” tuturnya.

Ditambahkan dia, pernak-pernik yang dijual harganya tidak jauh berbeda pada umumnya. Namun, di tokonya tersedia cukup banyak ragam variasi sehingga menjadi salah satu pertimbangan untuk membeli. (ris/ila)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/