31.7 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Jamaah Asal Sergai Masuk Adam Malik

Foto: Gatha Ginting/PM Seorang dokter RSU Pirngadi memperlihatkan pasien yang diduga mengidap virus MERS, lewat CCTV, Selasa (6/5/2014).
Foto: Gatha Ginting/PM
Seorang dokter RSU Pirngadi memperlihatkan pasien yang diduga mengidap virus MERS, lewat CCTV, Selasa (6/5/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang wanita paruh baya SHN (50) mendadak masuk ke RSUP H Adam Malik, Senin (5/5) sekitar pukul 16.30 WIB. SHN diketahui baru pulang umroh tanggal 2 Mei 2014 kemarin.

“Pasien dirujuk dari Rumah Sakit Umum Medistra Lubuk Pakam,” ujar Prof Dr Luhur Suroso, Ketua Departemen/SMF Paru RSUP H Adam Malik Medan, Senin (5/5).

SHN berangkat ke Tanah Suci pada tanggal 20 April 2014. Sepulangnya ke Tanah Air, SHN dirawat di RS Medistra Lubuk Pakam, Deli Serdang. Dia mengalami demam, sehingga dirujuk ke RSUP Adam Malik.

“Tiba di RSUP Adam Malik Senin (5/5) sekitar pukul 16.30 WIB. Kondisinya demam seperti flu biasa tapi leukosit dan trombositnya masih tinggi. Kondisinya tidak seburuk pasien suspect MERS yang meninggal dunia kemarin (5/5). Mereka juga berbeda penerbangan,” ujar Luhur.

Saat ini SHN masih dirawat di gedung Rawat Infeksius RSUP H Adam Malik, Medan. Namun, berdasarkan pemeriksaan lanjutan yang dilakukan, kondisi pasien ini masih baik.

“Kondisinya bagus, leukosit trombosit bagus tidak turun. Foto thorax juga bagus, tidak ada tanda-tanda pneumonia,” jelas Luhur, usai memeriksa SHN.

Terlihat dari jendela ruang rawat yang menghadap keluar, wanita paruh baya tersebut sedang duduk di atas tempat tidur. Dirinya pun tak tampak lemas sampai tak berdaya. Saat itu, SHN mengenakan baju terusan berwarna cokelat bercorak batik dan bertutup kepala berwarna merah jambu. Dia berasal dari Desa Liberia, Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai.

Di hari itu, Luhur menjelaskan mengenai pasien suspect MERS yang meninggal kemarin (5/5). Pasien berinisial KS tersebut awalnya mengalami demam tinggi, batuk, pilek dan sebagainya. Dari pelabuhan udara, pasien segera dibawa ke sini ke klinik. Karena kondisinya parah, akhirnya dibawa ke RSU Permata Bunda, Medan. Namun, pasien akhirnya dirujuk ke adam malik bagian IGD untuk dirawat ke Ruangan Gedung Rawat Infeksius seperti penderita-penderita yang terkena flu burung dan lainnya,” ungkap Luhur.

Luhur menghimbau agar mereka yang baru pulang dari umroh agar melihat apakah gejala yang ditimbulkan adalah gejala MERS. Jika hanya demam biasa, maka tidak ada yang perlu ditakutkan.

“Kalau demamnya tinggi sekali dan ada batuk-batuk sesak, segera periksakan ke poliklinik atau ke dokter terdekat. apakah ini merupakan gejala biasa saja atau tidak. Tapi kalau sudah tambah parah, segera ke rumah sakit. Bisa di kirim ke rumah sakit adam malik tempat perawatan kita di sini,”ujarnya

Luhur mengatakan para jamaah umroh yang sudah melakukan suntik vaksin bukanlah jaminan. Masker juga sangat penting dipakai oleh mereka. “Mereka yang pulang umroh ini harus waspada kalau ada gejala-gejala seperti demam tinggi, batuk, segeralah periksa. Jangan ditunda-tunda,”ujarnya.

Kemarin malam, pasangan suami istri SK (67) dan SU (52) menderita demam tinggi. Kini pasangan suami istri yang menetap di Deli Serdang itu sudah berobat ke dokter. Keduanya menderita demam sejak pulang umroh.

Setibanya di Medan (2/5) malam, kedua pasangan suami istri mulai merasakan demam tinggi.

Tim medis sudah melakukan pengambilan sampel atau swab tenggorokan dari pasien suspect Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) yang kini dirawat di Medan. Sampel itu dikirim ke laboratorium di Jakarta untuk memastikan apakah positif atau negatif.

Plh Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Sri Suryani Purnamawati menyatakan, sampel itu dikirim ke Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kementerian Kesehatan di Jakarta. Hasilnya akan diketahui dalam beberapa hari ke depan.

“Setelah beberapa hari akan segera dipastikan apakah MERS atau tidak,” kata Sri kepada wartawan di Kantor Dinas Kesehatan Sumut, Jalan HM Yamin, Medan, Selasa (6/5).

Sampel itu berasal dari pasien perempuan atas nama SHN (50), asal Serdang Bedagai, Sumut. Dia dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan, sejak Senin (5/5) hingga sekarang.

SHN merupakan jamaah umrah yang tiba di Bandara Kuala Namu, Deli Serdang, pada (2/5) sekitar pukul 09.00 WIB. Pemeriksaan awal pasien ini menunjukkan gejala yang mengarah ke MERS, namun kepastian belum diketahui hingga hasil uji laboratorium diperoleh.

Dinas Kesehatan masih melacak informasi tentang travel yang memberangkatkan SHN ke Arab Saudi, demikian juga anggota rombongannya yang lain. Identifikasi rombongan diperlukan untuk mengetahui ada atau tidak anggota jamaah lain yang menderita gejala sejenis. (cr-2/ran/wan/rud/smg)

Foto: Gatha Ginting/PM Seorang dokter RSU Pirngadi memperlihatkan pasien yang diduga mengidap virus MERS, lewat CCTV, Selasa (6/5/2014).
Foto: Gatha Ginting/PM
Seorang dokter RSU Pirngadi memperlihatkan pasien yang diduga mengidap virus MERS, lewat CCTV, Selasa (6/5/2014).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang wanita paruh baya SHN (50) mendadak masuk ke RSUP H Adam Malik, Senin (5/5) sekitar pukul 16.30 WIB. SHN diketahui baru pulang umroh tanggal 2 Mei 2014 kemarin.

“Pasien dirujuk dari Rumah Sakit Umum Medistra Lubuk Pakam,” ujar Prof Dr Luhur Suroso, Ketua Departemen/SMF Paru RSUP H Adam Malik Medan, Senin (5/5).

SHN berangkat ke Tanah Suci pada tanggal 20 April 2014. Sepulangnya ke Tanah Air, SHN dirawat di RS Medistra Lubuk Pakam, Deli Serdang. Dia mengalami demam, sehingga dirujuk ke RSUP Adam Malik.

“Tiba di RSUP Adam Malik Senin (5/5) sekitar pukul 16.30 WIB. Kondisinya demam seperti flu biasa tapi leukosit dan trombositnya masih tinggi. Kondisinya tidak seburuk pasien suspect MERS yang meninggal dunia kemarin (5/5). Mereka juga berbeda penerbangan,” ujar Luhur.

Saat ini SHN masih dirawat di gedung Rawat Infeksius RSUP H Adam Malik, Medan. Namun, berdasarkan pemeriksaan lanjutan yang dilakukan, kondisi pasien ini masih baik.

“Kondisinya bagus, leukosit trombosit bagus tidak turun. Foto thorax juga bagus, tidak ada tanda-tanda pneumonia,” jelas Luhur, usai memeriksa SHN.

Terlihat dari jendela ruang rawat yang menghadap keluar, wanita paruh baya tersebut sedang duduk di atas tempat tidur. Dirinya pun tak tampak lemas sampai tak berdaya. Saat itu, SHN mengenakan baju terusan berwarna cokelat bercorak batik dan bertutup kepala berwarna merah jambu. Dia berasal dari Desa Liberia, Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai.

Di hari itu, Luhur menjelaskan mengenai pasien suspect MERS yang meninggal kemarin (5/5). Pasien berinisial KS tersebut awalnya mengalami demam tinggi, batuk, pilek dan sebagainya. Dari pelabuhan udara, pasien segera dibawa ke sini ke klinik. Karena kondisinya parah, akhirnya dibawa ke RSU Permata Bunda, Medan. Namun, pasien akhirnya dirujuk ke adam malik bagian IGD untuk dirawat ke Ruangan Gedung Rawat Infeksius seperti penderita-penderita yang terkena flu burung dan lainnya,” ungkap Luhur.

Luhur menghimbau agar mereka yang baru pulang dari umroh agar melihat apakah gejala yang ditimbulkan adalah gejala MERS. Jika hanya demam biasa, maka tidak ada yang perlu ditakutkan.

“Kalau demamnya tinggi sekali dan ada batuk-batuk sesak, segera periksakan ke poliklinik atau ke dokter terdekat. apakah ini merupakan gejala biasa saja atau tidak. Tapi kalau sudah tambah parah, segera ke rumah sakit. Bisa di kirim ke rumah sakit adam malik tempat perawatan kita di sini,”ujarnya

Luhur mengatakan para jamaah umroh yang sudah melakukan suntik vaksin bukanlah jaminan. Masker juga sangat penting dipakai oleh mereka. “Mereka yang pulang umroh ini harus waspada kalau ada gejala-gejala seperti demam tinggi, batuk, segeralah periksa. Jangan ditunda-tunda,”ujarnya.

Kemarin malam, pasangan suami istri SK (67) dan SU (52) menderita demam tinggi. Kini pasangan suami istri yang menetap di Deli Serdang itu sudah berobat ke dokter. Keduanya menderita demam sejak pulang umroh.

Setibanya di Medan (2/5) malam, kedua pasangan suami istri mulai merasakan demam tinggi.

Tim medis sudah melakukan pengambilan sampel atau swab tenggorokan dari pasien suspect Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) yang kini dirawat di Medan. Sampel itu dikirim ke laboratorium di Jakarta untuk memastikan apakah positif atau negatif.

Plh Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Sri Suryani Purnamawati menyatakan, sampel itu dikirim ke Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kementerian Kesehatan di Jakarta. Hasilnya akan diketahui dalam beberapa hari ke depan.

“Setelah beberapa hari akan segera dipastikan apakah MERS atau tidak,” kata Sri kepada wartawan di Kantor Dinas Kesehatan Sumut, Jalan HM Yamin, Medan, Selasa (6/5).

Sampel itu berasal dari pasien perempuan atas nama SHN (50), asal Serdang Bedagai, Sumut. Dia dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, Medan, sejak Senin (5/5) hingga sekarang.

SHN merupakan jamaah umrah yang tiba di Bandara Kuala Namu, Deli Serdang, pada (2/5) sekitar pukul 09.00 WIB. Pemeriksaan awal pasien ini menunjukkan gejala yang mengarah ke MERS, namun kepastian belum diketahui hingga hasil uji laboratorium diperoleh.

Dinas Kesehatan masih melacak informasi tentang travel yang memberangkatkan SHN ke Arab Saudi, demikian juga anggota rombongannya yang lain. Identifikasi rombongan diperlukan untuk mengetahui ada atau tidak anggota jamaah lain yang menderita gejala sejenis. (cr-2/ran/wan/rud/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/